Prolog

67 14 3
                                    

Dan akhirnya aku gagal
aku jatuh hati karena terbiasa
lalu kamu pergi
dan aku sakit.

Disuatu hari yang gelap nan mendung, karin kembali bersedih sama seperti hari hari sebelumnya, dia merasa hidupnya tak cukup indah seperti layaknya makhluk hidup di dunia ini, dia merasa dirinya tak layak untuk menempati bumi, melihat indahnya langit dan menghirup oksigen yang segar pada pagi hari.

Lagi dan lagi dia melamun, menulis, menangis dan sesekali melihat ponsel genggamnya, ntah apa yang sedang ia lihat di ponselnya itu, yang pasti hari itu juga hari paling menyebalkan yang pernah dia rasakan, dia sakit, kecewa, perih, menusuk nusuk, ingin rasanya dia cabik hatinya agar semua yang ia rasakan menjadi mati rasa.

Ia segera menenangkan hati nya, membawa suasana hati nya yang mendung sama dengan cuaca saat itu menjadi cerah yang memiliki pelangi, ia ke dapur dan membuat coklat panas kesukaannya, ia segera menuju kamar dan termenung lagi di depan monitornya, ia berkata "buat apa aku hidup didunia? sementara orang terdekatku tidak menghiraukanku, orang yang ku kasihi tak peduli denganku, kapan diriku merasakan indahnya dunia sama seperti mereka? apakah memang di dunia ini bukan waktunya untuk diriku bersenang senang? apakah harus aku mati terlebih dulu baru aku merasakan kebahagiaan? kalau seperti itu yang terbaik, oke, aku ikhlas" ~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ketika ia berpikir seperti itu, dan akhirnya dia pergi ke atap rumahnya, rumahnya adalah rumah paling tinggi di komplek sana, tetapi tidak sangat lebar, hanya saja rumahnya tinggi menjulang.

Ia nekat untuk melompat kedasar rumahnya, ia tak tau lagi bagaimana cara mengakhiri hidupnya, yang dia tau saat itu, di kepalanya, ia mati dan hidup bahagia di Sana.

Di rumahnya hanya ada dia dan adiknya, kakak laki lakinya sedang keluar kota karena ada urusan pribadi yang harus di kerjakannya dan tak bisa di tinggalkan, sedangkan orang tuanya sudah cerai beberapa tahun lalu, pas disaat adiknya berumur 4 tahun, saat itulah orang tuanya bercerai, dan dia hanya tinggal bersama ibunya yang hanya sibuk dengan pekerjaannya sedangkan ayahnya sibuk juga dengan istri mudanya.

Disaat itu lah yang membuat dia bisa berpikir jauh hingga ingin mengakhiri hidupnya, untung saja ada tetangga komplek yang melihat saat Karin terjatuh dari atas rumahnya, dan langsung di bawa kerumah sakit, untung saja rumah sakit itu hanya beberapa km dari rumahnya.

-Rs Awal Bros-

Semua orang terdekat Karin datang ke ruangan IGD, mereka melihat Karin yang terkapar di tempat tidur rumah sakit. kakak laki lakinya pulang dan melihat adiknya yang sudah tak berdaya lagi, darah berceceran keluar, hingga Karin banyak kekurangan darah, tetapi saat itu juga darah di rumah sakit itu sedang kosong, darahnya Karin adalah AB, sedangkan kakaknya B, dan fisik kakaknya juga tidak stabil kalau untuk mendonorkan darah, sahabat sahabat Karin berdatangan, mereka juga membantu mencari darah ke rumah sakit lainnya.

Setelah beberapa lama, darah yang dibutuhkan pun dapat, dan dokter segera memasang selang di lipatan sikunya Karin, agar darah yang ada di kantung darah itu bisa terisi ketubuh Karin.

Beberapa hari kemudian, dokter masuk keruangan Karin, dokter hanya ingin memastikan bahwa Karin bisa di selamat kan atau tidak, dan jawaban dokter ragu, dia takut kalau Karin tak selamat, karena benturan keras yang ada di kepalanya sangat kuat, sehingga syaraf di otaknya tak lagi berfungsi, dan tubuhnya seketika tak dapat bergerah termasuk mata dan mulutnya, tetapi kata dokter dia bisa mendengarkan kita ketika kita berbicara padanya.

jangan lupa vote dan comment, biar outhor bakalan semangat nulisnya:*
follow ig: hudanurrafa21 & goresan.aksara21
kiss by me:*

Jodoh Yang Tertunda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang