LOVE AGAIN

3.9K 372 52
                                    

Part of you
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jungkook menyandarkan dirinya dibalik dinding toilet, laki-laki mungil itu mencengkram dadanya yang berdenyut nyeri. Jungkook sekarang berada di kantor kepolisian Seoul, ia baru saja mengantarkan makan siang untuk Arthur. Semua itu murni keinginan Jungkook sendiri, sedangkan Arthur sangat bergairah karena kekasih mungilnya seperti istri yang sangat mencintai suaminya. Mereka saling berbagi suapan dan tentunya ciuman serta gigitan di cuping manis Jungkook.

Arthur bahkan sempat menggigit pipi gembil Jungkook hingga pipi bocah itu memerah. Arthur hanya tidak bisa membedakan antara pipi Jungkook dan kue tteok yang laki-laki manis itu bawa. Sama-sama kenyal kata kapten polisi tersebut. Meh it's fucking reason capt.

Jungkook sebenarnya sudah dalam perjalanan pulangnya tapi bocah itu berbelok ke toilet untuk membilas lehernya yang sedikit lengket akibat saliva Arthur yang menetes ke leher dan bahunya saat kapten polisi itu mengukir tanda baru.

Laki-laki manis itu sedang berada di bilik toilet paling kiri saat percakapan dua orang polisi terdengar olehnya.

"Aku tidak percaya kapten lebih memilih slave itu daripada Sekyung-ssi."

"Suush, bisa mati kau sampai kapten dengar Dojin-ah."

"Tapi Minho-ya ini benar-benar tidak masuk akal, maksudku bocah itu di kasino bukankah jadi pelacur?"

"Ah molla, waktu istirahat kita sudah hampir habis. Aku tidak mau jika sampai kena marah Lucas sunbaenim."

Jungkook terpekur mendengar percakapan itu, bocah manis itu mengusap pelupuk matanya yang basah dan menggigit bibirnya untuk mencegah tangisannya keluar. Dua orang yang membicarakannya tadi adalah pria dewasa dan berprofesi sebagai polisi.
Ya Tuhan, apa yang bisa dibandingkan dengan dirinya yang berusia sembilan belas tahun dan semua kesialan yang menimpa hidupnya? Tidak ada yang bisa disombongkan dalam diri seorang Jeon Jungkook.

Perasaan Jungkook semakin gamang saat satu nama terlintas dalam pikirannya.

Arthur Dechlan.

Jungkook merasa sedih, hati laki-laki mungil itu semakin rapuh saat ia memikirkan kesulitan yang akan diterima Arthur karena dirinya ini.
Jungkook terisak kecil saat tangisannya tidak bisa ia tahan.

"Hiks... hiks...."

Jungkook tetaplah seorang remaja biasa walaupun ia mengalami takdir hidup yang sangat memilukan, semua itu tidak lantas membuat ia berubah menjadi seorang pria dewasa yang dapat mengatasi semua masalah dalam hidupnya. Banyak pertanyaan yang mendesak pikiran dan hati kecil Jungkook.

'Apakah ia pantas untuk Arthur?'

'Apakah Arthur malu jika ia menjadi kekasihnya?'

'Apakah Arthur jijik dengan dirinya yang kotor ini?'

'Apakah Arthur hanya merasa iba dengan dirinya?

'Apakah Arthur benar-benar mencintainya?'

Satu pertanyaan terakhir yang disuarakan oleh hati Jungkook itu menyentak seluruh akal sehatnya. Air mata laki-laki mungil itu mengalir dengan cepat saat kata-kata jahat itu terbesit dalam hatinya.
Jika Arthur tidak mencintaiku, aku harus bagaimana lagi Oh Yesus yang agung? Aku hanya punya laki-laki itu untuk bertahan dalam jalan-Mu.


FANTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang