0

524 25 5
                                    

Rahaja Briyananda Prakoso.

Rahaja Briyananda Prakoso

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya? Ikut ya?"

"Udah gue bilang, nggak."

Benar-benar perempuan yang satu ini, keras kepala sekali.

Harus berapa kali Ryan memohon agar temannya ini melunak dan memberi persetujuan kepadanya. Dari seminggu yang lalu ia buka percakapan tentang ini semua tetap saja Arsa memberi jawaban 'tidak' yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas, setidaknya bagi Ryan.

Padahal dia sudah menjelaskan juga, ini hanya meet and greet kecil kecilan yang tiketnya bahkan diundi hanya sebanyak 50 buah dari hasil penjualan CD yang juga bukan hasil mass product, hanya beberapa ratus keping saja. Jadi sebenarnya tidak bisa jadi alasan Arsa kalau ia takut seperti seperti 'konsumsi publik'. Hei, dia pernah muncul beberapa kali di video yang Ryan buat juga, kan?

"Ayo dong, Sa, mereka request kita berdua cover Hazy langsung katanya! And maybe a couple of new song that we have sing tapi belom pernah gue upload."

Ryan yang tetep gigih menatap Arsa dengan lekat, ia lihat alis gadis itu merengut saat dia menghela nafas sebelum menghisap minumannya sebentar lalu mengusak keningnya pelan. Ia mengangkat handphone-nya dan terdiam sebentar ketika mengetik sesuatu pada alat komunikasi itu. Perempuan itu berhenti sebentar lalu menyedot habis sisa minuman yang ada di gelasnya sebelum membuka suara lagi.

"Emang nggak bisa ajak yang lain? Wisnu atau Mas Surya, gitu?"

"Kalo Wisnu sih emang rencana ikut buat main iringan, gue udah ngomong ke dia Jumat kemarin dan dia udah mau ngosongin jadwal ngajar dia. Tapi kemarin gue tanya Mas Surya nggak bisa, dia kan udah mau pindah tugas ke Malaysia mulai bulan depan."

Sekali lagi perempuan itu menghela nafas. Bila sedang tidak dalam konteks serius, dia biasanya akan mengolok perempuan di hadapannya ini dengan berkata menyebalkan 'rileks aja dahinya, mengkerut mulu kayak alumunium foil bekas dipake.' sambil menepuk-nepuk pelan daerah dahi Arsa. Tapi mana berani lelaki itu sekarang? Bisa-bisa bukan cuma menolak untuk tampil menyanyi di meet and greet miliknya saja tapi menolak diajak duet lagi dalam berbagai kesempatan.

Oh, Ryan sungguh tidak ingin membuat kesempatan itu sirna.

Karena bernyanyi dengan Arsa selalu menjadi pengalaman yang berharga tiap kalinya. Nilai plus jika mereka menyanyikan lagu hasil ciptaannya sendiri. Lirik-liriknya yang sendu ataupun yang bersemi-semi sejatinya merupakan manifestasi perempuan itu sendiri, yang ia tuang pada secarik kertas dan mengalun menguar dari nada.

Dan mendapati lirik dan melodinya dinyanyikan oleh inspirasinya itu sendiri yang membuat egonya terpuaskan.

"Sa, ini kan sekalian dalam rangka 3 tahunan channel gue, gue harus kasih sesuatu yang spesial dong untuk yang udah dateng. Jadi gue mikir buat ngundang bintang tamu untuk nyanyi duet beberapa lagu bakal seru."

ScioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang