***
Belajarlah untuk mengerti meski kamu tidak dimengerti.- Alifa Fadheela -
***
"Al, kamu salin punya aku aja, kalo kamu ngerjain pasti lama,"
ucap Naina sesudah mendudukkan diri."Udah ah, kamu kelamaan mikir. Nih salin aja," sambung Naina sembari memberikan buku tugas Kimia-nya.
"Tapi-
"Nggak apa apa, Al. Sekali ini aja, biarin aku bantuk kamu, dan ini bukan nyontek kok! Cuma bantu kamu terbebas dari omelan pak Anto."
"Hmm, yasudah." jawab Alifa lalu mengambil buku ditangan Naina.
"Tapi entar kalo aku lupa ngerjain tugas gantian ya?" cengir Naina.
"Kalonya aku nggak lupa juga ya, Nai."
"Ihh.. Al, kalo aku lupa kamu harus ingat!" Alifa tertawa geli melihat tingkah sahabatnya Itu.
"Hai sahabat-sahabat ku tercinta!" sapa Dara mengalihkan perhatian keduanya.
Dara Atmajaya atau yang biasa dipanggil Dara adalah sahabat Alifa dan Naina. Ketiganya bersahabat sejak pertemuan lima tahun lalu pada kegiatan MOS di Sekolah Menengah Pertama, sampai saat ini.
"Assalamu'alaikum.." serempak Alifa dan Naina.
"Wa'alaikumsalam.. hehe, sorry gue lupa terus." sahut Dara.
"Aku!" lagi, keduanya berucap serempak.
"Gue- eh! maksudnya aku nyontek tugas kimia ya Al," jawab Dara sambil memperlihatkan gigi putihnya.
"Aku lupa ngerjain tugas Ra," balas Alifa.
"Serius Al? Nggak biasanya lo gini!" tanya Dara merasa tak percaya dengan apa yang Alifa katakan barusan.
Mulut Alifa sudah terbuka hendak bersuara, namun Dara kembali melanjutkan ucapannya.
"Lo abis dari mana sampai ketiduran Al? Lo jalan-jalan ya? Terus ketiduran karena capek! Ihh Alifa nggak ngajak-ngajak gue!" rengek Dara dengan bibir cemberut. Alifa baru saja ingin menjawab namun Naina lebih dahulu menyahut.
"Ihhh Dara.. Alifa itu nggak jalan-jalan, udah ah nanya mulu kamu, ini mending salin jawaban aku aja bareng Alifa, keburu masuk entar pak Anto!" sahut Naina merasa geram karena Dara terus saja bertanya sedari tadi, padahalkan waktu untuk menyalin tugas itu sisa sedikit.
"Apasih, Nai! Salah mulu gue!" balas Dara sedikit kesal.
"Diem, atau-
"Oke! gue diem!" Dara menutup rapat mulutnya sebelum Naina berubah pikiran dan tak mau memberinya contekan.
***
Setelah pulang sekolah Alifa tak langsung pulang ke rumah, melainkan memenuhi ajakan kedua sahabatnya untuk pergi kesebuah kafe yang resmi baru dibuka hari ini.
Kafe itu berada tak jauh dari tempat kuliah kakak kedua Dara. Andri Atmajaya. Oleh karena itu, Dara juga mengajak kakaknya untuk ikut serta.
"Al, kamu udah bilang sama Pak Harun 'kan?" tanya Naina saat berjalan menuju parkiran sekolah.
"Udah kok, Nai." jawab Alifa
"Al, lo boncengan sama gue aja ya?" ajak Dara saat sudah sampai diparkiran.
"Nggak bisa! kamu boncengan sama aku aja ya Al?" sahut Naina.
"Apaan sih kalian," Alifa terkekeh melihat kedua sahabatnya itu berebut untuk memboncengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alifa
Spiritual[ Spiritual ] Seperti bunga daisy; dia polos, indah dan setia Tatapannya meneduhkan, senyumnya menenangkan Bersama sabar dia menyusuri rumitnya labirin kehidupan Dia adalah kakak yang baik untuk sahabatnya Dia pendengar yang baik, namun tidak pernah...