| 05 | Fakta Baru

17 6 0
                                    

Karena selama masih waktu masih berputar, kesempatan masih mengintai, tidak ada yang tidak mungkin mengenai 'perbaikan' -

💎💎💎

Hari senin selalu menjadi hari yang buruk untuk semua murid seantero sekolah sejagat raya. Dimana harus berangkat pagi-pagi, upacara dibawah terik matahari, awal hari untuk belajar seharian setelah libur 2 hari.

Namun tidak bagi Meira. Apapun harinya, ia selalu menjalaninya. Bahkan, tidak peduli jika seharian mempelajari fisika dan matematika. Ya jelas, keturunan Einstein mah beda.

Meira melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.10,namun suasana kelas masih sepi, hanya ada beberapa murid yang sudah datang, dan mengisi waktunya dengan tidur.

"Heh diem aja lo. Kesambet dedemit baru tau rasa." Kayla setengah berteriak di telinga Meira yang tengah memainkan ponselnya tanpa minat. Dari tadi hanya scroll beranda tanpa merhatiin apa yang dilihat.

"Suara lo makin lama kayak toa masjid aja si. Udah pemanasan suara berapa oktaf lo?!" Sahut Meira tanpa menolehkan kepalanya. Matanya masih menatap jenuh ponsel ditangannya.

Kayla hanya tertawa kecil, lalu ia menyadarkan badannya ke kursi. "Minggu depan ada pensi. Anak IPS diwajibin ikut partisipasi,tapi gue males banget ya tuhan," kedua tangannya memegang kepalanya. "Btw, lo kan pernah ikut tahun lalu, kali ini lo mau ngapain buat pensi?"

Gerakan tangan Meira yang tengah sibuk scroll beranda terhenti. Berbicara tentang pensi, ia teringat dengan salah satu video pendek Veira, yang semalam ia lihat.

"Kali ini sebelum gue menyanyikan lagu favorit gue, gue mau cerita lagi. Tentang hari terbaik sekaligus terburuk bagi gue adalah saat pensi 2 bulan lalu. Tepat di hari ulang tahun sosok yang paling gue sayang, 2 Februari. Ada orang yang bilang, ketika orang yang lo sayang bahagia, lo bakal ikut bahagia. Itu betul. Bahagianya gue ketika ngeliat dia tersenyum dari atas panggung ketika seseorang yang ia harapkan untuk datang, menginjakkan langkahnya di sekolah."

"Orang yang gue sayang itu adalah orang yang putus asa, nggak punya mimpi. Bahkan untuk ikut pensi aja dari paksaan guru dan gue hehe. Tapi, ketika ngeliat dia tersenyum seperti itu rasanya hati gue seneng banget, bisa ngeliat dia sebahagia itu."

"Selesai pensi, dia mau ngenalin gue sama sosok malaikatnya. Namun, rasanya hati gue hancur ketika liat orang yang dianggap sosok malaikatnya itu. Sakit. Sakit banget. Kenapa dia? Kenapa bisa orang itu? Sejak saat itu hubungan gue renggang dengan orang yang gue sayang. Kenapa dunia harus sesempit ini tuhan?"

Meskipun Meira belum mengerti arti dari video itu, tapi Meira merasa video itu kaitannya dengan pensi. Karena pensi tahun ini dilaksanakan sama seperti pensi tahun kemarin, di tanggal 2 februari. Tapi, ia masih bingung, siapa 'orang yang disayang' yang dimaksud Veira? Siapa juga sosok 'malaikat si orang yang disayang Veira'? Ia masih belum mengerti.

"Woi! Tuh kan malah bengong, gue tanya."

Meira mengerjap mendengar panggilan Kayla. Ia memutar kesamping badannya dan menghadap ke Kayla. "Pensi tahun lalu, gue tampil apa si? Gue lupa." Ucap Meira dengan hati hati.

Kayla menegakkan badannya dan mengangkat kedua alisnya, "Serius, lo lupa? Harusnya lo inget dong, 2 februari itu kan hari ulang tahun Arga. Tahun lalu, lo itu seneng banget kan pensinya pas di hari ultahnya Arga, dan lo juga tampil di panggung, nyanyi dengan suara cetar lo sebagai kado buat Arga. Masa si lo lupa?" Kayla hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

EscolhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang