| 06 | Cinta & Amarah.

16 5 3
                                    

"Bahkan, hati yang tak memiliki tulang pun, bisa merasakan patah." -

💎💎💎

Dari banyaknya manusia dibumi, dari milayaran jiwa penduduk Indonesia, dari banyaknya jumlah siswa di sekolah, kenapa Meira harus dipertemukan dengan orang ini, yang menjadi partner belajarnya.

Sepertinya ia harus menjalani kutukan sampai hari olimpiade tiba untuk selalu berdua dengan orang ini.

"Masih ga percaya gue. Gue kira otak lo itu sama kayak kelakuan lo."

Sekolah sudah mulai sepi, hampir semua murid dan guru sudah kembali ke rumah masing-masing, namun tidak bagi Meira yang masih harus terjebak di perpustakaan bersama cowok gila di depannya ini.

Sebenarnya ia tidak masalah jika harus sampai menginap di perpustakaan sekolah, apalagi dipenuhi buku seperti ini, surga dunia baginya. Tapi, ia harus menerima kenyataan harus bersama cowok dihadapannya, yang selalu membuat mood nya jongkok.

"Makanya lo tuh jangan ngeliat orang cuma penampilan, penampilan itu menipu. Ada orang yang terlihat bahagia selalu, tapi dibelakang suka nangis tersedu-sedu."

Meira menatap datar, "lo curhat?"

"Enggak, cocok buat lo, lo begitu kan?" Arga tersenyum kecil, tangannya mulai membuka buku fisika setebal hampir 5 cm. "Tapi belakangan ini kayaknya lo udah jarang nangis, perasaan lo udah membaik?" Tanyanya tanpa melihat Meira. Matanya masih pokus mencari halaman buku yang akan ia ajari ke Meira.

Meira terdiam. Kini ia tambah yakin, Veira sangat dekat dengan cowok sangar ini. Tidak mungkin cowok ini bisa tahu perasaan Veira yang berhasil ia tutup dari siapapun, bahkan Meira tidak tahu apa-apa.

Ditambah lagi, pasti keduanya menyimpan rahasia. Meira sudah lama berusaha menahan untuk bertanya rahasia apa saja yang disimpan keduanya, namun aneh bukan kalau dia bertanya hal seperti itu ke Arga, yang jelas-jelas kini ia tengah berstatus sebagai Veira?

Dan yang masih ia pertanyakan, apa alasan mereka berdua putus? Kalau perkataan Kayla benar, apa tujuan Arga mengejar Veira kembali? Dan tentu saja, Dimana Veira sekarang?

"Ga, lo sebegitu cintanya sama gue?" pancing Meira, ia harus memancing Arga agar cerita semua masa lalu nya dengan Veira.

Arga menatap manik mata cewek di depannya, "Lo ngeraguin perasaan gue?"

Meira membuka mulutnya untuk bersuara, tapi ia sendiri bingung akan menjawab apa.

"Lo tau Vei? Sejak pensi tahun lalu, sejak kita pisah dan menjauh, gue tersiksa. Perasaan gue untuk lo serasa harus dipaksa dibunuh. Gue pikir selama kita saling jauh, lo juga ngerasain hal yang sama kayak gue, tapi setelah gue perhatiin selama ini, kenapa gue ngerasa cuma gue yang berharap lebih?" Meira terdiam. Ia tahu Arga bicara seperti ini ditujukan untuk Veira. Tapi, kenapa ia jadi merasa bersalah?

"Lo tuh segalanya buat gue Vei. Gue udah nggak peduli tentang masalah itu. Yang gue urusin sekarang adalah tentang hubungan kita, gue udah gak peduli apapun yang hambat hubungan kita. Cuma lo orang yang gue percaya Vei, tapi kenapa lo nggak percaya sama gue?" Ucap Arga dengan lirih membuat Meira tambah bungkam.

"Gu.. Gue.. Gue nggak.." Meira tergagap, matanya tidak berani menatap manik mata cowok di depannya.

"Santai aja Vei. Sorry, gue jadi ngegas sendiri, mending kita lanjut belajar demi Meira." Jawab Arga sambil tersenyum kecil.

Meira melanjutkan belajarnya, meskipun tanpa belajar pun ia bisa memperoleh peringkat 1. Perasaannya masih berantakan, semuanya jadi semakin rumit. Tapi, kini ia harus singkirkan dulu perasaan kepo tentang hubungan Arga dan Veira, ia harus ingat tujuan utamanya untuk mencari keberadaan Veira.

EscolhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang