3

21 1 0
                                    

Zahwa, kalau kuliah kamu nggak begitu sibuk, kamu pulang ya. Nek Imah meninggal. Sebelum meninggal, beliau mencarimu

     Mataku menatap tajam kata-kata di layar mungil itu. Aku sampai nggak bisa mengalihkan perhatianku darinya.

     Maaf ya, Mba, Zahwa nggak bisa pulang sekarang, karena ada ujian, dan ngga ada ujian susulan. Nanti setelah itu insyaallah langsung pulang

     Setelah itu aku mengambil ransel dan bergegas meninggalkan rumah.
Kepalaku rasanya mau pecah mikirin soal Nek Imah. Sampai aku lupa dan tak memikirkan kekhawatiranku soal kejadian kemarin.

     Sesampainya di kampus, aku nggak peduli walau beberapa mahasiswa melirikku dengan lirikan iri, menggoda, bahkan melecehkan.

     Tanpa tersenyum, aku berjalan menuju kelas. Ama sahabatku bingung melihat sikapku. Ia mengira aku masih terpikir soal kejadian kemarin sore yang sudah menyebar menjadi gosip.

     Selama ujian pun aku nggak bisa berkonsentrasi, pertanyaan yang ada pun kujawab sebisaku.

     Waktu dua jam berjalan begitu lamban, tak seperti biasanya. Seusainya, aku pun bergegas pulang.

Seulas Senyum Untuk ZahwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang