Kisah tentang Si Pembunuh bayaran, Mark Lee yang bertemu dengan lelaki yang memiliki rasa simpati yang tinggi, manja dan juga keras kepala, Lee Haechan.
Warn :
• Bxb
• Bahasa sedikit kasar
• Typo berkeliaran
• 17+ terkadang
Kepedihan, kekecewaan, kebingungan, kemarahan dan keputus asaan yang dapat merubah seorang malaikat menjadi iblis yang kejam
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Bagaimana kalau nanti sore kita pergi keluar untuk jalan jalan, apa kau mau haechan?"
Jaemin sedikit menundukan badannya agar sejajar dengan haechan dan dari rautnya ia sedang menunggu jawaban dari haechan, sedangkan mark? Dia memilih diam ditempat yang lebih jauh.
Haechan yang merasa ditatap serius oleh jaeminpun mendekatkan wajahnya ke wajah jaemin sehingga jarak wajah mereka sangat dekat dan itu membuat mark maupun jaemin kaget karena tindakan haechan.
"Tentu saja channie mau Jaemin ya!! Tapi channie harus minta izin dulu kepada mark hyung ne!" Bisik haechan sambil mengedipkan matanya kearah jaemin.
Haechan memundurkan kepalanya dan menoleh ke tempat mark berada, dengan larian kecil haechan mendekat kearah mark.
"Mark hyungg!!" Panggil haechan dengan intonasi manja yang membuat mark sedikit terkekeh mendengarnya, tangan haechan memainkan dasi mark
"Apa boleh channie pergi bersama jaeminie?" Mohon haechan, berharap mark akan luluh dengan puppy eyes andalannya.
"Apa yang akan aku dapatkan kalau aku memperbolehkanmu pergi bersama jaemin?" Ucap mark sembari tangannya mengangkat dagu haechan untuk menatap matanya.
Haechan menatap mark polos, sedangkan mark menatapnya dengan tatapan gemas. Oh ayolah siapa yang tidak gemas kepada haechan, lelaki yang mirip seperti pudu ini.
"Channie akan membelikan hyung banyak makanan ne!" Ucap haechan mantap sambil menampilkan cengiran lebarnya.
"Tapi hyung harus memberikan channie uang dulu agar channie bisa membelikan hyung banyak makanan" lanjut haechan.
"Dasar kau ini, untuk kali ini ku izinkan kau keluar bersama jaemin tapi untuk selanjutnya tidak akan semudah itu channie"
Setelah berkata seperti itu mark mengelus kepala haechan pelan lalu berjalan melewati haechan dan menghampiri jaemin.
"Baiklah Na jaemin jaga haechan baik baik jangan sampai lecet, aku mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkannya" ucap mark didepan jaemin.
"Tch tanpa kau suruhpun aku akan menjaganya bodoh, pergilah nyonya kim sudah menunggumu di ruanganmu"
Setelah mendengar ucapan jaemin, mark langsung berjalan keluar kamar sebelum ia benar benar keluar mark menolehkan kepalanya kearah haechan lalu menatapnya dalam beberapa detik yang dibalas tatapan polos oleh haechan.
"Pergilah sekarang Mark atau kau akan mendapat masalah" ucap jaemin, ia mendorong mark untuk keluar dari kamar lalu menutup pintu kamar tsb.
"Nana ya!!"
Jaemin yang awalnya menghadap pintupun berbalik arah menghadap haechan, ia menatap haechan bingung.
"Nana? Siapa itu?" Ucap jaemin bingung, ia melangkahkan kakinya mendekat ke haechan yang sedang duduk dikasur.
"Kamu! Mulai sekarang channie akan memanggilmu Nana!!" Seru haechan senang dan menarik jaemin untuk duduk didekatnya.
"Menggelikan sih tapi tidak buruk juga, daan sekarangg..- huupppp~"
Jaemin mengangkat haechan dan mendudukan haechan dipangkuannya. Haechan yang diperlakukan seperti itu hanya tertawa pelan.
"Waahh Nana kuat hehe channie sukaa!!" Ucap haechan yang membuat jaemin tertawa gemas.
"Terima kasih. Sekarang apa yang akan kita lakukan hm? Ini masih siang dan diluar sangat panas kita keluarnya agak sorean saja ya channie?"
Haechan yang mendengar ucapan jaemin hanya menganggukan kepala dan tetap memeluk jaemin sambil mencari posisi nyamannya dipangkuan jaemin.
"Channie bisa kau ceritakan bagaimana kau bisa di tempat pelelangan itu? Dan dari mana asalmu?"
Ucapan jaemin membuat haechan melepaskan pelukannya pada leher jaemin, jaemin terkejut melihat perubahan mimik haechan, matanya kosong menatap jaemin, tidak ada senyuman atau cengiran bahagia yang ada hanya raut datar tanpa ekspresi. Apa jaemin salah berkata?
"Apa maumu? Dan apa untungnya untukmu jika aku memberitahukan semuanya kepadamu Na Jaemin?" . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.