"calon" ucap Irene setengah berbisik
"Buk- aww" sebelum Seulgi menyelesaikan ucapannya, Irene menginjak kaki Seulgi yang berada dibawah meja, menyuruhnya untuk diam
"Itu sakit Irene" ucap Seulgi sambil berbisik dengan tangan kanan yang mengusap kaki malangnya.
"Kalian romantis sekali" ucap temannya yang bertubuh jangkung, Irene menunjukkan cengirannya
"Tentu." Seulgi hanya diam, merasakan sakit yang tak kunjung reda. Apanya yang romantis?
"Ah iya kita belum berkenalan." Ucap seorang wanita dengan sedikit aksen Aussie-nya, gadis disampingnya mengangguk, menyetujui. "Aku Rose, tapi jangan panggil aku mawar ya, aku tidak menjual bakso boraks, sungguh." Ucapannya diiringi tawa garingnya
"Aku Park Sooyoung. Tapi, teman-temanku biasa memanggilku Joy. Tapi, khusus untukmu, kau bisa memanggilku sayang" Seulgi terkekeh, sedangkan Irene sudah memicingkan matanya. Membuat Joy tertawa kikuk. "Oke-oke, maafkan aku Rene. Aku hanya bercanda, jangan menatapku seperti itu. Kau mengerikan, kau tau?" Ucapan Joy membuat semua orang menahan tawa
"Apa aku juga harus memperkenalkan diri?" Tanya gadis dengan mata kucing, Seulgi menaikkan sebelah alisnya. "Ayolah, jangan berpura-pura tidak mengenalku. Apa kau tidak pernah menonton televisi? Atau kau tidak pernah membuka internet?" Tanya orang itu yang membuat Seulgi semakin bingung
"Sudahlah Jen, kau memang tak seterkenal yang kau bayangkan" potong gadis jangkung yang bernama Joy tersebut
"Tidak Joy, bagaimana mungkin dia tidak mengenalku?" Orang itu mengerucutkan bibirnya
"Benar apa kata Joy, tolong kurangi kepercayaan dirimu yang berlebihan itu" kini Rose yang menimpali, orang tersebut makin memajukan bibirnya
"Fine, aku Jennie. Jennie Kim" ucap orang itu penuh penekanan. "apa mungkin kau tak mempunyai televisi? Ayolah.." Jennie berfikir. "Siapa namamu?" Lanjut Jennie
"Seulgi. Kang Seulgi" jawab Seulgi singkat
"Baiklah, begini ya Kang.." ucapan Jennie dipotong oleh Irene dengan cepat
"Tolong panggil dia Seulgi" datarnya.
"Apa masalahnya dengan Kang?"
"Aku merasa ikut terpanggil" semua orang disana menatapnya heran. "Iya, dengar ya. Bukankah jika menikah, aku harus mengganti namaku?"
"Woah, agresif sekali nyonya Bae ini" ucap Jennie diikuti tawa dari teman-temannya
Wajah Seulgi memerah, entah malu atau apa. Yang jelas wajahnya sangat merah sekarang
"Baiklah, Seulgi. Begini ya, kau tidak pernah menonton televisi?" Ucap Jennie setelah tawanya mereda, Seulgi menggeleng
"Apa segitu sibuknya dirimu?" Tanya Joy menimpali
Seulgi menggeleng "hanya saj-" Seulgi terpaksa menelan kata-katanya yang belum sempat terucap. Karena, ponsel Irene berdering.
Irene melirik ponselnya lalu menggeser tombol merah.
"Ada apa? Kenapa kau tidak menjawab?" Tanya Jennie, Irene menggeleng
"Tak apa, hanya sesuatu yang tak penting" semua yang disitu mengangguk, kecuali Seulgi. Dia hanya memandang Irene dengan tatapan kosong
"Kau mau memesan sesuatu?" Tanya Rose kepada Irene, Irene menggeleng
Irene melirik jam yang melingkar ditangannya. "Ku rasa aku harus pergi" Irene bangkit dan menarik tangan Seulgi.
"Kau bercanda?" Tanya Jennie, "kau baru saja bergabung Irene" lanjutnya
"Maaf, tapi ada hal yang harus aku lakukan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing In The Rain (End)
FanfictionHujan bikin sakit atau bikin bahagia? Atau malah bikin rindu?