bertemu?

1.2K 156 66
                                    

Teriknya matahari siang itu membuat siapapun ingin berteduh.

Tidak dengan Seulgi, topi yang setia berada diatas kepalanya pun tak membantu. Namun, dengan lesunya dia terus berjalan, perutnya kosong. Dia lapar

Disamping trotoar tempatnya berjalan, banyak rumah makan. Dari mulai yang sederhana sampai yang mewah. Tapi, apalah dayanya, dia masih belum mendapatkan uang. Seulgi terpaksa menahan laparnya

Perlahan teriknya matahari digantikan oleh Awan yang mulai menghitam. Gemuruh langit saling bersahutan, orang-orang mulai berlarian

Seulgi masih berjalan dengan lemas. Sejujurnya, ia benci hujan. Ia benci jika bajunya harus basah, itu artinya dia harus memakai baju basah.

Seulgi mencari uang yang jaraknya harus menempuh 1 jam untuk sampai dirumahnya, itulah mengapa Seulgi membenci hujan.

Rintikan hujan mulai turun, semakin lama semakin deras. Namun, tiba-tiba hujan berhenti dengan sekejap. Pandangan Seulgi terangkat, menatap jalanan depan yang masih bisa dilihat jelas bahwa disana masih ada rintikan hujan

Seulgi menoleh kearah samping kanannya, perempuan dengan Surai hitam dan mata besar yang cukup membuatnya termenung beberapa detik, menikmati keindahan ciptaan Tuhan yang luar biasa indah itu.

Perempuan itu memegang payung untuk menutupi dirinya dan Seulgi, tatapannya datar.

"Kau gila? Ini hujan deras, dan kau hanya diam mematung disini." Perempuan itu berucap.

Seulgi menaikkan sebelah alisnya bingung. "Kau siapa?" Reaksi yang wajar ketika tiba-tiba saja orang asing datang dan mengomeli kalian.

"Jangan banyak bertanya, ikutlah denganku" perempuan itu menarik Seulgi memasuki salah satu rumah makan yang ada disana

"Kau lapar?" Tanya Irene setelah mereka mendapatkan tempat duduk.

Seulgi mengangguk. "Tapi aku tak mempunyai uang sepeser pun." Irene tersenyum melihat kepolosan Seulgi

"Pesanlah, aku yang akan membayarnya"

Kata-kata tersebut membuat wajah Seulgi yang tadinya ditekuk kini terlihat antusias

"Benarkah?" Tanyanya girang, namun beberapa detik kemudian Seulgi menyipitkan matanya.

"Siapa kau? Sebenarnya apa yang kau inginkan?" Tanya Seulgi penuh selidik

"Aku Bae Joohyun, kau bisa memanggilku Irene jika kau mau." Irene menghentikan ucapannya ketika pelayan datang dan memberikan buku menu. "Dan aku mau kau" lanjutnya pelan, tapi Seulgi yakin dia mendengar itu

"Huh? Maaf, apakah aku kelewatan sesuatu? Apa kau berkata sesuatu?" Irene mengangkat pandangannya dari buku menu.

"Tidak, kau mungkin salah dengar." Irene menyodorkan buku menu kearah Seulgi. "Sekarang pesanlah, jangan banyak bicara. Aku tau kau lapar" Seulgi hanya mengangguk

Setelah itu Seulgi memesan beberapa makanan.

"Kau tidak makan?" Tanyanya. Memang, Irene hanya memesan segelas blue ocean.

"Tidak, aku sudah kenyang. Dan bisakah kau memberi tau ku siapa namamu?"

"Aku Kang Seulgi, orang biasa memanggilku Seulgi" ucapnya. "Apa alasanmu mengajakku makan?" Seulgi balik bertanya

Mereka diam, karena pelayan membawakan pesanan mereka dan menaruhnya diatas meja

"Terimakasih" ucap Irene setelah pelayan tersebut selesai. Pandangannya kembali kepada Seulgi.

"Tak ada alasan khusus, hanya.." Irene menggantung kalimatnya. "Seulgi, what if i told you, i like you?"

"Uhuk" Seulgi tersedak makanan yang baru saja akan melewati tenggorokannya. Irene menyodorkan air kepada Seulgi, setelah selesai minum. Seulgi sedikit berdehem, menetralkan suaranya yang mungkin akan terdengar aneh setelah tersedak.

Dancing In The Rain (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang