5 (END)

1.7K 157 73
                                    

Gagal April mop-in kalian. Hahaha.

Untuk nambah feel-nya, sekalian dengerin lagu diatas ya. Let her go

_____________________________________________

Semakin hari, keadaan Seulgi semakin membaik. Hari ini, Seulgi diperbolehkan untuk pulang.

Irene mengajak Seulgi untuk tinggal bersamanya, supaya bisa merawatnya katanya.

Seulgi memperhatikan jendela luar, Irene sibuk dengan ponselnya, sedangkan sang supir tengah fokus menyetir.

Langit mendung, suasana dalam mobil itu menjadi sangat dingin. Irene melirik Seulgi dari ujung matanya, ia tau Seulgi kedinginan.

"Pak, tolong matikan AC nya" suara Irene membuat Seulgi menoleh.

"Mau langsung pulang atau makan dulu?" Tanya Irene seraya menoleh.

"Aku mau bermain hujan denganmu. Boleh?" Irene menaikkan satu alisnya

"Sejak kapan kau menyukai hujan?"

"Sejak kau menyukainya"

Irene mengangguk, "tapi untuk apa? Untuk apa kita bermain hujan?"

"Tidak ada alasan khusus. Hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu dan menemanimu bermain sesuatu yang kau sukai"

Senyum Irene mengembang begitu saja. "Oke, tapi hujan belum turun"

"Kalau begitu, kita tunggu turun"

"Deal"

Benar, tak menunggu waktu lama. Hujan turun deras, sangat deras.

Irene dan Seulgi benar-benar bermain dibawah guyuran hujan.

Mereka menari, melompat kesana kemari. Mereka bahagia.

Mereka bermain dengan sesekali saling mencipratkan air. Irene senang, begitu juga Seulgi.

Sampai, Seulgi menahan tangan Irene, mereka berhenti, tawanya perlahan menghilang. Seulgi menatap Irene dalam.

Irene baru sadar, ternyata wajah kekasihnya itu lebih bercahaya dari biasanya.

"Astaga!" Pekik Irene tiba-tiba. Membuat Seulgi terkejut dan melepaskan genggamannya. "Hidungmu! Hidungmu berdarah Seulgi!" Pekik Irene kembali, lalu menarik tangan Seulgi untuk masuk kedalam rumah. Namun, Seulgi menahannya, membuat Irene menoleh dan menatap Seulgi bingung.

Seulgi menggeleng lemah

"Tak apa, hujan ini akan segera menghapusnya." Seulgi tersenyum. Irene merasa, Seulgi sangat susah diraih. Padahal, kenyataannya jarak mereka hanya selangkah. Tapi, Irene merasa Seulgi sangat jauh.

Pendanaan Seulgi perlahan mengabur. Kepalanya terasa sakit yang teramat, pandangannya semakin lama semakin gelap. Dia bisa mendengar suara khawatir Irene. Namun, dia tak mampu untuk menjawabnya.

Tubuhnya jatuh keatas tanah tanpa sempat Irene tahan.

~~~

Seulgi sedang berada didalam ruang rawat, dokter sedang memeriksa. Irene sedari tadi menggigit jarinya dengan air mata yang terus meluruh. Bahkan, Irene belum sempat mengganti bajunya. Baju yang tadinya basah kuyup, kini terlihat kering berkat AC yang menusuk kulit putihnya.

Dikanan dan kirinya terdapat Taeyeon dan Tiffany yang berusaha menguatkannya.

Setelah penantian sekitar 3 jam, akhirnya dokter keluar.

"Bagaimana?" Todong Irene cepat.

Dokter tersebut menatap Irene sendu. "Dikepalanya masih ada sisa sel kanker yang tersisa." Jelasnya

Dancing In The Rain (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang