Chapter 28 : Percayalah.

1.9K 108 2
                                    

•••

Bang Sihyuk memesankan ruangan pribadi dan benar-benar khusus untuk kami, agar liburan kami tidak terganggu oleh Army. Ruangan berbau mawar dan berbalut wallpaper merah keemasan ini menambah kesan elegan dan mewah, di setiap sudut ruangan juga sudah ada penjaganya.

Baru saja satu langkah memasuki ruangan itu, aku dan Taehyung hyung sudah di sambut hangat dan manis oleh karyawan hotel itu, mereka mengantarkan kami ke meja yang ada para member lainnya.

Mereka terlihat tengah menikmati sarapan pagi yang tadi pagi sempat tertunda, perut milikku bergejolak ingin diisi kala melihat mereka mengunyah dengan lahap.

"Jungkook kemarilah!" panggil Jimin, mengaba-aba kan tangannya untuk duduk di sampingnya.

Aku sih mau-mau aja, tapi hanya satu yang jadi masalahnya adalah yang duduk di samping kiriku adalah Gillwoo hyung. Bisa-bisa keringat dingin mengucur lagi, nih...

Walaupun aku takut, namun aku harus melawan rasa takut itu dan menghindar agar rasa takut itu tidak benar-benar memasuki benakku.

Aku mengambil seporsi Daging dan Kimchi, rata-rata makanan disini terbuat dari bahan Seafood. Sebenarnya aku tidak pernah mengatakan kepada mereka bahwa aku, sedikit alergi dengan bahan makanan itu.

Sesaat menduduki kursi itu, hawa dingin menusuk ke tulang-tulung ini membuatku terdiam seketika. "Ada apa? Apa ada masalah, Jung?" tanya Jimin hyung saat melihatku yang tidak menyentuh makanan itu sama sekali.

"Ahah, tidak apa-apa... Nasfuku seketika menghilang begitu saja untuk makan, aku ke kamar mandi dulu yaa, hyung..." ucapku tersenyum untuk meyakinkan dirinya, bahwa aku baik-baik saja. Memang benar kenyataan yang sebenarnya aku jauh dari kata baik-baik saja, namun aku tidak ingin menghancurkan liburan ini hanya karena diriku yang tampak lemah.

"Mau hyung temani?" Tawar Gillwoo hyung, dengan tatapan mata yang sulit di artikan. Bagiku tatapan itu terlihat benar-benar menakutkan.

Aku menggeleng pelan atas tawarannya, lalu menepis dengan kasar tangannya. "tidak! Terima kasih..." setelah mengucapkan beberapa patah kata yang membuat suasana ruangan itu seketika menjadi tegang dan dingin, aku berlalu cepat tanpa mengucapkan sepatah katapun setelah itu.

"Maafkan, dia Gillwoo hyung... seperti yang kau lihat moodnya lagi buruk, sejak tadi pagi." ucap Jin meminta maaf atas perilaku Jungkook yang begitu kasar.

Gillwoo tersenyum tipis, "ahh, tidak apa-apa..." jawabnya, setelah itu keadaan ruangan itu begitu hening dan sepi. Suasana dingin dan mencengkam menyeruak ke kulit bahkan masuk ke tulang mereka.

Mungkin hanya si bungsu yang dapat membalikkan keadaan jika sudah begini, namun apa jadinya jika si bungsu lah yang memulai suasana seperti ini? Tidak ada kata-kata manis dari nya ataupun candaan dari nya.

Kami menikmati acara menyantap sarapan pagi itu dengan keadaan dan suasana yang hening, hanya ada dentingan suara sendok dan garpu yang saling bergesekan.

Sudah dari 7 menit yang lalu, aku sudah kembali dan duduk bersama mereka, dari acara menetralisir kan fikiranku.

[Flashback On.]

Dengan langkah lebar dan dengan cepat aku memasuki kawasan toilet, mungkin karena ini ruangan pribadi yang hanya di pesan untuk kami, jadinya bahkan di toilet pun sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Aku membasuh wajah milikku menggunakan kedua tangan milikku sebagai wadah menampung air, setelah membasuh wajah. Aku hanya bisa terdiam menatap cermin itu, terkadang terlintas di benakku ketika aku bercermin terlihat seperti horror.

Myself | ☘ •JJK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang