A : prolog

230 20 2
                                    

Happy reading!

~~~

Aquila menatap arloji nya dengan gelisah, jarum jam telah menunjukkan waktu 06.30 "Gawat dah gw"

Pagi pagi hari saja sudah membuatnya panik, karena dia harus naik angkutan umum terlebih dahulu. Bukan karena dia tidak diantar, hanya saja pagi pagi buta mamanya belum juga pulang dari pasar.

"Kiri bang!" Lalu Aquila turun bersamaan dengan si ibu yang terlihat sudah paruh baya yang sedang memegang belanjaan "nih bang duitnya"

Karena melihat si ibu yang sulit ingin menyebrang, Aquila langsung membantunya tanpa diminta. Jika berhubungan dengan sekitarnya, ia tidak akan mendingin.

"Mari bu saya sebrangin" ucap Aquila sambil memegang tangan si ibu "makasih ya neng"

Aquila tidak tahu saja, bahwa ada yang melihatnya sedari tadi di sebrang sana.

Setelah menyebrangi si ibu, Aquila kembali menyebrang untuk memasuki sekolahnya. Dan gerbang nya sudah tertutup dengan rapat, yang dijaga oleh pak Wira.

Nasib gw ngenes banget

"Pak Wira bukain dong, ila mau masuk"

"Si neng, kemarin juga telat udah saya bukain, sekarang mah gak bisa neng" ucap pak wira "soalnya ada pak Broto yang liatin saya dari tadi, maaf nih neng gak bisa bantu"

"Yahh, yaudah deh pak, makasih ya pak"

Aquila hanya diam saja menunggu upacara selesai. Tapi tak lama terdengar deru motor dari arah barat, mungkin siswa itu juga akan di hukum bersama Aquila nantinya.

"Anju lah, gw telat" gumamnya kesal. Bentar, ini bukannya yang tadi gw liatin ya? Duh jodoh.

"Woi" panggilnya kepada Aquila.

Lalu yang dipanggil menengok kanan dan kiri, lalu menunjuk dirinya.
Duh lucu banget sih "Iya elo!"

"Lo siapa ya?"

"Jadi lo maunya langsung kenalan nih?" tanyanya yang alisnya ikut naik turun. Dasar genit.

"Gak"

"Bilang aja iya, kenalin gw Hifza Cyrus Hadinata, terserah lo mau manggil gw apa aja, bebep juga boleh kok" ucap Hifza sambil memberikan tangannya, tapi siapa sangka seorang most wanted sekolah, tangannya tidak diterima oleh Aquila!

Dengan jahilnya, dia mengamit tangan Aquila agar berjabat dengan tangannya. Sekalian modus

"Najis" lihat, Aquila menghempaskan tangannya. Hanya seorang Aquila yang berani dan membuatnya cengo. Hanya Aquila. Garis bawahi.

"Judes amat si lo, jangan judes judes, nanti gw makin suka lho" godanya lagi tanpa ampun.

"Geli banget"

"Baru kali ini gw liat cewek kayak lo, padahal udah satu tahun lebih"

"Ngga peduli sorry"

Sudah, Hifza langsung kicep. Masalahnya tuh baru kali ini ada yang tidak peduli terhadapnya, ketus, galak, menolaknya, dan jangan lupa, mengenalnya saja gadis ini tidak pernah tau.

"Nantangin ceritanya nih"

~~~

Haii!
Makasih yang udah mau baca!
Jangan lupa voment.
Aku revisi ulang, sorry ya:)
Babai!
Jangan lupa bahagia!

AQUILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang