A : Perpustakaan

30 5 0
                                    

happy reading!

~~~

"Ayo kita makan di rooftop." ajak Hifza saat dirinya sudah sampai di depan meja Aquila.

Aquila mendongak, lalu mendengus kasar, "Makan di kantin aja bisa?" ucap Aquila ketus.

"Nanti kita digangguin dekel dekel, Qila kan gak suka." ucap Hifza, lembut.

Setelah menimang-nimang, Aquila pun mengangguk, mengiyakan. Jika bukan gara-gara pak Jaka, ia tidak akan mau. Berdekatan dengan Hifza membuat moodnya jadi acak acakan, ramai, ribet, dan tengilnya Hifza sangat menyebalkan.

"YESS! Yuk!"

Lalu mereka berjalan beriringan di koridor sekolah, tentunya diisi keramaian, banyak yang bersorak dan berbisik, juga kesinisan para fans nya Hifza. Benar bukan, jika jalan ataupun dekat dengan seseorang kost wanted, pasti bakal ramai. Ramai yang omongin itu pasti.

"Permios dong, gw mau makan, kenapa lo pada ngehalang-halangin si!" ucap Hifza saat keduanya dikelilingi oleh para siswa, membuat Hifza menggeleng-gelengkan kepala, saking ramainya.

Susah jadi orang ganteng mah - ucap Hifza dalam hati.

Aquila yang ada di samping Hifza mendengus kasar, ia pun sama, rasanya kepala nya itu ingin pecah. Dia sedikit tidak suka keramaian.

Akhirnya Aquila menarik kasar Hifza, karena Hifza terlalu lama untuk menyapa para gadis gadisnya. Tetapi Aquila tidak membawanya ke rooftop, ia mengarahkan langkahnya menuju kantin.

Hifza yang ada di belakang Aquila menatapnya bingung "Kok ke kantin? Katanya malu?" Tanyanya.

Tetapi tidak dihiraukan oleh Aquila, sampai mereka duduk dan memesan makanan, Hifza tetap dicuekin Aquila.

Hifza yang tidak di gubris perkataannya menghela napas, kemudian menggenggam susu kotak yang tadi dipesannya dan ditempelkan ke pipi Aquila.

"Dingin kan? Kalau didiemin gini aja pipi tembam lu itu bakal keram gak? Sakit kan?" Tanyanya bertubi-tubi. Membuat Aquila terdiam sejenak, memikirkan kata kata dari mulut tengil Hifza.

"Lo nyingung gw?" Ucapnya setelah sadar apa yang dikatakan Hifza barusan.

Hifza menghela nafas lagi "Makan aja yuk, baksonya udah ada di meja, nanti nangis."

"Garing Za."

Setelah itu mereka makan diselingi dengan senda gurau. Hifza banyak menceritakan kejadian lucu, yang membuat hati cewek manapun hangat. Contohnya Aquila.

Dari kejauhan sana, di depan pintu kantin Denis meremas botol yang dipegangnya kuat-kuat. Melihat Aquila dan Hifza membuat hatinya bergetar.

~~~

Aquila memasuki perpustakaan dengan gontai, padahal bel pulang sudah berbunyi. Bukannya pulang, ia malah membuang waktunya sebentar ke perpustakaan.

Setelah melewati hukuman dari bu kembang, membuat kepalanya ingin pecah dan ingin berlama-lamaan di ruangan ber ac tersebut.

Dengan wajah yang datar dan terkenal sebagai murid yang pintar membuat seisi perpustakaan menatapnya. Tidak hanya itu, penjaga perpustakaan saja menatapnya saksama. Walaupun Aquila itu terkenal pintar, ia jarang memasuki perpustakaan, bahkan belajar untuk persiapan lomba saja hanya sesekali untuk mencari bahan. Setelah itu tidak pernah terlihat lagi.

Setelah mengambil beberapa novel remaja, ia duduk di tempat paling pojok, yang tidak terkena sinar matahari. Aquila tidak peduli terhadap orang yang menatapnya bingung, ia hanya ingin mengistirahatkan otaknya, setelah ulangan, makan bersama Hifza dan hukuman.

AQUILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang