A : Bu dokter

40 5 1
                                    

Happy reading!

Line line line

Minggu dimalam hari, suara notifikasi yang berasal dari handphone Aquila sudah berbunyi sejak tadi, tapi hanya dibiarkan berbunyi dan tidak dibuka. Beberapa menit kemudian handphonenya masih saja berbunyi, membuat kesabarannya sudah habis.

"Sumpah, yang ganggu gw daritadi, semoga jatoh dari tangga rumahnya!" setelah mengeluarkan sumpah serapahnya, ia langsung mematikan data selulernya, dan kembali berkutat pada buku yang sedang dibacanya.

Karena pada hari Senin, waktu jam pertama mereka habiskan dengan ulangan bahasa Inggris. Aquila memang pintar, tapi hanya di bahasa inggris ia mendapat nilai dibawah rata-rata. Makanya ia harus belajar dengan fokus, agar tidak mendapat nilai 5 seperti ujian sebelumnya.

Tak!

Kini pandangannya beralih ke jendela, karena mendengar sesuatu dari arah sana. Awalnya Aquila takut untuk menghampiri jendelanya, karena tidak ada pak satpam yang berjaga. Dan di kamar ini, cuma ada adiknya yang sedang tidur. Dengan perasaanya yang sangat takut itu, Aquila membawa sapu untuk berjaga-jaga.

"Maling apa setan ya? Dua duanya kenapa demen ngeganggu orang sih." gumam Aquila.

Perlahan ia mulai membuka jendela nya dengan mata tertutup. Jujur, Aquila sangat takut dengan yang berbau horor seperti ini. Saat dirasa jendela nya benar benar terbuka, Aquila langsung memukul keras yang ada didepannya. Lalu terdengar suara dentuman keras dari arah bawah.

Buru buru ia membuka matanya dan melihat ke arah bawah "ANJAY! MALING LO YAH?!"

"Sakit woi!! Gw bukan maling Qilaa!!" mendengar perkataan terakhirnya, membuat Aquila tahu siapa orang yang sudah mengganggu waktu belajarnya. Buru buru ia turun ke bawah, untuk menghampiri Hifza yang sudah terjatuh karena ulahnya.

"Lo ngapain si?!" ucap Aquila dan membantu Hifza untuk bangun.

"Gw ngespam lo dari tadi, tapi gak lo baca," ujar Hifza "terus gw lempar batu kerikil tuh, abistu gw ambil tangga yang ada di depan garasi biar nyampe ke jendela kamar lo, dan lo malah mukul gw."

Aquila sedikit terkekeh, karena sumpah serapahnya tadi benar benar terjadi "Jadi ada urusan apa lo kesini?"

"Tadinya gw mau ajak lo makan di luar, lo sibuk gak?"

"Sibuk belajar, udah ya lo pulang sekarang."

"Obatin gw dulu ah, liat nih jatoh gara-gara lu." ucap Hifza menunjuk lengannya yang terlihat sedikit terluka.

Aquila melirik "Gitu doang, cemen amat."

Hifza yang tak puas karena tidak disuruh masuk, langsung berlari masuk meninggalkan Aquila.

"LO NGAPAIN MASUK MALIH!"

~~~

"Kamar lo, kok biasa aja si? Gak ada nuansa pink atau warna cewek kayak yang lain?" ucap Hifza setelah memasuki kamar Aquila. "Eh, ini adik lo? imut banget beda sama kakaknya."

Hifza menghampiri adiknya yang sedang tertidur, mencubit pipinya pelan tanda gemas.

"Gak sopan ih, udah malam Hifza!" hardik Aquila "jangan pegang-pegang ntar bangun bodoh."

Hifza mulai duduk di depan pinggir tempat tidur. "Baru juga jam 7, obatin gw dulu, ntar gw pulang dah."

Aquila menghembuskan nafasnya. Karena tidak mau berdebat lebih lama dengan Hifza, ia langung bergegas mengambil P3K yang ada di dapur dan dua minuman.

AQUILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang