❄1. Bad day [prologue]

9.1K 567 54
                                    

Hai, jadi aku mau bilang kalau cerita ini aku revisi sedikit, enjoyit ya! Juga, sebelum kalian baca ceritanya jangan lupa follow dulu author ini, terimakasih🙏🏻

-Bad day-

__________________

“Kenapa, kenapa nenek pergi cepet banget.. hiks..”

Menangis, hanya itu yang bisa Ryujin lakukan sekarang. Di tempat kuburan yang sepi, tempat neneknya baru saja di makamkan.

“Ryujin, jangan nangis. Biarin nenek tenang di alam sana,” Ucap seorang wanita lalu menenangkan Ryujin.

“Bi, gimana aku bisa tenang? Nenek yang selalu jagain aku sejak kecil sama Yuna. Mama sama Papa aja nggak peduli.”

Sstt! Ryujin. Jangan ngomong kayak gitu, mereka bukannya nggak peduli, tapi mereka malah cari kerja di luar kota buat ngehidupin kamu, adik kamu sama nenek.” ucapnya berusaha menenangkan.

“Terserah Bibi aja, aku nggak peduli sama mereka. Seharusnya mereka kerja aja di sini, nggak perlu keluar kota 'kan bisa.”

“Kakak, udahlah jangan nyalahin Mama sama Papa..” celetuk Yuna pelan. "Mereka nggak sepenuhnya salah."

Ryujin hanya tetap diam sambil menatapi batu nisan itu, tangisannya juga sudah lumayan berhenti. Sejenak Ryujin berpikir, di mana orangtuanya sekarang? Mengapa belum datang juga, apa mereka lupa?

“Bi, di mana mereka sekarang?”

“Mungkin sebentar lagi dateng.”

.
.

Semuanya sudah siap. Ryujin dan Yuna sudah siap untuk kepindahan mereka ke Jakarta. Mereka akan lanjut bersekolah di sana, dan tinggal bersama dengan kedua Orangtuanya. Kini mereka sudah berada dalam satu mobil, tetapi tidak ada juga yang bersuara. Keadaan begitu canggung, mengingat bahwa mereka sudah lama tidak bertemu.

“Ekhemm.. Maafin Papa sama Mama, karena nggak bisa jagain Nenek.” suara berat itu memecahkan keheningan diantara mereka.

“Nggak apa-apa, Pa. Lagian ini semua udah takdir. Kita nggak nyalahin Mama ataupun Papa kok.” jawab Yuna tetap tersenyum.

“Seharusnya Mama bawa Nenek ke rumah sakit yang bagus di luar kota, biar Nenek bisa sembuh. Tapi Mama telat Yun, Mama telat..” suara lesu itu keluar dari mulut sang Mama, terdengar getaran yang sangat kuat dan tangisan yang begitu menyesal.

“Mama, jangan nangis gitu. 'Kan Yuna udah bilang, ini semua udah takdir, Tuhan udah ngerencanain semuanya buat manusia di dunia ini Ma,” ucap Yuna lalu mulai memeluk tubuh hangat milik Ibunya.

Sedangkan Ryujin, Ryujin hanya diam sambil menatap kaca jendela mobil. Ia begitu larut dalam kesedihannya, sehingga mengabaikan orang-orang yang berada di sekitarnya.

“Ryujin, sini peluk Mama sama Papa, Nak?”

Ryujin tidak menggubris apa yang di katakan oleh Ibunya. Ia hanya memasang wajah datarnya selama perjalanan.

“Ma, biarin Kak Ryujin tenang dulu ya. Kayaknya Kakak bener-bener marah sama Mama, Papa.” bisik Yuna pelan ke telinga Mama.

Mama hanya mengangguk mengerti, lalu ia membiarkan untuk tidak mengganggu putri pertamanya dulu.

-

Icy Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang