12.

5.2K 431 13
                                    

Happy Reading.

*

Jimin terperangah melihat Aliya yang tersandera oleh Yoo Min Jae, tangan dan kaki terikat, mulut terbekap. Apa yang terjadi?

"Ini saatnya" Jimin tidak mengerti. Apa yang dikatakan dengan saatnya?

"Aku tidak mengerti!" Yoo Min Jae tertawa kecil dan menatap nyalang Jimin.

"Kau fikir aku tidak tau jika kau ingin melepaskan dia" wajah Jimin berubah kaget mendengar itu. Yoo Min Jae tau?

"Kau dan ayahmu sama. Penghianat!" Jimin mengeram, dan saat akan menghampiri Aliya tiba-tiba tanganya lebih dulu terikat oleh tali api.

"Bajingan" Yoo Min Jae tertawa mendengar teriakkan Jimin.

"Aku tidak akan percaya pada anak rubah lagi. Kau fikir aku tidak tau jika kau mencintai wanita ini. Dan lagi dia hamil anakmu kan?" Jimin mengeram saat melihat Yoo Min Jae menyentuh perut Aliya.

"Jangan sentuh wanitaku" tertawa mengejek dan menarik Aliya dalam pelukannya.

"Dia milikku" Aliya menggeleng pelan mendengar suara mengerikan Yoo Min Jae. Aliya tidak punya tenaga untuk melepaskan tubuhnya.

"Kau terlihat sangat mencintai gadis ini" Aliya memejamkan matanya saat merasakan bibir Yoo Min Jae berada di pundaknya. Demi Tuhan Aliya benci seperti ini.

"Bajingan Sialan. Lepaskan wanitaku" Aliya membuka matanya. Menatap sendu Jimin dan menggeleng.

"Lepaskan ibuku dan Dia" Aliya berucap begitu lirih. Membuat Yoo Min Jae yang awalnya diam menatap Aliya dengan tertarik.

"Apa kau setuju dengan usulanku" Jimin mendengar itu, apa yang mereka sepakati? Kenapa Jimin tidak tau? Apalagi yang Aliya janjikan?

"Lebih baik dari pada melihatnya menderita dan terluka. Tapi kau harus janji harus membiarkan aku melahirkan anakku dulu" Yoo Min Jae tertawa keras dan mengangguk.

"Keputusan yang bijak. Kau akan merasakan keluarga yang lengkap hanya untuk sesaat. Tapi tidak masalah setidaknya kau merasakan itu" Yoo Min Jae membelai rambut Aliya dengan sayang.

"Aku akan menjadikan kau Ratu. Berjanjilah untuk kembali" dan tangis Aliya pecah seketika.

"Jangan sentuh mereka lagi" Yoo Min Jae Mengangguk yakin dan melepaskan pelukannya.

"Aku janji. Kau bisa pegang janjiku" Yoo Min Jae melepaskan tali yang mengikat tubuh Aliya. Mengantarkan Aliya pada Jimin yang berdiri mematung. Jimin mendengar semuanya.

"Nikmati waktu singkat kalian" tali api yang mengikat Jimin hilang bersamaan dengan Yoo Min Jae yang pergi.

Tubuh Jimin bergetar melihat Aliya menunduk. "Kenapa kau selalu begini? Mengambil keputusan sesuai keinginanmu. Kau gila? Kau ingin kita berakhir?" Teriakan Jimin melengking membuat Aliya menangis.

"Jawab Aliya" mencengkram kuat lengan Aliya dan memaksa Aliya untuk menatapnya. Jimin butuh jawaban dari Aliya langsung.

"Aku tidak punya pilihan lain. Dia ingin membunuh ibuku dan kau. Aku tidak mau itu terjadi" Jimin mengeram dan mencengkram rahang Aliya. Memaksa Aliya untuk menatapnya.

"Lalu mengorbankan dirimu? Aliya sudah kubilang aku untuk bersabar. Kau tidak mengerti?" Aliya menggeleng dan memeluk Jimin.

"Dia tau dulu Jim. Demi Tuhan aku juga tidak mau ini terjadi. Aku tidak sekuat kau. Aku lemah, kau lupa jika aku cacat. Aku bukan murni darah Malaikat. Kita berbeda" dan Jimin menyadari jika Aliya adalah orang yang lemah jika mengambil keputusan. Aliya tidak sekuat dan setangguh dirinya.

This Not Dream 🔞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang