Sang Penggoda

293 12 0
                                    

Entah mengapa setiap istrinya posting sesuatu hatiku selalu panas. Padahal dia juga posting biasa saja. Setiap komentar teman-temannya aku baca satu persatu, jangan sampai terlewat satupun. Tidak rela jika ketinggalan satu informasi tentang dia. Aku termasuk orang yang cuek dan PD, tapi mengapa sekarang menjadi was-was. Bukankah suaminya kini jadi kekasihku, apa yang harus aku takutkan.

Makin hari aku melihat unggahan foto-fotonya makin lama makin cantik. Diperkuat pula komen teman-temannya yang bilang memang dia makin mempesona. Dia sederhana tidak dandan, tapi wajahnya berbinar-binar. Kini kutahu namanya Ida Ayu Sasmita. Tidak seperti aku yang selalu tertutup oleh make up tebal agar penampilanku makin wow. Dia berhijab sedang aku tidak. Banyak laki-laki juga memujanya.

Karena penasaran, aku mencari nomor ponselnya. Tidak memerlukan waktu lama akhirnya aku bisa tahu nomor ponselnya. Aku memutar otak bagaimana caranya bisa menghubungi dia. Akhirnya aku pura-pura mengaku sebagai temannya. Yang mengabarkan kalau suaminya selingkuh. Padahal akulah selingkuhannya itu. Kuputar nomor ponsel Ida.

"Halo, Ida ya?" Aku mengawali pembicaraan ketika telepon mulai tersambung.

"Siapa ya?" tanyanya lewat telepon.

"Masa lupa? kita dulu satu kantor,"jawabku.

"Beneran kamu temanku? Siapa namamu? Perasaan teman kerjaku nggak ada yang panggil Ida," tanyanya kembali.

"Sudahlah! Tidak perlu tanya siapa aku.Yang jelas aku hanya memberi informasi kalau kemarin lihat suami kamu lagi jalan sama cewek mesra banget," ucapku menerangkan.

"Oh gitu? Kapan?" tanyanya kembali.

"Kemarin di mall, banyak yang lihat juga," jawabku kembali.

"Mana buktinya? Zaman sudah canggih. Setidaknya harus ada bukti berupa video, foto misalnya!"kembali dia bertanya padaku.

"Handphoneku jadul," jawabku sekenanya.

"Hari gini handphone nggak ada kamera? Sepertinya Hoax,"tanyanya kembali.

"Ya sudah terserah, yang jelas kamu wanita bodoh, sok bener sendiri," ucapku berapi-api.

"Loh kamu malah marah-marah? Aku nggak tahu kamu siapa, eh ini katanya ngasih informasi malah marah. Dasar orang aneh," katanya.

Dia menutup telepon. Bodo amat yang penting aku sudah berhasil memaki dia, dan akhirnya pertengkaran suami istri tersebut terjadi. Artinya keuntungan akan berpihak padaku.

Kutunggu satu minggu kenapa Mas Herman tidak cerita apa-apa. Kembali aku lihat akun Facebooknya, biasa saja tidak ada perubahan. Malah sepertinya dia makin mengejekku. Dia semakin cantik dengan kerudungnya. Hatiku meradang dan benar-benar merasa tersaingi. Selama ini, belum pernah ada orang yang bisa mengalahkanku.

Setelah melihat perubahan dia sekarang, semakin lama rasa kebencian ini semakin mendalam. Kulempar barang-barang yang ada di sekitar. Dada rasanya sesak. Seakan kekalahan di pihakku. Karena tidak puas, aku berusaha menyusun cara agar menjadi pemenang. Akhirnya kuputuskan pergi ke paranormal untuk melancarkan aksi, keputusan sudah bulat. Aku harus menikah dengan Mas Herman.

Sore ini kuketuk pintu rumah Mbah Suryo. Seorang paranormal yang sudah terkenal dengan ilmu peletnya. Sorot mata Mbah Suryo tajam menatapku, ketika sudah bertemu dengannya.

"Apa maksud kedatanganmu ke sini?"

" Aku ingin minta bantuan Mbah Suryo, untuk mengguna- guna teman dekatku Mbah," sambil aku tunjukan foto Mas Herman.

"Hmmmm begitu, nama kamu siapa Nduk?" Mbah Suryo menatapku tajam.

"Sita," jawabku.

"Bukannya dia sudah suka padamu, kenapa ingin guna-guna dia?" tanyanya padaku.

Muara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang