CHAPTER 5

51 8 17
                                    


Risa yang telah menjatuhkan Ica merasa bersalah dan memutuskan menghampiri Ica yang baru saja keluar dari UKS bersama Dinara.

“Gue minta maaf ca.’’ Risa mengulurkan tangan.

“Iya lagian gue udah gak apa-apa,” ucap Ica membalas uluran tangan.

“Gue tadi denger kalian berdua berantem.’’ Menoleh kepada Dinara dan Risa.

Antara Dinara dan Risa hanya saling memandang.

“Baikan dong, masa gara-gara gue lo berdua berantem.’’ Ica memandang keduanya.

“Risa gue minta maaf ya udah marahin lo,’’ ucap Dinara sambil mengulurkan tangannya.

“Gue juga minta maaf ya sama lo malah ikutan marah padahal gue salah,’’ ucap Risa sambil membalas uluran tangan Dinara.

“Gimana kalo tim cewek makan siang bareng habis ini,’’ usul Ica.

“Gue setuju banget ca,’’ ucap Risa dengan raut wajah bahagia.

“Habis ini kita berangkat ya,’’ ucap Dinara.

Ica, dinara, dan risa melangkah pergi menghampiri yang lain untuk mengajak makan bersama.

Aletta dan Sabrina setuju dengan ajakan Ica, mereka dengan segera melangkahkan kaki keluar dari lapangan basket.

Langkah Aletta dan Sabrina terhenti.

“Aletta..Aletta!” teriak Arka dengan nada tinggi.

“Kamu mau kemana?” Tanya Arka.

“Mau makan-makan sama mereka.” Tunjuk Aletta kepada segerombolan anak-anak basket cewek.

“Makan sama aku aja mau gak?’’ Tanya Arka.

“Aku mau makan bareng mereka aja kak,’’ balas Aletta.

“Temenin aku makan siang males gak ada temennya,’’ bujuk Arka sambil memegang tangan Aletta.

“Ya udah iya kak aku mau,’’ jawab Aletta sambil tersenyum dan melepas tangan Arka darinya.

“Ehem... gue di cuekin,’’ sindir Sabrina.

“Ya udah brin sana lo duluan aja,’’ ucap Aletta kepada Sabrina.

Sabrina hanya mengangguk tanda mengerti dan berlalu meninggalkan Aletta bersama Arka.

Disisi lain Fernando yang melihat Aletta bersama Arka hanya terdiam dan kini hati Fernando tak menentu antara cemburu dan tidak yakin akan perasaannya kini.

“Ngapain lo liatin mereka berdua.’’ Angga dengan pandangan melihat Aletta dan Arka yang melangkah semakin jauh dari pandangan Fernando.

“Gak, ngapain gue liatin mereka!!” ucap Fernando dengan sinis dan nada meninggi.

“Ya udah biasa aja kali gak usah ngegas.’’

“Cemburu bilang aja,’’ lanjut Angga.

Fernando dan Angga melangkah pergi untuk pulang, perjalanan lapangan basket ke rumah Fernando membutuhkan waktu 10 menit.

Sepanjang perjalanan pulang Fernando pikirannya benar-benar kacau, mengendarai motornya saja sampai akan masuk ke semak-semak.

“Fernando, gimana tadi?”  Tanya Relina sambil menuangkan jus mangga.

“Lawannya lumayan berat ma,’’ jawab Fernando dengan wajah lesu.

Fernando meninggalkan Relina tanpa mengucapkan kata apapun.

Bagaskara; Yang BersinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang