Satu hari dalam seminggu, Naruto dapat cuti. Hari liburnya hari Minggu. Tentu saja Naruto menyambutnya dengan penuh antusias. Ia perlulah sesekali keluar, bersantai, lepas dari para Uchiha yang rada kurang beres kerja otaknya, sebelum menjadi gila betulan karena tertekan. Habis dari kemarin, ia dijahilin melulu.
Liburan kali ini ia berencana mengunjungi sang kakak yang sedang dirawat di rumah sakit. Setelah itu baru kencan dengan ayangnya. Semalam kan Gaara, kekasih Naruto dari ia SMU kelas 1, sms ngajak keluar. Dan ia dengan suka cita mengiyakannya.
Naruto pagi-pagi sekali sudah sibuk di dapur. Ia mau bikin biskuit kesukaan pacarnya itu. Ia tersenyum bahagia, membayangkan wajah berbinar dari sang kekasih. Dia harus membuatnya sempurna, biskuit penuh cinta ala Naruto. Ia mencetaknya dalam berbagai bentuk cantik-cantik, meletakkannya ke loyang dan memanggangnya.
Harumnya aroma biskuit menguar hingga keluar dapur. Aroma menggoda itu menjerat Obito, satu-satunya Uchiha yang masih ngiler di tempat tidur jam segini. Uchiha brother lainnya sudah beraktivitas santai seperti lari pagi atau berkuda. Obito di bawah bimbingan aroma lezat biskuit berjalan terhuyung-huyung seperti orang mabuk keluar dari kamarnya menuju dapur.
"Sejam lagi pasti sudah jadi. Lebih baik aku siap-siap dulu." Gumam Naruto puas dengan hasil karyanya, berniat meninggalkan dapur. Ia berpapasan dengan Obito. Mereka berbincang sejenak, sebelum minta ijin permisi dulu.
Sepeninggal Naruto, tubuh Obito berasa melayang-layang di angkasa, begitu bahagia bertemu dengan sang pujaan hati. Ia tanpa sadar berjalan dengan kaki jinjit dan mata tertutup, lalu berputar-putar menari, mengikuti irama musik waltz khayalannya, seperti balerina pro. Wajahnya tersenyum kakanak-kanakan, ciri khasnya selama ini, walaupun usianya sudah tak layak bersikap seperti itu. Ya iyalah, udah kepala 3 gitu loh, masa masih dibilang remaja unyu-unyu?
Itachi dan Sasuke yang tak sengaja melihat kesintingan sang kakak ketiga Uchiha hanya geleng-geleng kepala pasrah. Mereka tak mengeluarkan sepatah kata pun celaan, tapi isyarat di tangannya sudah berbicara banyak. Ujung jari telunjuknya membentuk garis miring di dahi, simbol kalo keduanya menganggap Obito sinting.
Tapi Obito tak perduli. Ia terlalu bahagia. Perduli amat apa kata orang. Tubuhnya berasa fly-fly, seperti habis mengkonsumi heroin dosis tinggi. Ia masih setia menari-nari balet ala Obito hingga masuk ke kamarnya lagi, meneruskan bobok cantiknya mungkin.
Kini gantian Kakashi yang baru pulang dari acara lari pagi, mengernyit heran. Matanya seperti habis kelilipan bintang kejora, melihat tingkah ajaib salah satu adiknya. "Kenapa Obito?" tanyanya pada Itachi dan Sasuke.
"Entah. Lagi kumat mungkin penyakit gilanya." Jawab Sasuke tak acuh.
Sasuke ke dapur karena perutnya lapar. Ia mau membuat roti bakar dengan selai tomat kesukaannya, sebagai pengganjal perut. Ia berhenti membuka-buka lemari, tempat menyimpan persediaan roti bakarnya. Tiba-tiba, snufff snuff snuff. Ia mencium aroma enak dari oven yang masih bekerja keras memanggang.
"Ini biskuit." Katanya penuh binar bahagia.
Yup semua Uchiha tanpa kecuali tergila-gila dengan biskuit. Itu persamaan kedua mereka. Dulu bibi Kurenai tiap hari selalu memanggang setoples biskuit untuk mereka. Tapi semenjak kepergiannya, mereka tak lagi mendapatkan setoples biskuit nikmat lagi.
Mereka tak terlalu suka dengan biskuit yang dijual di toko-toko. Rasanya tak seenak buatan sang bibi. Dan itu membuat mereka merana setiap hari. Tanpa biskuit, mood mereka sangatlah buruk. Mereka jadi lebih cenderung tidak sabaran dan gampang emosi.
Jadi jangan tanya betapa bahagianya Sasuke mendapati, oven keluarga mereka sedang memanggang belahan jiwanya. Eh ternyata bukan hanya Sasuke saja, lho. Itachi pun terpanggil jiwanya untuk menunggui oven itu mengeluarkan bunyi ting, tanda biskuitnya sudah matang.

KAMU SEDANG MEMBACA
UCHIHA BROTHER
FanfictionNaruto seorang gadis remaja yang baru saja jadi yatim piatu. Keputusasaan dan ketidak berdayaannya mengantarkannya pada keluarga Uchiha yang terkenal tajir dan ditakuti seluruh penduduk Konoha. Gimana ya nasib Naruto? Apa beruntung atau malah buntun...