Bayi Siapa Ini?

2K 222 16
                                    

Pagi hari di kediaman Uchiha, tidak ada yang berubah. Masih sama dengan hari sebelumnya. Mungkin yang sedikit beda itu hanyalah wajah masam Naru-chan.

Dari kemarin ia itu cemberut terus. Ini bukan karena dijahilin trio ItaSasuObito. Kalau itu mah udah biasa. Udah kebal. Ia cemberut karena ia galau. Terus terang, ia marah mengetahui kekasihnya selingkuh. Saking marahnya ia sampai ngambek nggak mau nelepon atau SMS Gaara seperti biasanya. Harapannya Gaara akan berusaha menghubunginya minimal meminta penjelasan seperti normalnya orang yang sedang pacaran.

Sayang beribu kali sayang, orang yang lagi dingambekin nggak perduli. Ia nggak menghubungi Naruto minimal SMS kenapa ia tidak datang. Ini malah cuek aja, seolah tidak ada masalah. Sakitnya tuh bertubi-tubi. Sialnya ia nggak punya teman curhat. Jadi sakitnya double kuadrat.

Naruto memasuki kamar Sasuke-sama. Biasanya ia cepat-cepat bersihin kamar itu. Soalnya kan kamar ini ada penunggunya, jadi ia tak betah berlama-lama di situ. Tapi hari ini sedikit beda. Ia tak langsung mengayunkan sapu ajaibnya, tapi malah jongkok di depan kandang si Manda yang sedang berbaring santai.

Ia memandang si Manda penuh takjub. Bukan berarti ia jatuh cinta ama si Manda. Sama sekali bukan. Ia masih jeri sama yang namanya ular. Ia hanya merasa yah si Manda, hewan menjijikkan bin mengerikan ini, pasti disayang dan dirawat sepenuh hati oleh Sasuke-sama. Lihat! Tubuhnya gendut. Kulitnya bersih berkilau. Begitu juga dengan kandangnya.

"Kau beruntung Manda. Sasuke-sama begitu sayang dan perhatian padamu. Sedang aku..." Kata Naruto mulai curhat di depan Manda.

Manda yang awalnya tidur melingkar, kini menolehkan kepalanya pada Naruto, seolah ngerti kalo lagi diajak bicara. Manda mendesis dengan suara ularnya "Ssss..." Mungkin ia mau bilang. "Memang."

"Tak ada yang tulus sayang padaku." Keluhnya. Manda kembali mendesis seakan mengejeknya "Oh ya? kasihan deh kamu."

"Gaara. Dia, dia tak benar-benar mencintaiku. Bodohnya aku, hik hik hiks. Harusnya aku nyadar. Hanya aku yang berusaha menjaga cinta kami selama ini, sedang dia..." Naruto terdiam. Ia menatap iris mata Manda yang berwarna kuning keemasan. "Dia tak perduli." Lanjutnya sedih.

Ia baru menyadari apa saja yang ia abaikan selama ia menjalin hubungan dengan Gaara. "Sejak awal pacaran, Gaara sama sekali nggak pernah nelepon atau SMS aku. Minimal nanya kek gimana kabarmu? Sudah tidur belum? Aku terus yang SMS. Itu pun balasnya hanya 'Ya'. Udah gitu doang, nggak ada embel-embelnya sayang atau yang lainnya." Katanya getir. Matanya merah berkaca-kaca.

"Dan kini... hik hik hiks." Isaknya bercucuran air mata.

"Dia selingkuh. Huwaa... betapa malang nasibku... semenjak ditinggal ibu.." kata Naruto, sambil mewek sambil nyanyi."

Manda yang lihat Naruto mewek ala remaja ababil, jadi jengah. Ia mengedikkan bahu semunya dan dengan jengkel membenamkan kepalanya lagi ke tubuhnya. Telinganya sakit mendengar senandung Naruto yang fals abis. Narutonya bukannya ngerti penderitaan Manda, malah meneruskan senandung sumbangnya dengan PD-nya.

"Sekarang aku mesti gimana?" keluhnya. Ia pindah ke samping, mengikuti kepala si Manda yang menggeleser ke samping kandang. "Haruskah aku minta putus atau minta penjelasan? Aku bingung, Manda." Ia kini duduk bersimpuh, menyandarkan kepalanya pada jeruji kandang, hingga rambut dan gaunnya bersentuhan dengan tubuh Manda yang berlendir.

Manda menegakkan kepalanya, menatap Naruto jengkel dan berdesis 'Ssss..'. "Itu sih DK (Derita Kamu)." Ejeknya lewat suaranya yang mendesis tajam. Manda setengah berharap Naruto mengerti dan pergi, tak mengganggu tidur siangnya lagi. 'Ni orang ngeselin banget, sih. Kalo nggak suka, ya tinggal minta putus aja. Kalo masih suka, ya tahan saja dia terus, meski dijamin bakal makan ati melulu.' pikir Manda.

UCHIHA BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang