4. The Mistery

91 7 1
                                    

"Bye, Caroline!" lambaian-lambaian tangan terlihat semakin menjauh dari rumah Caroline.

Hari beranjak senja ketika teman-teman barunya itu kembali ke rumah mereka. Usai permainan monopoli yang mendebarkan sekaligus bikin Caroline greget, akhirnya pemenangnya jatuh kepada Caleb. Awalnya Caroline hendak memprotes, tapi kemudian tibatiba pikiran itu langsung hilang begitu saja dari benaknya.

Sembari berbaring diranjang kamarnya yang empuk, Caroline menyumpalkan earbud ke telinganya dan menyetel lagu bergenre slow dengan volume keras. Nafasnya mulai teratur dan sekejap, gadis mungil itupun terlelap.

Lampu disko bulat di kamar Caroline yang memang sudah disetel otomatis membuat suasana kamarnya kini menjadi remang-remang. Tirai jendelanya terbuka lebar sehingga siapapun pemilik rumah yang bersebrangan dengannya dapat melihat suasana kamar Caroline.

Dan pemilik itu adalah Calvin.

Calvin si tetangga baru Caroline. Calvin yang berwajah malaikat, berambut messy dan bersaudara dengan Clarie--Caleb.

Dia juga si Calvin, anak lelaki yang memegang kertas di jendela.

Dan dia juga si Calvin yang mendapat peringatan karena itu.

***

Iseng-iseng, cowok itu mengambil pena sembari menuliskan kata-kata rahasia di selembar kertas. Entah apa yang dituliskan, tapi pasti hal itu ialah hal penting.
Sebenernya rahasia kaumnya sih, tapi ada sedikit rahasia personalnya.

Tak sengaja, kedua tangannya bertumpu di jendela sembari memegang kertas itu. Bersama keluarganya, cowok ini menempati tempat yang kini menjadi rumah barunya. Rumahnya cukup minimalis dan nyaman untuk ditempati, ditambah lagi tetangga barunya yang unik itu.

Bagaimana ia bisa tahu? Karena tentangga barunya--cewek itu, memicingkan matanya untuk membaca tulisan di selembar kertas yang sedang ia pegang. Buru-buru cowok itu menurunkannya dan beranjak ke lantai bawah.

"Jangan bilang lo ngelakuin itu lagi," tutur Clarie, salah satu anggota keluarganya to the point. Cowok itu meringis sebentar dan melontarkan senyum minta maaf, sementara saudara lelakinya yang satu lagi mendengus bosan.

Clarie, si cewek satu-satunya menatap kedua cowok itu ganjil. "Mau gimana lagi? Kalo udah gini ya samperin."

Mereka bertiga pun beranjak pergi.

***

C A R O L I N E

Tumben banget deh koridor sepi, biasanya ramenya kayak gerombolan ulet. Gue daunnya. Hwhw, gadeng.

Sekarang udah jam istirahat, dimana-mana sepi. Gak di koridor, kantin, perpus, sampe ruang guru sekalipun gue belom nemuin tanda-tanda kehidupan sama sekali.

Yaudah deh, akhirnya gue pun berjalan menyusuri koridor menuju kantin.

"Kak Carolineee!" terdengar suatu suara memanggil. Reflek gue nengok, dan tersenyum. "Iya dek, kenapa?"

Anak itu keliatan malu-malu sambil megang kertas kecil berbalut amplop. Dia pelan-pelan mulai ngulurin tangannya yang megang amplop, kasih ke gue, terus cepet-cepet kabur. Gue hanya tersenyum kecil dan nyimpen surat itu di saku.

Surat cinta. Surat penggemar. Kebanyakan sih isinya gituan. Sambil ngelanjutin makan, gue denger temen-temennya nyorakin dia. Entah itu sorakan semangat atau sorakan malu-maluin. Ada yang nepuk bahunya juga, ada yang ngedorong-dorong sampe jatoh, dan masih banyak lagi.

Tuh kan, sifat merhatiin-segala-hal gue mulai muncul.

Baru mau nyuapin sendok kedua, tiba-tiba ada yang manggil gue lagi. Kayaknya sih bukan junior, malah mungkin senior.

"Woi, Caroline!" kata orang itu. Gue nengok ke belakang, eh ternyata si Caleb.

Iya, Caleb yang kemaren ngalahin gue main monopoli.

Kampret emang.

Awas aja tu anak kapan-kapan gue kalahin dia main uler tangga.

"Ikutan dong, gak ada temen nih," pintanya. Gue mengangguk dan ia buru-buru duduk di bangku kosong samping gue.

Fans, biasalah.

"Lah lah lah? Kelas berapa deh lo? Kok kemaren kayaknya gak ikut MOS," tanya gue heran. Ia cuma nyengar-nyengir gajelas kayak badut.

"Keren, kan? Gue senior lo lho, kelas 12 nih. Calvin seangkatan sama lo, Clarie junior lo." jelasnya tanpa diminta. Gue hanya mangut-mangut, terus nanya lagi, "Gak bareng temen? Biasanya cogan langsung eksis,"

Tiba-tiba Caleb nyengir lebar. "Berarti gue cogan dong?" ujarnya senang. Gue mendengus, menunggunya menjawab pertanyaan gue.

"Hari ini kelas gue ada ulangan fisika, jadi tuh istirahatnya digabung. Pas pelajaran nanti gue boleh istirahat. Nah karena sekarang gue udah selesai makanya gue kesini. Siapatau hoki bisa ketemu The Famous Caroline" jawabnya panjang lebar disertai penekanan pada kalimat terakhir.

Gue manggut-mangut lagi, eh tunggu!

Tadi dia bilang kelasnya lagi ulangan fisika dan dia udah selesai. Setau gue, fisika kelas 12 itu ribetnya minta ampun. Minimal tuh ngerjain setengah dari 40 soal itu 1,5 jam.

Tapi ini... 1 jam aja dia nggak sampe. Baru aja gue mau nanya lagi, tapi dia udah nyerocos duluan.

"Abis ini gue mau jalan-jalan," ujarnya kalem, "Would you be my tour guide?"

Kedengerannya asik.

***

Haiii semuanyaaa!:* hehe thanks a lot buat semua yang udah baca, vote, comment, sampe dimasukin reading list!! seneng banget sumpah<33 semoga ga terlalu pendek/ngebosenin yaw

19 September 2014

Chocolate & Strawberry [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now