5. Our Little Tour

52 4 0
                                    

A U T H O R

"So, can we start now?"

Caroline mengajak kakak kelas yang notabene tetangganya itu, Caleb, keliling sekolah usai ia makan tadi. Sambil berjalan, keduanya berbincang ringan seputar hal-hal yang membuat mereka beradu argumen--atau bisa dibilang, adu bacot.

"Gue bingung deh Car," ujar Caleb, sekaligus membuka percakapan di antara mereka.

"Bingung kenapa?"

"Ya bingung aja, kenapa kantinnya letaknya di ujung sekolah, padahal kan kantin itu harusnya ada di tengah-tengah" ucap Caleb, sambil memandang Caroline dengan dahi berkerut.

"Ya suka-suka yang bikin lah, mau kantinnya di samping toilet juga nggak kenapa-napa kan" jawab Caroline asal. Matanya memandang ke depan, ke sebuah taman pekarangan sekolah yang sejuk.

"Nggak bisa gitu lah. Kantin itu kan tempat kita makan, masa di taruh di samping toilet yang notabene tempat kita buang makanan?" tanya Caleb lagi, yang merasa tidak puas dengan jawaban 'tour guide'nya itu.

Caroline mengalihkan pandangannya ke arah Caleb dan segera menarik tangannya, "Mending pas lo gede nanti lo bikin sekolah sendiri. Nah, sekarang daripada ngomongin kantin sama toilet, mending kita ke taman itu!"

Caleb yang baru menyadari tangannya ditarik oleh Caroline, kini mulai lari terbirit mengikuti irama kaki Caroline yang lumayan cepat. Sudah bisa menyesuaikan, dengan cepat ia mendahului Caroline dan sampai di taman terlebih dahulu. Rasa jengkel tercetak jelas di wajah Caroline ketika menyadari dirinya kalah lagi dari Caleb.

"Curang, mau lomba lari nggak bilang-bilang!" protes Caroline ketika sampai di gerbang taman.

"Makanya jangan lambat, dasar keong."

"Daripada lu, jerapah."

Caleb memilih mengacuhkan ejekan cewek itu dan mengagumi keindahan taman di sekolah barunya. Sampai disana ia langsung disambut oleh karangan bunga rapih berbentuk setengah lingkaran yang tentunya menjadi gerbang taman itu. Begitu memasuki taman, terdapat dua buah kursi taman berwarna putih cerah yang diletakkan berdampingan dengan pemandangan bunga melati di hadapannya. Lalu setelah ia telusuri lebih dalam lagi, ternyata taman itu juga memiliki banyak sisi yang dipisahkan oleh pagar daun lebat sehingga sangat cocok dijadikan arena petak umpet.

Ini taman atau labirin?

"I knooowww" kata Caroline bangga, seolah tahu apa yang ada di pikiran Caleb.

"Apaan?" tanya Caleb, yang pura-pura tidak tahu maksud perkataan cewek itu.

"This garden looks pretty amazing, isn't it?" senyuman Caroline berkembang disertai binar matanya.

"Well it seems like i'm not wrong at picking my tour guide" balas Caleb, dengan senyuman yang sama diwajahnya.

"Gue anggep itu sebagai pujian," senyuman Caroline berubah menjadi cengiran lebar, dan tangannya kembali menarik Caleb untuk ikut masuk ke dalam dunianya.

Ke dalam taman sejuta kenangan, bersama seseorang yang baru ia kenal beberapa hari yang lalu.

Well, walaupun sepertinya dia tak akan memberi tahu tentang 'itu'.

***

"Gue denger, tadi lo abis tour ya sama Caroline?"

Sekarang sudah jam makan siang, dan ketiga saudara menawan yang sekarang menjadi trend topic sekolah sedang menikmati makan siangnya masing-masing. Caleb hanya menanggapi pertanyaan Clarie dengan anggukan, sementara Calvin tersedak dan buru-buru meneguk air putihnya.

"Kok bisa?" respon Calvin cepat.

"Bisa lah, apa sih yang nggak bisa kalo sama gue" jawab Caleb dengan sombongnya, yang langsung mendapat jitakan dari Calvin.

"Well, just remember the rules of 'us'" ujar Clarie sambil berbisik. Nadanya terdengar mewanti-wanti.

"Oh c'mon Clar, do you think that i would be with her?" nada Caleb setengah tertawa.

"Gue jaga-jaga aja. Kita nggak tau ke depannya gimana, kan?"

***

a/n

so sorry for the late updateee!!:( akhir-akhir ini tugas gue menumpuk jadinya belom ada ide buat lanjut.. hehe semoga puas dengan part ini yaa!

15 November 2014

Chocolate & Strawberry [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now