20.

166 2 0
                                    

"La turun dulu yuk, kita ngomong baik-baik disini" ucap Riyan.

Tempat dimana danau yang indah dan menyejukkan.

Bandung adalah Kota yang sering dilanda gerimis, di tempat ini pun Gerimis sedang melanda.

Lala hanya mengikuti Riyan.

Mereka berdua pun duduk di bawah pohon dengan alas rumput dan posisi mereka pas sekali menghadap danau.

Bandung yang selalu di ingat.

"La maafin aku yah, aku nyakitin kamu banget yah" tanya Riyan.

Lala hanya diam menunggu penjelasan dari Riyan.

"Kemaren aku hilaf, aku lagi bosen aja sama kamu. Sekarang aku bener-bener minta maaf sama kamu"

"Aku udah maafin kamu" ucap Lala dengan suara serak yang sehabis menangis.

"Kita baikan yah sayang"

"Iya baikan tapi kita udahan"
Lala menatap mata Riyan.

Mungkin ini jalan yang pas untuk mereka berdua.

"Kenapa La? Aku kan udah minta maaf" Riyan mencegah agar hubungannya tak kandas.

"Maaf gak cukup yan buat aku, ini udah terlalu sesak"
"Kamu berubah yan!"

"Dan aku gak suka sifat kamu yang berubah" lanjut Lala.

"Aku bakal memperbaikinya"

"Gak bisa yan, hubungan kita sudah di ujung tanduk. Berpisah adalah cara yang terbaik."

"Teori dari mana, kalo berpisah itu adalah hal yang baik. Di suatu hubungan gak bakal ada yang namanya perpisahan kalau hubungan mereka baik-baik aja"
"Aku tetep gamau putus dari kamu La, ngertiin posisi aku"

" kamu yang gak pernah ngertiin aku" Lala menunjuk dada Riyan.
"Kamu egois Riyan, aku ingin berpisah"

"Sejatinya, ego kita masih bisa di kendalikan La jangan kayak gini aku gak suka cara kamu."

"Aku juga gak suka sama sifat kamu, kamu bosen sama aku, kamu malah mencari perempuan lain. Aku gak suka, seharusnya kamu bilang sama aku kalau kamu mulai jenuh sama hubungan kita. Aku bakal mengganti sifat aku supaya kamu gak jenuh,  kamu malah diam-diam berselingkuh. Aku kecewa sama kamu!" Ucap Lala seraya mengeluarkan air matanya.

"Aku bisa memperbaiki sifat aku La, kamu gak boleh ninggalin aku!"

"Kita harus berpisah Riyan"

"Sebuah hubungan adalah dimana sang kekasihnya bisa memaafkan kesalahan kekasihnya itu sendiri. Bukan gini La, aku gak suka sama kita yang harus udahan"

"Itu penyelesaian yang baik Riyan!"

"Apanya yang baik sih, Penyelesaiannya itu udahan alias Putus. Penyelesaian yang baik itu, kita sama-sama mengevaluasi kekurangan kita. Bukan hubungannya yang di akhiri Lala. Aku gak bisa"

"Aku tetep mau P U T U S dari kamu" ujar Lala seraya berdiri.

"Terserah kamu, aku mau hubungan kita berakhir" lanjut Lala.

Riyan pun berdiri " disaat gue lagi giat-giatnya ngedo'ain elo supaya elo jadi jodoh gue. Elo malah mutusin buat pergi"

"Titik kehidupan gue, ada di elo La, tujuan hidup gue ada di elo dan kebahagian gue ada di elo"

"Kalo elo bener-bener mau putus dari gue, gue terima La dan gue mencoba untuk iklas jika di suruh melepas"

"Dengerin gue baik-baik La. Hubungan kita udah berakhir dan itu semua keinginan elo gue turutin dan satu lagi La mimpi gue banyak banget di diri lo, tapi gue gak bisa ngewujudinnya. Elo terlalu kekanak-kanakan saat menjalin sebuah hubungan, seharusnya sebuah hubungan itu di pertahankan bukan di lepaskan"

"Bunda pasti marah banget sama gue La, mantu idamannya gak mau jadi makmum gue. Dia malah pergi ketika gue butuh banget pembimbing hidup gue disaat gue terjerumus dalam lubang kenaifan seorang laki-laki"

"Padahal elo sendiri La yang ngasih tau gue cobaan terberat untuk laki-laki yaitu Harta, Tahta, dan Wanita."

" elo lemah, dan gue mengaku kalah atas cobaan terberat yang gue alamin"

"Lo gak ngebantu La, elo malah mundur dan lebih milih buat mutusin pergi dari kehidupan gue"

"Elo menang La, The winner bener-bener nyakitin gue. Kayanya elo bener-bener nusuk gue La disini" menuntun tangan Lala untuk menyentuh dadanya.

"Untuk terakhir kali La, gue izin buat meluk elo"

Akhirnya mereka berpelukan, Lala menangis sejadi-jadinya saat mereka tengah berpelukan.

Riyan melepaskan pelukannya "Makasih La, udah ngasih tau gue tentang cinta yang berada di surga lalu tiba-tiba di lemparkan ke neraka"

Riyan menghapus air mata Lala "jangan nangis La, elo yang mutusin gue! Gue pergi"

Riyan pun berjalan menuju vesva-Nya  lalu pergi meninggalkan Lala di pinggir danau sendirian.

Sedangkan Lala, Lala terus menangis tersedu-sedu.

Ia tak akan pernah menyangka jika perpisahan se menyakitkan ini.

Ia terus menangis didanau saat sore hari ia baru beranjak pergi untuk pulang ke rumahnya.



Go AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang