07 (gengsi)

10 3 0
                                    


***

Kring kring

Jam pelajaran mulai berganti. Saat ini kelas Alee berganti menjadi pelajaran olahraga setelah pelajaran sejarah.

"Hey, kok belum ganti?" Tanya Damian.

Alee melihat ke arah Damian. "Ini mau ganti,"

"Yaudah. Mau di tungguin nggak nih? Apa mau di antar?" Tambah Damian lagi lagi menjahili Alee.

"Ih Dami!" Geram Alee.

"Udah sana kamu duluan aja ke lapangan." Pinta Alee dan di angguki oleh Damian.

"Yasudah. Bye,"

Setelah kepergian Damian. Alee mencari seragam olahraganya yang ia simpan di tas.

Membuka semua resleting tas, mengeluarkan semua buku bukunya. Semua itu sudah dilakukan Alee tapi hasilnya nihil. Ia tidak menemukan seragam olahraganya.

Alee mencoba mengingat ingat kembali. Alee sadar bahwa seragamnya pasti tertinggal di mobil ayahnya.

"Aduh gimana ini?" Monolognya sendiri.

Alee berjalan mondar mandir sambil sesekali mengintip pada jendela kelas.

Pak Ardi sudah berada di lapangan dan sekarang seluruh teman temannya sedang berbaris untuk melakukan pemanasan.

Alee semakin tidak karuan. Rasa takut muncul dalam diri Alee. Ia tidak berani untuk menyusul teman temannya ke lapangan tanpa menggunakan seragam olahraga.

Dengan rasa takut, gugup bercampur aduk. Sampai keringat dingin mulai membasahi wajahnya, Alee mencoba memberanikan diri untuk bergabung dilapangkan.

"As assalamualaikum," salam Alee ragu.

"Waalaikum salam," jawab mereka dan semua pasang mata tertuju pada Alee.

Alee menunduk tak berani menatap mereka. Hingga suara bariton mengharuskan Alee untuk menatap beliau.

"Kenapa kamu tidak memakai seragam olahraga?" Tanya pak Ardi menyelidik.

"Maaf pak, seragam saya tertinggal," jelas Alee.

"Saya tidak mentolerir siswa yang melanggar peraturan seperti kamu! Jadi sekarang kamu bersihkan seluruh lapangan yang ada di SMA ini sampai bersih!" Ujar pak Ardi tegas.

"Baik pak. Sekali lagi saya minta maaf," dengan perasaan menyesal Alee mengangguk patuh kepada pak Ardi.

Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk membersihkan lapangan ini, karena notabene sekolah Alee ini adalah sekolah yang Adiwiyata. Jadi hanya ada sampah daun kering yang berjatuhan ke arah lapangan.

Alee mulai meminjam sapu yang biasa digunakan tukang kebun untuk membersihkan lapangan.

Disisi lain, Damian tidak tega melihat Alee yang sedang membersihkan lapangan sekolah yang sangat luas ini.

Cowok itu mulai berjalan mendekati Alee untuk membantunya hingga suara menghentikan lajunya.

"Damian, Tolong kamu kesini," pinta pak Ardi. Damian pun mengurungkan niatnya untuk membantu Alee dan berbalik arah menuju pak Ardi berada.

"Iya pak?"

"Kamu gantikan saya sebentar ya. Saya ada tamu soalnya. Dan ingat! Jangan sampai ada siswa maupun siswi yang pergi kelas apalagi kantin, mengerti!" Jelas pak Ardi tegas.

"Baik pak," jawab Damian.

"Anak anak! Saya ada kepentingan sebentar jadi sementara kalian olahraga dibimbing oleh teman kalian sendiri, Damian. Dan jangan sampai ada yang tidak mengikuti olahraga terkecuali yang sedang dihukum!" Peringat pak Ardi kepada semua muridnya.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang