Aku duduk bersama dia dengan oborolan tentang sebuah buku yang kita baca bersama. Dia begitu antusias dalam setiap candaan kita berdua. Entah tentang apa yang kita obrolkan, tetapi aku selalu senang melihat dia tertawa, melihat dia tersenyum, mendengar pendapat dia, dan menatap matanya.
Kita selalu saja bersenang senang, tanpa ada obrolan yang benar-benar penting di dalamnya. Aku berjalan, dan dia selalu mengikutiku dari belakang. Aku tidak mengerti, kenapa dia tidak pernah jalan berdampingan denganku, apakah ada maksud dari semua ini? Aku bingung.
Aku merasa senang saat dia bersamaku, entah di moment apapun itu. Aku merasa tidak ingin banyak hal yang ingin aku lakukan ketika dia berada di sampingku.
Aku ingat ketika, aku melihat dia yang naik tangga, sedangkan aku sudah berada di ujung atas tangga. Aku ingat, ketika aku menyebrangi jembatan yang diikuti oleh dia. Aku ingat ketika dia memandangku tanpa lepas. Aku masih merasakan hangatnya sebuah genggaman tangannya.
Mungkin aku akan merindukan setiap hal itu.
Aku harus pergi, jalan kita tidak sama pada akhirnya. Aku telah memilih jalanku sendiri, begitu juga dengan dirimu.
Maaf aku tidak bisa menemanimu. Aku harus pergi.
Aku telah memilih jalan yang ini, aku harus tetap berada disini!
Aku terus melihat kedepan, tanpa memperdulikan dia yang selalu ada bersamaku.
Tetapi.
Semakin aku melangkah, semakin ada lubang yang terus membesar dalam hatiku. Aku tidak tau kenapa, aku seperti ini. Seperti ada sebuah kesalah dalam tindakanku.
Aku tersadar, bahwa aku selalu mengharapkan dia berada di sampingku, pada setiap langkah. Dan sekarang aku merasa sepi.
Maafkan aku, aku baru tersadar sekarang.
Tetapi maaf saja tidak akan cukup, aku harus terus berjalan. Sampai tujuan yang ingin aku gapai tergenggam.
Aku telah sampai pada keinginanku. Dan akhirnya aku sadar,semua hal yang aku perjuangkan, pada akhirnya dialah yang ingin aku genggamtangannya disini. Di sebuah pohon, dengan hembusan angin di dalamnya.
04 April 2019 01.53
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas Mimpi
PoetryBerupa kata-kata yang di padatkan menjadi kalimat. Ditulis untuk di rasakan. -14Oktober2018