Suasana kantin sangat sepi karena jam pelajaran sudah berakhir sejak setengah jam yang lalu, tetapi Darren masih duduk dibangku kantin dengan menyesap cappucino miliknya.
"Woi, gue nyariin lo ternyata anteng disini. Balik yok!" Ucap Axel menghampiri Darren.
Darren hanya mendongak dan kembali meneguk cappucino yang tersisa setengahnya.
"Ayok balik Ren," ajak Axel sekali lagi.
"Lo kalau mau balik ya balik aja, gue masih mau disini." Jawab Darren.
"Kagak, gue mah setia kawan." Ucap Axel yang sedari tadi berdiri kemudian duduk didepan Darren.
Axel mengeluarkan rokok dan mancis dari kantong nya dan mulai menyalakan pematiknya.
Darren dengan sigap menginjak kaki Axel dari bawah, "lo gila apa gimana? Ini kawasan sekolah idiot. Besar juga nyali lo."
Axel meringis,"apaansih Ren, ini kan udah ga proses KBM lagi. Ya suka suka gue lah. Ngapa lo ngatur ngatur?"
Dareen mendecak kesal,"tetep aja masih di lingkungan sekolah bego."
"Bodo lah," jawab Axel enteng.
Darren tiba tiba beranjak dari kursinya dan keluar dari kantin menuju parkiran.
Axel menoleh dengan sigap dia mengekori Dareen.Dilorong sekolah Axel berlari mengikuti Darren yang langkahnya semakin cepat.
"Tunggu geblek," suara Axel menggema kesemua penjuru lorong yang terlihat sepi.
Darren berhenti melangkah menunggu Axel sahabatnya menghampirinya.
"Lo jalan cepet banget jing," keluh Axel.
"Lo aja yang kaya siput," ucap Darren.
"Yeee, gue juga belum sempet mesen apa apa udah main tinggal aja lo. Tuman," kata Axel.
Darren tak berbicara lagi setelah nya.
Sesampainya diparkiran Darren kembali membuka suara.
"Xel, gue lagi suntuk banget akhir akhir ini," ucap Darren sembari memasang helmnya.
"Trus kenapa?" Tanya Axel.
"Gue mau cerita," ucap Dareen sambil duduk dijok motornya.
"Kalau lo mau curhat tentang cinta, maaf gue ga punya susilo," ucap Axel.
"Solusi anjing," ucap Darren kesal.
"Basecamp kuy, laper gue. Mau mamam mie kang acep," ajak Axel.
Darren hanya membalas dengan anggukan dan mereka melajukan motor ke basecamp.
***
"Kak, makasih ya." Selena melempar senyum manisnya saat dia sudah sampai didepan rumahnya.
"Sama sama. Jangan lupa makan siang, istirahat, abis itu mandi ya. Kalau bisa tugasnya juga cepet cepet dikerjain siang ini," ucap Distra.
Selena tersenyum canggung, "susah banget emang kalau udah gini, boro boro ngerjain tugas siang. Malem aja kadang mager, paling ntar nyalin tugas temen pagi pagi disekolah."
"Iiyyaa kak," ucap Selena.
"Masuk gih, udah mendung. Sebentar lagi kayaknya ujan turun deres," ucap Distra.
"He em. Aku pamit masuk ya kak," ucap Selena pamit.
Distra hanya membalas dengan senyuman.
Setelah beberapa langkah Selana menoleh kebelakang.
Selena kaget karena masih menemui Distra masih diam berada ditempatnya tak bergerak sama sekali.
Tanpa dikomando Distra menjelaskan, "nunggu kamu masuk."
Selena hanya tersenyum canggung dan kembali berjalan sampai dia masuk kedalam rumahnya.
Distra yang sudah memastikan Selena masuk kedalam rumahnya langsung menancapkan gas kearah jalanan raya.
***
Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you, too
"Don't forget me, " I beg
I remember you said
"Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead"
"Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead"Darren mengalunkan gitarnya dan bernyanyi. Dia sangat menghayati lirik demi lirik. Dia sangat hancur untuk kesekian kalinya.
Axel hanya menatap sendu sobat karibnya ini, ada sorot kesedihan dimata Darren yang hanya dia sendiri yang bisa rasakan.
Axel menepuk pundak Darren, "Udah, dibawa santuy aja bre. Suatu saat nanti seseorang bakal dateng kehidup lo dan buat lo sadar kenapa lo gak berhasil dengan orang lain," kata Axel turut merasakan apa yang dirasa Darren.
"Dikasih kebebasan asal tahu batasan. Dikasih batasan asal tetep menjaga perasaan, bukanya malah mengecewakan. Brengsek!" Caci Darren.
"Semua indah pada waktunya bre, tinggal nunggu waktu yang pas aja," jawab Axel menenangkan.
"Tapi kapan?" Tanya Darren.
Axel hanya menaikkan kedua bahunya tanda tak tahu.
"Emang gue Tuhan? Gila ye lo. Nih sebat," ucap Axel.
Darren hanya menerima dan mengisap rokok ditangannya untuk menghilangkan stressnya.
Haloo!!!
Akhirnya cerita nya direvisi setelah sekian lama nih cerita ga dirawat:)
Danke buat pembacaa
Jangan lupa votee+coment yaaJangan lupa follow ig aku
@tarisllhiSalam, Tari Pratama;)

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Most Wanted
RomanceBukan hatimu yang dingin, tapi otakmu yang terus kau perintah untuk tidak membuka hati kepada siapapun.