Bagian 4

3 1 0
                                    

Apa status dalam hubungan itu penting buat kamu?

🎈

Sekarang pukul 13.45 pm. Sudah hampir satu jam Vea duduk dibangku yang ada di rooftop. Dia sangat antusias untuk memiliki waktu berdua dengan Dimas.

Mungkinkah dia rindu? Iya.. mungkin.

Kelas selesai pukul 13.00pm dan Ve langsung saja naik ker rooftop. Padahal masih satu jam lagi. Berpamitan dengan Soraya pun dengan tergesa-gesa seakan dia sudah telat. Padahal hari ini jadwalnya dia untuk berlatih dance karna beberapa minggu lagi akan diadakan lomba antar sekolah. Tapi untungnya juga dia sudah memberikan arahan pada Soraya agar mengambil alih tugas nya satu hari ini saja. Vea harus berterima kasih pada Raya.

Ve melirik jam yang melingkar ditangan kirinya. 5 menit lagi. Dan jantungnya seperti dipompa dengan cepat. Kenapa perasaannya seperti ini? Dia berkali-kali melirik ke arah pintu rooftop. Adrenalinnya seperti terpacu ketika pintunya terdorong kearah dalam. Menampilkan sosok pria dengan tubuh atletisnya itu. Ve langsung menyambutnya dengan berdiri dari kursi. Dia menahan nafas nya ketika matanya bertemu dengan manik coklat milik Dimas.

Seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Ve merasakan banyak kupu-kupu bertebangan dari dalam hatinya. Kamu tidak boleh seperti ini, Ve. Kendalikan dirimu.

Ve hanya berkedip sekali dan Dimas sudah ada didepannya. Ini Dimas yang jalannya cepat atau Ve yang tidak sadar?

"Udah lama?" Kalimat pertama yang keluar dari mulut Dimas.

Sebelum Ve menjawab dia menjatuhkan tasnya didekat bangku dan berjalan ke pembatas rooftop. Menyandarkan tangannya dan melepaskan pandangannya sejauh mungkin.

Vea mengikuti apa yang Dimas lakukan. Melepaskan tas nya dan berdiri disebelah Dimas.

"Ngga kok. Aku juga baru dateng tadi." Alibi Vea. Entah apa maksudnya dia menjawab seperti itu, padahal dia sudah datang satu jam sebelumnya.

Dan kemudian hening.

Ve melirik ke arah Dimas. Dia pikir Dimas akan mengucapkan sesuatu tapi nyatanya tidak. Dimas tetap saja melihat kearah depan. Menikmati pemandangan langit yang cerah.

Ve berdeham sekali untuk menetralkan suaranya dan bertanya, "Ada apa ngajak ketemuan disini?"

Yang diharapkan adalah Dimas akan langsung menoleh kearahnya dan berkata, "Aku kangen." Tapi, zonk. Dimas masih saja diam bahkan tidak menoleh sedikitpun ke arah Ve. Sedikit kecewa karna ekspetasinya. Dan diapun menunduk. Mengubur ekspetasinya dalam-dalam.

"Aku kangen."

Satu kalimat itu membuat Ve kembali mendongak. Melihat kesumber suara yang kini telah menatapnya. Jangan tanyakan seberap cepatnya jantung Ve kini berdetak.

"Udah dua minggu atau mungkin lebih kamu ngehindarin aku terus."

Ve makin tak karuan. Selain jantungnya, kini paru-parunya seperti kehabisan oksigen. Dia kesulitan bernapas. Tapi tetap diam tekunci pada pandangan Dimas. Tak bisa berpaling.

"Aku terus berfikir dimana letak kesalahan aku, tapi aku ga nemuin apa-apa. Aku malah berfikir kita punya kesalahpahaman." Dimas menarik napasnya dalam.

HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang