Saat kau memanggil namaku
Aku akan menjadi bunga mu
Seolah-olah kita saling menunggu
Kita akan terus mekar hingga merasa sakit.🎈
"Vea?"
Pria berseragam SMA yang seluruh kancing dibuka itu masih menganga setelah menyebut nama gadis dihadapannya. Masih tidak percaya. Ini sudah satu tahun berlalu, bukan?
Vea dihadapannya bingung. Dia tidak mengenalnya namun juga merasa tidak asing. Bodoh nya Vea yang tidak bisa mengingat apapun sekarang. Dan hanya bisa menatap pria itu dengan diam.
Dunia mereka solah-olah berhenti. Hujan jadi saksinya. Suara rintikan air jadi musik pengiringnya. Tak ada yang berkutik sama sekali. Masih pada posisinya masing-masing. Hingga suara petir membuat Vea terlonjak kaget dan kembali pada dunianya.
"Eh?" Ia kembali menatap laki-laki itu setelah menatap langit yang terusnya mengeluarkan suara gemuruh. "Kok tau nama aku?"
"Ini beneran Vea?" Pria itu memastikan lagi dan melangkah mendekat. Sedangkan Ve malah mundur.
"I..iiya.. kamu siapa?"
Ve terheran ketika pria itu langsung membungkam mulutnya kaget dan membalikkan badannya memunggungi Vea.
Ketika dia membalikkan badannya, dia langsung memegang kedua bahu Vea. Sedikit kencang. Vea kaget dan otomatis mengangkat kedua tangannya didepan dada. Mencoba untuk menjauhkan pria yang tak dia ingat ini.
"Kamu inget?"
"Apa?"
"Payung yang rusak,"
"Maksud kamu?"
"Hujan,"
🎈
Disinilah keduanya berakhir. Disalah satu kafè yang buka 24 jam. Padahal ini masih bisa dibilang sore. Baru jam tujuh malam.
Vea sudah mengingatnya sekarang. Hujan waktu itu yang membuat dia terjebak dihalte bus dan payungnya yang dia bawa rusak. Untung saja ada Xey yang dengan senang hati membantu membenarkannya.
Ve sangat ingat kejadian itu. Tapi dia tidak menyangka jika Xey adalah orangnya. Sedikit berbeda dari setahun yang lalu.
Iya. Vea menanyakan namanya tadi setelah sampai di kafè ini. Dan ternya Xey namanya. Xey Xtevarivs. Unik banget.
"Kamu ga banyak berubah ya," ucap Xey sambil menutup buku menu yang dibawa oleh salah satu waitress.
Vea hanya tersenyum sambil menyelipkan rambutnya kebelakang telinga. "Kayanya, kamu juga ga banyak berubah."
Xey pun hanya tersenyum. Dan menulis pesanannya di lembaran Slip Order. "Kamu mau pesen apa?"
Ve memiringkan kepalanya sambil membaca beberapa daftar menu yang dipajang sebagai POP. "Hmm.. Latte?"
"Oke. Latte satu sama Hazelnut satu," ucap Xey dan menyerahkan slip order itu kepada pelayan yang masih setia berdiri disebelah meja. Sang pelayan mengulangi pesenan kita dan meminta kami agar menunggu sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her
Teen FictionCuz you're my tear. ---- "Payung aku yang rusak mungkin bisa aja gampang buat kamu betulin. Tapi, gimana kalau hati aku yang rusak?" Shavea Margana. "Ya mau gimana. Gue terlahir sebagai Xey yang hancur." Xey Xtevarivs. --- "Mungkin besok aku baka...