- See where your heart goes. -
***
Suara musik yang keras memenuhi isi ruangan berukuran 6x4 meter ini. Seluruh siswi yang ada didalamnya tengah sibuk dengan berbagai gerakan yang sedang mereka pelajari. Semuanya terfokus pada pantulan bayangan mereka yang ada didepan cermin berukuran besar yang terpasang disalah satu sisi tembok.
Salah satu siswi tersebut adalah Shavea Margana. Kelas XI IPA 1 yang juga ketua dari Eskul Dance Modern.
"Cukup untuk latihan hari ini. Kalian boleh pulang sekarang." Kata Shavea sang ketua eskul dance. Dia berjalan kearah tumpukan. Mengambil handuk kecil didalamnya dan langsung dia gunakan untuk mengelap seluruh keringat di tubuhnya.
"Ve, lo langsung balik atau gimana?" Salah satu siswi anggota eskul itu datang menghampiri Vea yang kini sedang memakai kembali seragamnya.
Vea menoleh sekilas kemudian lanjut memasang tiga kancing terbawah bajunya. "Gatau deh. Langsung pulang kayanya." jawab Shavea.
"Kalo gitu bareng ya?"
"Bokap lo ga jemput?" tanya Vea. Dia beralih membereskan perlengkapannya dan kemudian dimasukkan kedalam tas."Tadi dia nelfon gue, katanya ada meeting. Yaudah gue balik sendiri deh."
Vea menggedong ranselnya. Dia berjalan keluar ruangan sambil berkata "Yaudah ganti baju lo. Gue tunggu luar, mau pake sepatu."
Gadis yang diketahui bernama Soraya itu langsung mengacungkan jempolnya. Dan bergegas mengganti pakainnya.
Vea yang sudah berada diluar langsung memakai sepatunya. Dia duduk disalah satu anak tangga dengan sepatu converse merah miliknya yang terlihat sudah sangat kotor karna dia tidak pernah mencucinya.
"Tungguin, Ve." Soraya yang baru saja keluar dari Room Practice itu ikut terduduk disamping Vea dan menggunakan sepatunya.
Vea yang sudah selesai dengan sepatunya kembali berjalan kearah Room Practice. Kepala nya dia sumbulkan dari balik pintu. "Gue balik duluan ya gengs!!" Teriaknya. Dan teman temannya langsung menyaut juga mengucapkan hati hati dijalan.
***
Soraya dan Shavea berjalan beriringin melewati koridor. Suasana sekolah sudah mulai sepi. Hanya ada anak anak eskul.
Kalau boleh aku beritahu, Soraya adalah sahabat Shavea dari awal MOS. Kedua nya dekat dengan hal yang menurutku sangat antimainstream. Bisa ditebak? Yap! Saat itu keduanya sama sama sedang berhalangan. Soraya menghampiri Vea yang saat itu hanya diam terduduk disaat yang lain sibuk menyiapkan alat untuk ibadah sholat. Dan disitulah mereka mulai kenal dan dekat hingga sekarang.
"Ve, itu bukannya Dimas ya?" Raya menghentikan langkahnya. Tangan kanannya menahan bahu Vea. Dan membuat gadis berambut hitam itu terhenti.
Vea mengikuti arah pandang Raya. Di koridor kelas XII. Dimas, orang yang ditunjuk Raya sedang asik bercanda gurau dengan gadis kecil dengan jilbab putih yang membungkus kepalanya.
Tidak kaget melihat Dimas dekat dengan wanita itu, karena, mereka berdua satu kelas. Tapi, kenapa mereka berdua masih dilingkungan sekolah? Sedangkan mereka tidak mengikuti eskul apa-pa. Setau Vea seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her
Genç KurguCuz you're my tear. ---- "Payung aku yang rusak mungkin bisa aja gampang buat kamu betulin. Tapi, gimana kalau hati aku yang rusak?" Shavea Margana. "Ya mau gimana. Gue terlahir sebagai Xey yang hancur." Xey Xtevarivs. --- "Mungkin besok aku baka...