D.S#4

221 16 0
                                    

Sejak kejadian kemaren Ajeng sering pergi ke danau dekat pondok dan memilih duduk di bawah pohon. Jujur ia sangat tidak betah tinggal di sini.

Ajeng duduk di bawah pohon dan melepas kerudung merah nya"Gerahh"ucapnya sambil mengibaskan tangannya di delan wajahnya.

Ajeng menekan v call  ke salah satu sahabat nya.

"Hallo gue butuh bantuan lo semua"

"Hallo bu hajah, butuh bantuan apa bu hajah"

"Ihh gue jijik, gak usah panggil gue kek gitu. Gue tampol juga lo"

"Iya maaf, btw lo butuh bantuan apa Jeng"

"Gue mau lo semua jemput gue nanti malam jam 12 di depan Pondok Pesantren
Darut Taubah, gue gak nerima penolakan"

"Bukan nya gue gak mau jemput atau nolongin lo tapi lo tau kan bokap lo apalagi sama para bodyguard yang badan nya gede banget itu"

"Jadi maksud lo, lo takut gitu sama bokap gue"

"Iya. Hehehhe"

"Tapi gue mau lo semua jemput gue. Gue gak nerima penolakan sekalipun titik"

Ajeng langsung mematikan v call nya dengan sahabatnya.

Setelah menelpon temannya Ajeng pergi untuk menemui Ummi Fatimah di dapur.

"Tan,Ajeng mau minum haus" ucap Ajeng saat berada di dapur.

"Sini Jeng ummi kenalin sama santri yang lain"

"Ajeng maunya minum tan, gak mau kenalan"

"Ini minumnya Jeng, klo mau ambil lagi di situ"ucap ummi Fatimah yang memberi tahu ceret air minum di atas meja.

Saat Ajeng ingin keluar dari dapur. Jalannya terhadang oleh seorang lelaki bertubuh tinggi dan berkulit putih.

"Misihh! Ngalangin jalan gue aja lo"

"Maaf tapi sebelum nya kamu siapa ya,kok berani masuk dapur ummi saya"tanya lelaki bertubuh  tinggi itu.

"Lo anak nya tante Fatimah yaa"

"Kamu siapa yaa kok manggil ummi saya dengan sebutan tante"

"Gue Ajeng anak baru disini"

"Ohh"jawab lelaki itu dengan singkat.

"Singkat amat masnya"ucap gue dengan nada bercanda.

"Maaf tapi kita bukan muhrim,dan orang yang bukan muhrim tidak boleh berbicara lama bahkan bertatapan saja tidak boleh, karena takutnya kita berbuat zina" ucap lelaki itu dan pergi meninggalkan Ajeng.

"Ehhh main pergi aja lo" teriak gue saat punggung lelaki itu sudah menghilang.

****

"Ehh siap siap sholat isya, ntar di hukum lagi ma Gus Syahdan yang gantengnya gak ketulungan itu"ucap Tabina yang sedang memakai jilbabnya.

"Jeng. Kamu sholat kan"tanya Nisa ke gue.

"Iya soalnya kalo kamu gak sholat kita duluan nihh"sahut Tabina.

"Yaa kalian duluan aja nanti gue nyusul" ucap gue meyakinkan mereka berdua.

"Beneran nyusul yaa"ucap Tabina.

"Iya nyusul yaa awas aja bohong"sahut Nisa yang berjalan menuju pintu menyusul Tabina.

"Iyaa gue nyusul"ucap gue sedikit berteriak.

Malam ini Ajeng akan kabur dengan bantuan teman temannya. Ajeng sedang memikirkan cara keluar dari pesantren ini, karena ia sangat tidak betah dengan suasana di sini.

"Gimana yaa caranya gue keluar dari sini"ucap gue pada diri gue sendiri.

"Apa gue manjat aja yaa tu pagar pembatas"

Karena memang jika ingin keluar dari pesantren ini kita harus melewati pagar pembatas antara perempuan dan laki laki.

Saat jam menunjukkan pukul 11.30 Ajeng bersiap untuk pergi keluar secara diam diam, karena memang semua para santri sedang tidur.

Ajeng mengeluarkan ponselnya dan menelpon salah satu sahabatnya.

"Hallo kalian sudah dimana"

"Hallo kita sudah didepan pesantren lo ini cepetan gihh keluar"

"Ok ok gue otw"

Setelah mematikan ponselnya Ajeng berjalan mengendap endap agar tidak tertangkap oleh santri yang sedang berjaga malam ini.

Tanpa berpikir lama Ajeng langsung memanjat pagar saat sudah sampai di depan pagar pembatas.

Bugghh

"Hai sapa disana"teriak salah satu santri yang sedang berjaga.

"Mampus gue ketahuan"ucap gue yang berusaha berdiri.

"Kamu! Sedang apa kamu disini, kamu ingin kabur yaa dari sini"selidik lelaki itu.

"N-ngak kok gue gak mau kabur dari sini"alibi gue meyakinkan lelaki ini.

"Tidak usah berbohong, ayok ikut saya"ucap lelaki itu sambil narik tangan gue dengan kasar.

"Mau apaain gue loo"teriak gue.

"Aku akan kasih kamu hukuman"

"Lo gak bakalan bisa kasih gue hukuman" balas gue jutek.

Saat berada di ruang tamu ummi Fatimah, gue cuma menatap lelaki itu dengan tatapan tajam.

"Sekarang kamu hapalin surah ar-rahman"

"Gue kan gak hapal"

"Ada apa ini ribut ribut"ucap ummi Fatimah yang terbangun dari tidurnya karena kegaduhan di ruang tamu.

"Ini ummi perempuan ini mau kabur"ucap lelaki itu.

"Benar Ajeng kamu mau kabur"tanya ummi meyakinkan.

"I-iya tan"

"Y sudah besok saja urusan ini di lanjutkan kalian kembali ke kamar kalian masing masing"titah ummi Fatimah

Gue langsung pergi dan masuk ke kamar gue. Karna lelah dengan masalah ini gue terlelap .



Jangan lupa vote cerita aku yaa👍
Dan klo typo nya bnyk tolong di maapkan...


Dear SyahdanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang