D.S#7

208 18 1
                                    

Malam ini Ajeng, Tabina,dan Nisa sedang mengerjakan tugas IPA di kamar mereka.
Tabina sedang mengetik tugas di notebook miliknya. Nisa sudah selesai mengerjakan tugas dan memilih untuk membaca lagi buku pelajaran. Beda dengan Ajeng yang lebih memilih memainkan ponselnya di banding membaca buku apalagi buku pelajaran. Disaat Ajeng memainkan ponselnya ia mengingat bahwa ia belum melaksanakan Sholat Isya.

"Guys aku ke masjid dulu ya aku lupa belum sholat Isya"ucapku pada mereka yang sedang sibuk membaca.

"Iya jeng, wah sudah rajin toh temanku ini" ledek Nisa dengan nada bercanda.

"Orang rajin salah orang gak rajin juga salah, jadi maunya apa" sahutku dengan nada jutek.

"Iya iya sorry"ucap Nisa.

"Y udah aku pergi dulu ya"ucapku keluar dari kamar.

Ajeng berjalan dengan sedikit cepat menyusuri lorong yang gelap dan sepi, karena pada dasarnya Ajeng takut.

Suasana masjid sangat sepi karena memang semua santri sedang berada di kamar dan sedang mengerjakan tugas masing masing yang di beri oleh ustadzah maupun usztad.

Setelah mengambil air wudhu Ajeng segera masuk kemasjid dan langsung melaksanakan sholat Isya. Ia melaksanakan sholat Isya sendiri.

Ajeng kembali menyusuri lorong setelah melaksanakan sholat Isya di masjid. Ia berjalan sedikit terburu-buru.

*****

Malam ini Syahdan sedang bertugas menjaga Ponpes. Ia ditemani oleh tiga pengurus Ponpes dan empat santri lainnya.

Seperti biasa dua orang menjaga pintu utama, dua orang menjaga kawasan santri perempuan, dua orang menjaga kawasan santri laki-laki dan dua orang berkeliling kawasan Ponpes.

Syahdan mendapat bagian berkeliling kawasan Ponpes, ia di temani Fahry santri laki-laki yang badannya lumayan berisi.

"Ry ana ke sana dulu ya"izin Syahdan ke Fahry menunjuk lorong dekat masjid.

"Iya dan, tapi jangan lama ya"ucap Fahry ketakutan.

"Kenapa ente takut Ry"tanya Syahdan.

"Bisa di bilang gitu, hehehe"

"Yang ada hantunya yang takut liat badan ente"ucap Syahdan terkekeh memegang bahu kiri Fahry.

"Bisa aja kamu dan, pokonya jangan lama lama"

"Iya, ya sudah, Assalamualaikum"ucap Syahdan meninggalkan Fahry sendiri.

****

Syahdan berjalan menuju lorong dekat masjid yang suasananya sangat sepi dan gelap.

Buhhgg

Ajeng yang merasa menabrak seseorang dan merasa tubuhnya menimpa seseorang, Ajeng langsung membuka matanya dan melihat Syahdan yang begitu dekat dengan wajahnya.

"Astagfirullahal'azim kalian sedang melakukan apa"ucap mereka semua.

"Syahdan!!!"teriak Abi Ilham selaku pemilik Ponpes dan sebagai orang tua Syahdan.

Merasa namanya di panggil, Syahdan berdiri dari posisinya, dan diikuti dengan Ajeng.

"Kalian berdua ikut saya"titah Abi Ilham-Abinya Syahdan.

Tanpa membantah mereka berdua mengikuti Abi Ilham. Di perjalanan mereka diam tanpa kata kata.

Walaupun Syahdan anak pemilik Pesantren, ia akan tetap di hukum jika ia melakukan kesalahan.

Tibanya di rumah ummi Fatimah-umminya Syahdan. Mereka masih diam dengan menundukkan kepala.

Mereka menunggu abi menjelaskan kejadian barusan ke ummi Fatimah.

Ummi menghampiri Syahdan setelah abi selesai menjelaskan kejadiannya.

"Astagfirullahal'azim Dan, kamu tau kan ini kesalahan yang sangat fatal, kamu melakukan itu bukan dengan muhrim mu. Kalian bahkan belum terikat oleh hubungan suami istri. Kamu tau kan Allah sangat menbenci hambanya yang melakukan perbuata zina. Mana ilmu yang ummi ajarkan sedari kecil Nan. Mana?.. Kenapa kamu tidak menggunakan pemikiran kamu"ucap ummi sangat histeris saat mendengar anaknya melanggar aturan.

"Maafkan Syahdan ummi, maafkan mi"ucap Syahdan bersujud di kaki umminya.

"Syahdan tau ini salah mi, ini hanya sebuah kecelakaan"ucap Syahdan menangis seraya bersujud di kaki umminya.

"Astagfirullah....
Astagfirullahal'adzim"ucap ummi di tengah isakannya.

Ajeng yang melihat kejadian ini jadi merasa bersalah kepada Syahdan. Karena ia telah memeluk dan menahan Syahdan dan mereka semua tau kalau ada bercak pink bibir Ajeng di baju Syahdan. Ia semakin malu dan merasa bersalah.

"Ummi"panggil Ajeng.

Ummi Fatimah menoleh ke arah Ajeng, dan Ajeng langsung bersujud di kaki ummi Fatimah.

"Ummi maafin Ajeng mi, ini semua salah Ajeng. Karena Ajeng Syahdan jadi kena marah"ucap Ajeng yang menangis dan terisak.

"Sudah sudah, kalian bangun"ucap ummi mengangkat tubuh kami dengan kedua tangannya.

"Jangan minta maaf sama ummi, minta maaflah kepada Allah karena kalian telah melanggar perintahnya"ucap ummi mantap.

"Jadi ummi mau kalian berdua menikah"ucap ummi Fatimah.

"Apa!! Nikah??"ucap mereka berdua bersamaan.

"Ya kalian harus menikah, demi tidak terjadi kesalahpahaman" ucap ummi.

"Tap..."ucap Syahdan yang langsung dipotong oleh umminya.

"Gak ada tapi tapian, ummi gak nerima penolakan. Kalian harus tetap menikah, besok pagi pukul 9 kita mulai acaranya"

"Apa tidak kecepatan Fatimah?"tanya abi Ilham.

"Kebaikan tidak boleh di tunda tunda" ummi meninggalkan mereka di ruang tamu.

Ajeng dan Syahdan hanya bisa diam tidak membantah dan menerima keputusan ummi.




Heyyy Ajeng masih sekolah...
Sudah mau nikah aja

Jangan bosan yaa baca nya...
Kalo ada typo maapkan aku yaaaa

Kayanya aku bakalan lama update karena banyak tugas kelompok..

Byeee..
Sampai jumpa di part berikutnya.

Dear SyahdanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang