D.S#6

219 17 0
                                    

Hari ini adalah hari Ajeng mengikuti KBM
dikelas baru untuk pertama kalinya. Dia duduk di samping Nisa. Didepan Tabina duduk bersama Ayu.

"Sa ini namanya apa? Kok tulisanya kek gini sih"tanyaku kepada Nisa.

"Ini namanya kitab kuning Jeng, dikenal juga dengan sebutan kitab gundul karena memang tidak memiliki harakat  seperti fathah,kasrah, dhammah, sukun  tidak seperti kitab Al-Qur'an"jelas Nisa di tengah ustadzah menjelaskan di depan.

"Cara baca nya gimana sa"

"Nanti aku ajarin kamu ya. Sekarang kamu dengerin dulu yang di jelasin sama ustadzah Nurul"

"Ok deh"

Ajeng sedang memperhatikan yang dijelaskan oleh oleh ustadzah, tapi tidak satu pun yang terlintas di otaknya. Karena Ajeng memang tidak mengerti apa yang di jelaskan oleh ustadzah Nurul.

Setelah mendengarkan penjelasan ustadzah Nurul yang Ajeng tidak mengerti sama sekali, membuat Ajeng mengantuk. Karena Ajeng tak kuasa menahan ngantuk dan matanya sudah berat untuk dibuka. Akhirnya ia tertidur saat pelajaran ustadzah Nurul hampir selesai.

Setelah pelajaran kitab gundul selesai, pelajaran yang para santriwati kagumi akan dimulai yaitu pelajaran bahasa arab. Pelajaran ini sangat di kagumi karena guru yang mengajar. Guru itu sudah memasuki kelas Ajeng, yakni Gus Syahdan.

Nisa berusaha membangunkan Ajeng, dia menggoyangkan lengan Ajeng, tapi nihil Ajeng tetap tidak bangun.

Syahdan merasa ada yang tidak beres di baris kedua, ia melihat ada santri yang tertidur saat jam pelajarannya, ia menghampiri Ajeng yang tertidur dengan tangan sebagai tumpuan kepalanya.

Nisa semakin panik karena Ajeng tak kunjung bangun. Ia melihat Gus Syahdan semakin mendekat, tapi sekarang ia sudah pasrah karena Syahdan sudah tiba di depan mereka.

"Saya sudah berusaha membangunkan Ajeng Gus, tapi nihil dia tetap bangun"

Gus Syahdan berusaha membangunkan Ajeng dengan mencipratkan air di wajah Ajeng, tapi nihil Ajeng tidak bangun. Dua kali dicipratkan tapi tetap tidak bangun,ketiga kali dicipratkan dan "Aku sayang kamu"teriak Ajeng kaget.

"Loh kamu ngapain disini"tanya gue ke Syahdan.

"Shutt, Jeng dia Gus Syahdan anak pemilik pesantren ini,manggilnya yang sopan"bisik Nisa di telinga ku.

"Iya aku tau"

"Sudah tidak mengantuk Ajeng"tanya Syahdan ke aku.

"G-gak gus, aku sudah gak ngantuk" sahut gue gugup.

"Sekarang kamu ikut saya"ajak Gus Syahdan yang menarik tanganku.

"Kamu mau bawa aku kemana"tanyaku yang berusaha melepaskan tangan Gus Syahdan.

"Saya akan memberi kamu hukuman, karena kamu sudah berani tidur di jam pelajaran saya"ucapnya menarik tanganku kuat.

Setelah sampai di tengah lapangan, Gus Syahdan melepaskan tangan Ajeng dengan sedikit kasar.

"Ngapain aku di suruh kesini"tanyaku bingung karena aku di bawa ke tengah lapangan.

"Kamu hormat bendera sampai pelajaran saya selesai"jelas Syahdan.

"Aku gak mau, ini kan panas banget"tolak ku karena memang hari ini cuaca sangat panas.

"Saya tidak menerima penolakan, atau saya akan laporkan ke ayah kamu agar fasilitas kamu di cabut"ancam Syahdan dan Ajeng langsung bungkam.

"Iya iya dasar pengaduan"

"Saya tinggal masuk dan kamu tetap laksanakan kalau tidak akan saya tambahkan hukumannya sampai jam pelajaran terakhir"

"Aku mau kamu tetap disini atau aku tidak akan melaksanakan hukumannya"ucap ku.

Ajeng sedang melaksanakan hukumannya, sedangkan Gus Syahdan hanya berdiri di bawah pohon memerhatikan Ajeng yang sedang hormat.

Ajeng merasakan kepalanya pusing, karena memang ia tidak sarapan tadi pagi. Ajeng merasakan tubuhnya goyang dan akhirnya terjatuh tidak sadarkan diri.Syahdan yang melihat Ajeng  jatuh pingsan langsung berlari menghampirinya.

"Ajeng bangun!!"ucapnya menggoyangkan tubuh Ajeng. Karena ia melihat tidak ada orang ia akhirnya mengangkat Ajeng dengan terpaksa.

"Ya allah maafkan hamba" ucap Syahdan dalam hati.

Setelah sampai di UKS Syahdan langsung merebahkan tubuh Ajeng di atas sofa yang tersedia.

"Astagfirullah kenapa dengan Ajeng, Syahdan"tanya ummi Fatimah yang melihat Ajeng pingsan.

"Dia habis melaksanakan hukuman yang Syahdan berikan ummi"

"Memangnya dia melakukan kesalahan apa sehingga kamu hukum"

"Dia tidur saat jam pelajaran Syahdan, trus Syahdan hukum dia hormat bendera sampai jam pelajaran Syahdan habis mi"

"Astagfirullahal'azim Syahdan. Ummi tidak suka dengan perbuatan kamu ini Syahdan. Mungkin kalau 1 jam pelajaran tidak apa, kali ini kamu sudah melewati batas dan. Lain kali jangan diulangi"

"Maafin Syahdan ummi. Iya ummi, Syahdan janji gak bakalan ulangi"ucap Syahdan menyalimi tangan ummi

"Iya ummi maafin"

Ajeng membuka matanya, ia memegangi kepalanya"Ssshhh"desah Ajeng.

"Minum dulu Jeng"ucap ummi Fatimah sambil memberikan segelas air dan membenahi posisi duduk Ajeng, dan Ajeng menerima airnya.

"Kamu belum sarapan Jeng, perut kamu gembung" ucap ummi dan Ajeng menggeleng.

"Kenapa engga sarapan"tanya Syahdan yang berdiri dibelakang ummi.

Ajeng tak menghiraukan pertanyaan yang di tanyakan oleh Syahdan. Ia hanya melirik sekilas, karena ia sudah kesal dengan Syahdan. Akibat hukumannya keadaannya menjadi seperti ini.

"Ajeng kenapa kamu gak sarapan sayang" tanya ummi dengan lembut.

"Ajeng gak biasa kalo sarapan pagi langsung makan makanan berat ummi"

"Kenapa kamu gak bilang ke Bu Retno untuk membuatkan kamu energen,atau susu"

"Tidak ummi, Ajeng kasian liat bu Retno"

"Ya sudah ini makan dulu bubur nya" ucap ummi memberikan bubur ke Ajeng.

"Tadi Pak Ron yang membelikan"

"Iya ummi"ucapku yang langsung memakan buburnya.


Kepanjangan yaa part kali ini😁

Jangan lupa vote and comment...

Mudahan aku ada bnyk waktu yaa biar
bisa update terus..

Ok👍👌

Dear SyahdanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang