D.S#5

220 18 2
                                    

"Jeng. Ajeng bangun jeng,sholat shubuh" ucap Tabina mengguncang tubuh gue.

"Issh, ini jam berapa sihh" tanya gue yang berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata.

"Ini sudah jam 5.30 ntar lagi sholat shubuh, siap siap jeng, malah tidur mulu" ucap Nisa.

"Iya iya gue mandi dulu" ucap gue berjalan ke kamar mandi.

Setelah berkutik di kamar mandi untuk membersihkan diri, Ajeng bersiap siap untuk pergi kemasjid bersama Tabina dan Nisa. Yaa walaupun ini pertama kalinya Ajeng menginjakkan kakinya di masjid, karena terakhir kali 2 tahun yang lalu.

Suasana di sekitar masjid hari ini sangat ramai karena hari ini hari senin dan hari sibuk bagi semua santri. Hari ini juga hari pertama Ajeng melakukan kegiatan belajarnya.

"Ayo masuk"ucap Nisa mengajak masuk.

"Aku wudhu dulu saa, jeng kamu sudah wudhu apa belum"tanya Tabina ke gue.

"Belum" jawab gue polos.

"Ya sudah ayo jeng kita wudhu barengan"ajak Tabina.

"Lo duluan aja, nanti gue nyusul"

"Awas nanti kamu gak wudhu yaa, gak sah nanti sholatnya kalo gak wudhu"ucap Nisa.

"Iya iya"

Setelah Tabina dan Nisa masuk ke dalam masjid, Ajeng pergi ke tempat wudhu.

"Aduhh, gimana ya cara wudhu"ucap gue pada diri sendiri.

"Terakhir gue wudhu kan kelas 3 smp, mana gue ingat sekarang"

"Kamu gak tau cara wudhu"ucap lelaki yang berada di belakang gue.

"E-enggak kok gue tau"ucap gue bohong. Sebenarnya sih gue gak tau.

"Kalo kamu gak tau mari saya ajarkan"tawar lelaki itu.

"Tapi kata lo cewek sama cowok yang bukan muhrim gak boleh berduaan"

"Kita kan gak berduaan, tuu ada yang lain" ucap lelaki itu sambil menunjuk santri yang sedang wudhu.

"Tapi tetap saja kita gak boleh berdekatan, karena bukan muhrim"sambung lelaki itu.

"Ya makanya muhrimin gue"ucap gue dengan polosnya.

"Hah? Muhrimin?"tanya lelaki itu bingung.

"Iyaa muhrimin gue" jawab gue polos.

"Cepat wudhu nanti aku kasih tau" ucap lelaki itu mengalihkan.

Setelah berwudhu, semua santri melaksanakan sholat shubuh berjamaah di masjid yang di pimpin kyai Ilham yang setahu gue pemilik pesantren ini.

Setelah melaksanakan sholat semua santri kembali ke kamar masing masing dan bersiap untuk melakukan kegiatan belajar.

"Ajeng tadi aku ketemu ummi Fatimah di depan masjid, kata ummi kamu di panggil untuk menghadap beliau"ucap Nisa berdiri didepan pintu.

"Memangnya ada apa Jeng kamu di panggil"tanya Tabina kepo.

"Gak, gak ada apa apa"jawab gue.

"Y sudah gue pergi dulu yaa"pamit gue ke Nisa dan Tabina.

*****

"Ehh nak Ajeng, masuk sini nak" ucap ummi Fatimah saat melihat gue di depan pintu.

"Lo! Ngapain lo disini" tanya gue ke lelaki yang sampai saat ini gue gak tau namanya.

"Atau lo mau muhrimin gue ya"tanya gue selidik.

"Astagfirullah siapa yang mau nikahin kamu Ajeng"tanya ummi Fatimah kaget.

"Itu tan, katanya dia tuh" jawab gue polos dan nunjuk lelaki itu.

"Maksudnya apa Syahdan" tanya ummi bingung.

"B-bukan gitu ummi, jadi kemaren itu Syahdan kasih tau ke perempuan ini kalau tidak boleh berbicara lama atau bertatapan dengan yang bukan muhrim, takutnya zina"jelas Syahdan.

"Ohh, benar kata nak Syahdan jeng, karena kalau orang yang bukan muhrim bertatapan itu sudah termaksud perbuatan zina"jelas ummi menambahkan.

"Oh ya ummi manggil kalian kesini mau meluruskan kejadian kemaren malam"

"Jadi kemaren itu sebenarnya kenapa, coba kalian jelaskan. Syahdan jelaskan ke ummi ada apa" ucap ummi dengan lembut.

"Jadi kemaren itu Syahdan kan lagi jaga malam, trus Syahdan dengar ada yang jatuh trus Syahdan cek ternyata ada wanita ini ummi" jelas Syahdan.

"Nama gue Ajeng bukan wanita"sahut gue dengan jutek yang hanya di balas dengan senyuman.

"Sekarang ummi tanya, kenapa Ajeng keluar kamar tengah malam" tanya ummi Fatimah.

"S-sebenarnya Ajeng mau keluar tan, habisnya Ajeng gak betah tan disini"ucap gue menjelaskan.

"Mau kabur kan kamu"tanya Syahdan.

"Ehh lo nyaut aja"sahut gue.

"Sudah sudah, kalian kok malah bertengkar"teriak ummi.

"Maaf ummi" ucap Syahdan meminta maaf keda ummi yang di balas dengan anggukan dan senyuman.

"Ajeng dengarin ummi, ayah kamu masukkan kamu dan nitipkan kamu disini karena ayah kamu mau kamu berubah dan ummi mohon sama kamu agar kamu bisa berubah dan agar orang tua kamu bahagia Ajeng"ucap ummi memberi nasehat ke gue.

"Maafin Ajeng Ummi , Ajeng janji bakalan berubah"ucap menahan air mata yang sudah siap melucur membasahi pipi.

"Ajeng gak perlu minta maaf, Ajeng ummi cuma minta kamu berubah dan bahagiain orang tua kamu"ucap ummi sambil menghapus air mata yang baru saja jatoh ke pipi gue.

"Iya ummi Ajeng janji bakalan berubah" ucap gue dengan isakan tangis.

"Ummi senang kamu manggil ummi dengan sebutan Ummi  tidak tante lagi" ucap ummi dengan senyuman.

"Aku minta maaf ya sama kamu" ucapku meminta maaf ke Syahdan.

"Kenapa sih kamu nunduk terus, nyari duit yaaa"

"Gak, aku nunduk karena aku menjaga pandangan aku dari yang bukan muhrim"jawab lelaki itu meluruskan pandangan nya.

"Tampan" batinku dalam hati.

"Ya sudah ummi Ajeng balik lagi yaa, masih ada tugas" ucap gue menyalimi tangan ummi Fatimah.

"Y sudah hati hati Jeng" ucap ummi mengelus pucuk kepalaku.


Jangan lupa vote and comment ok👌
Jadi aku sering update dehh..

Dan kalo ada typo maapkan aku yaahh...

Byee

Sampe ketemu di part selanjutnya...

Dear SyahdanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang