2 # Awal yang Indah

38 9 3
                                    

Selamat pagi dunia. Pagi ini merupakan awal yang indah bagi Bulan, hari ini adalah langkah awal baginya untuk meraih masa depan.

Bulan bergegas bangun, membuka gorden dan membuka pintu kamarnya untuk menuju balkon. Bulan menghirup udara segar di pagi ini, menikmati indahnya pemandangan taman komplek disebrang rumahnya yang sudah penuh dengan anak-anak bersama para orangtua mereka.

"Pagi, adikku tercinta." Sapa Bintang dengan membawa dua gelas cokelat panas yang harumnya sangat menggoda.

Bintang yang melihat Bulan berada di balkon pun menghampiri Bulan dan memberikan segelas cokelat panas itu pada Bulan.

"Wow.. hot chocolate!! I love you." Bulan langsung menyambar gelas tersebut dan mengecup pipi Bintang singkat.

"Hari ini jadi 'kan?" Tanya Bintang yang tahu apa yang akan dilakukan adiknya hari ini.

"Jadi dong kak. Kesempatan ngga dateng dua kali." Jawab Bulan dengan penuh keyakinan. Bintang yang mendengar pun mengangguk dan tersenyum puas.

"Udah ah aku mau mandi dulu, abis itu langsung cus deh." Bulan mengembalikan gelas yang sudah kosong kepada Bintang.

Bulan berjalan menuju kamar mandi dengan bersenandung ria.

"Semoga sukses Bulan. Kakak hanya bisa berdoa yang terbaik buat kamu." Bintang geleng-geleng kepala melihat tingkah adiknya yang sangat semangat hari ini. Tidak seperti hari kemarin.

Setelah selesai mandi, Bulan bingung akan memakai pakaian yang mana, ia hanya mengobrak-abrik isi lemarinya dan membuat kamarnya berantakan.

"Duh pusing deh kalau ngga punya baju yang beneran dikit." Keluh Bulan saat dilihatnya sudah tidak ada lagi pakaian yang tersisa didalam lemarinya.

Tanpa disadari oleh Bulan, Bintang sudah memilihkan pakaian untuk dikenakan Bulan. Bintang memilih jumpsuits berwarna biru muda belang putih dengan lengan 3/4 dan sneakers biru dongker

"Nih." Bintang menyodorkan setelan tersebut pada Bulan.

"Thank you so much kak." Bulan langsung mengambil dan memakai pakaian tersebut.

Bulan menghentikan taxi , Bulan langsung masuk kedalam taxi dan menyebutkan tujuannya.

Bulan mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelpon seseorang.

***

Ditempat yang berbeda seorang laki-laki sangat tergesa-gesa saat melihat jam sudah menunjukan pukul 09.30 AM.

"Come on Juni! Gerak cepat dong!" Gerutu laki-laki itu kepada dirinya sendiri.

Setelah selesai berkemas, laki-laki itu langsung lari keluar apartementnya sembari mengecek kembali isi tasnya.

"Good!! Lengkap." Laki-laki itu berseru dengan tersenyum lebar saat ia rasa sudah tidak ada yang tertinggal.

Ia terus berlari menuju stasiun yang jaraknya hanya 200 meter dari apartementnya, menerobos keramaian.

"Wow.. its crowded." Ia mendengus kesal saat melihat stasiun ramai sekali. Tanpa ragu ia langsung masuk kedalam stasiun dan menaiki kereta tujuannya.

Ia mengecek ponselnya, terkejut ketika melihat ada tiga panggilan tak terjawab. Saat ia ingin menelpon kembali nomor itu, orang tersebut sudah menelponnya lagi.

"Halo, maaf aku tadi se--"

"Ngga apa-apa. Aku tau kamu sibuk. Maaf sudah mengganggu."

"Eh apa-apaan sih ini, jangan dimatiin dulu! Tadi pagi aku bangun kesiangan, akhirnya aku buru-buru dan ngga sempet angkat telepon kamu." Jelas laki-laki itu saat ia tahu bahwa orang disebrang telepon sana marah padanya.

Bulan dan JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang