Tubuh Madeline gemetar saat melihat dua orang berlainan jenis itu tengah bercumbu panas dihadapannya.
Jika mungkin kedua orang yang tengah bercumbu itu adalah orang lain, mungkin Madeline akan biasa saja. Akan tetapi dua orang berbeda jenis tersebut jelas-jelas adalah suami dan juga adik tirinya sendiri.
Tanpa sadar, ia menjatuhkan sebuah kotak bekal sehingga suaranya dapat menghentikan aktivitas dua orang tersebut, dan dengan kompaknya mereka menoleh ke sumber suara, seolah ingin mengetahui siapa yang berani-beraninya menganggu kegiatan mereka.
"Kakak, i-ini tidak seperti yang Kakak kira." Irene buru-buru melepaskan pelukan Javis dari tubuhnya, lalu kemudian ia merapihkan baju yang berantakan akibat ulah tangan Javis barusan.
Sementara Javis sendiri masih mempertahankan wajah tenangnya, dia tidak merasa bersalah sama sekali setelah tertangkap basah tengah berselingkuh dengan adik iparnya sendiri.
Madeleine menatap Javis dengan pandangan marah, dia berjalan cepat dan menghampiri pria itu. "Javis cepat katakan sesuatu kepadaku! Hal yang baru saja kulihat barusan itu tidak benar bukan?" tanya wania berambut panjang tersebut dengan suara yang gemetar menahan tangis.
"Sayangnya kau lihat barusan adalah kebenaran Maddy, baguslah kau sudah mengetahuinya jadi mulai sekarang aku dan Irene tidak perlu lagi berpura-pura dihadapanmu," ucap Javis santai, pria itu malah menunjukkan senyum puasnya kala melihat wanita yang berada dihadapannya kini mulai menangis.
Madeline menatap Javis tak percaya, air mata mengalir begitu saja dari kedua mata indahnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa suatu hari lelaki yang paling dia cintai akan tega mengkhianatinya, suami yang selama ini Madeline pikir akan selalu setia dan menjaganya ternyata kini berselingkuh dibelakangnya, dan yang lebih parahnya lagi dia berselingkuh dengan Irene—adik tiri Madeline.
"Apa maksudmu? Kau tidak merasa bersalah setelah apa yang kau lakukan padaku?" tanya Madeline seraya menatap Javis sendu.
Madeline berbalik, dia menatap irene penuh amarah sekaligus kebencian, Madeline telah mempercayakan semuanya pada Irene. Dia telah menganggap Irene seperti adik kandungnya sendiri, akan tetapi apa ini? Irene telah berselingkuh dengan suaminya.
Madeline menghampiri wanita cantik tersebut, lalu tanpa aba-aba dia langsung menampar Irene kuat sehingga meninggalkan jejak kemerahan di pipi mulus wanita cantik berambut pirang itu.
Irene memegang pipinya yang ditampar oleh Madeline, dia menatap Madeline tajam.
"Kurang ajar! Beraninya wanita bodoh sepertimu menamparku!" Irene berteriak marah, lalu kemudian dia membalas tamparan Madeline kuat.
Baru saja Madeline akan kembali membalas tamparan Irene dengan hal yang lebih gila, Javis buru-buru datang dan mendorong Madeline hingga terjatuh.
Lelaki itu menatap Madeline penuh kebencian, kemudian dia segera menghampiri Irene dan membawa wanita itu kepelukannya, seakan menenangkan Irene yang kini mulai meringis kesakitan.
Sementara Madeline yang melihat pemandangan didepannya mendadak kaku, jantungnya serasa di remas seat melihat suaminya sendiri bermesraan dengan wanita lain. Madeline sungguh tidak menyangka dua orang yang paling dia percaya dalam hidupnya kini berkhianat.
"Madeline berani sekali kamu melukai Irene! Kau begitu menjijikan Madeline," ucap Javis dengan penuh penekanan.
Sedangkan Madeline yang mendengar ucapan Javis kembali mengeluarkan air matanya. Padahal niat awal dia datang ke kantor Javis adalah ingin memberitahukan perihal kehamilannya pada lelaki itu. Akan tetapi Madeline tidak pernah menyangka setelah sampai dia melihat hal yang tidak pernah dia duga sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth, spoiled by the CEO
FantasyDi kehidupan sebelumnya, Madeline telah mati karena dikhianati oleh suami yang paling dia cintai dan adik yang paling dia percaya. Dua orang yang paling berharga dalam hidupnya, bersatu dan menghancurkannya. Jantungnya digali, anaknya dibunuh, waja...