tujuh.

3.4K 361 16
                                    

Revan memasuki kamar felix dengan hati hati ia tak mau mengganggu adiknya yang sedang tertidur dengan nyenyak hatinya berdenyut nyeri saat melihat felix pulang dengan keadaan yang tidak bisa di bilang baik baik saja wajah pucat dan juga kaki yang sedikit pincang,itu semua sukses membuat Revan merasa takut ingin sekali ia menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan mengobati luka luka adiknya itu namun Revan masih ragu untuk mendekati adik nya itu ia takut felix akan menolak nya.


Revan memandangi wajah pucat felix dengan tatapan sendunya tangan nya perlahan mengusap ngusap rambut felix pelan.

"Maaf lix gue terlalu bodoh"

"Gue sayang sama lo tapi gue takut di saat gue udah sayang sama lo,lo yang bakal benci gue lix,gue belum siap dek jadi biarin semuanya gini dulu"suara revan terdengar begitu lembut ia sungguh menyesal dengan perbuatan nya yang tak wajar terhadap felix keluarga satu satunya yang ia punya.

Kini tangan revan bergerak untuk melihat luka yang ada di kaki felix ia pun dengan hati hati menyibak selimut yang felix kenakan.Revan meringis saat melihat luka lebam bewarna biru keunguan itu bagaimana bisa felix mendapatkan luka seperti itu pasti sakit rasanya dan tanpa pikir panjang revan pergi ke dapur untuk mengambil kompresan.

Butuh waktu tujuh menit untuk revan kembali ke kamar felix kini di tangan revan sudah ada baskom berisikan air es ia pun dengan hati hati mengkompres kaki felix.

"Maaf lix gue abang yang bodoh" tangan revan dengan telaten nya mengompres kaki felix namun bibirnya tak bisa diam ia terus saja mengucapkan kata maaf.

Revan merasa felix tidak baik baik saja ia seperti sedang gelisah sekarang terlihat dari keringat dingin yang bercucuran di kening nya dan juga bibirnya yang sedikit terbuka seolah olah ia sedang kesulitan mengambil napas,dengan cepat revan pun mengenggam tangan felix mencoba menenangkan adiknya itu.

"Kak revan"

Felix meracau tidak jelas kepalanya pun ia geleng gelengkan ke kanan dan ke kiri

"Felix ada abang disini jangan takut" bisik Revan tepat di telingan felix tangan kiri Revan terus saja mengusap ngusap rambut felix sedangkan tangan kanan nya mengenggam tangan felix.

Revan merasa felix sudah lebih baik ia pun mencium kening felix lembut dan setelah itu ia pun membisikan sesuatu.

"Kakak janji bakal rubah semua, selamat malam felix semoga mimpi indah kak revan sayang felix" bisik nya ia pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar felix.

Dan semoga saja semuanya yang telah Revan katakan itu bukanlah sebuah kebohongan.

Huaa akhirnya bisa up lagi maaf ya yang udah nunggu

Jangan lupa tinggalkan jejak💜💙

sacrifice [Di Berhentikan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang