6

1.8K 207 19
                                    

"Apa pak Junhui dan pak Seungkwan ada di dalam?" Tanya Yuki.

"Ada. Mau saya panggilkan?"

"Boleh. Terima kasih, pak Joshua."

Pak Joshua masuk ke ruang guru dan memanggil pak Junhui. Pak Junhui berjalan keluar dari ruang guru dan menemui kami, disusul dengan pak Seungkwan

"Ada apa?"

"Tolong tanda tangan disini pak" ujarku.

"Eh? Buat apa?" Tanya pak Seungkwan.

"Kami bikin petisi supaya jadwal kegiatan pak Junhui dan pak Seungkwan kembali seperti semula." Aku angkat bicara.

"Nanti kalo saya di marahin, siapa yang tanggung jawab?"

"Itu tanggung jawab kami."

"Pak Seungkwan, tolong tanda tangani petisi ini..."

"Sebelumnya kami juga ingin minta maaf, pak. Kami nggak bermaksud mengusir atau menolak kehadiran pak Seungkwam di kelas... namun kami lebih nyaman diajar oleh pak Junhui."

"Umm..." pak Seungkwan menatap kami sambil mengernyitkan alis.

"Pak Seungkwan ingin kembali ke melanjutkan kegiatan pakai jadwal awal kan?"

"Iya sih..." ujar pak Seungkwan.

"Tolong tanda tangani pak... please ..."

"Hmm... ok..." pak Seungkwan mengangguk setuju.

(Y/n) memberikan pulpen yang kubawa sedaritadi kepada pak Seungkwan. Pak Junhui menandatangani petisi setelah pak Seungkwan.

"Makasih ya, pak. Maaf kalau mengganggu."

・・・

Setelah meminta persetujuan dan tanda tangan dari Pak Junhui dan pak Seungkwan, kami pun pergi ke ruang kepala sekolah. Sesampainya di depan ruang kepala sekolah, kami sempat ribut karena bingung siapa yang harus mengetuk pintu *kalian pasti pernah kyk gini kan wkwk

"Kamu yang ketok ya, aku yang bilang." ujar Yuki.

"Kan kamu yang bawa kertasnya, jadi kamu aja yang ketok."

"Gak ah, aku yang bilang aja. Tinggal ketok pintu doang apa susahnya, sih."

"Yaudah deh." (Y/n) tersenyum kecut.

(Y/n) pun mengetuk pintu ruang kepala sekolah. (Y/n) dan Yuki masuk ke dalam ruang kepala sekolah dan menghadap pak Seungcheol.

"Permisi, pak" sahut Yuki.

"Silahkan."

"Ada apa Shirayuki, (y/n)?" Tanya pak Seungcheol.

"Saya membuat petisi tentang pak Junhui dan pak Seungkwan. Sudah di setujui dan di tanda tangani oleh pak Junhui dan pak Seungkwan." ujar (y/n).

Yuki memberikan kertas petisi kepada pak Seungcheol. Pak Seungcheol memegang kertas petisi dan mulai membacanya.

"Hmm..."

Rasa takut dan gelisah datang dan menghantui pikiran (y/n).

"Maaf, tapi saya tidak mau kejadian ini terulang lagi."

"Tolong beri kami kesempatan satu kali lagi."

"Jika itu memang kesalahan saya, mengapa yang lain juga harus menanggung akibatnya?" Lanjut (y/n)

"Pak, saya siap menerima konsekuensinya. Asalkan pak Junhui kembali mengajar di kelas kami."

"Sebenarnya, saya merasa ok-ok saja kalau pak Junhui nggak mengajar di kelas kami. Tapi saya merasa kasihan dengan Yuki. Karena dia lebih mudah mengerti jika dijelaskan oleh pak Junhui."

Teacher. ✔ || Wen Junhui × YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang