Setelah melewati masa-masa kuliah yang penuh tugas dan ujian, akhirnya (y/n) dan Yuki lulus kuliah dengan gelar sarjana.
"Akhirnya kita lulus setelah 4 tahun kuliah."
"Lama juga ya, (y/n)"
"Iya."
"Akhirnya kebahagiaanku terpampang di depan mata." Ucap (y/n) dengan penuh kebahagiaan sembari melepas topi wisuda.
"Kenapa?"
"Aku dan Heechul akan segera menikah." Bisik (y/n).
"Apa?!!" Yuki membulatkan matanya bulat-bulat.
"Iya. Orang tuaku sudah memberi lampu hijau."
"Anjirlahh. Cepet banget."
"Apa dayaku yang masih single." Lanjut Yuki
"Tenang. Semua akan indah tepat pada waktunya. Nanti ada masanya sendiri, kok." Ujar (y/n) sembari menepuk bahu Yuki.
"Kamu bakal jadi bagian dari acara pernikahanku, kok."
"Oh ya? Jadi apa emang?"
"Jadi penonton."
"......"
"Wkwkwk bercanda."
"Jadi kayak groomsmen gitu."
"Ooh..."
"Ya, tunggu aja deh. Aku bakal kabarin kamu secepatnya."
"Kalo gitu, sekarang kita pulang ya."
"Oke!" Ujarku sembari mengacungkan jempol.
(Y/n) dan Yuki pulang ke rumah masing-masing. Sesampai di rumah, ternyata ada Heechul yang sedang mampir, sepertinya ia menunggu kepulangan (y/n) sedari tadi.
"Aku pulang."
"Wah, (Y/n), kau sudah lulus kuliah?" Tanya Heechul.
"Iya." Jawabku dengan tersenyum.
"Kalau begitu, ayo kita segera menikah."
Alih-alih, Mama dan Papa langsung memfokuskan pandangannya kepada Heechul dengan membelalakkan mata.
"Beneran, nak?" Ujar papa.
Heechul hanya mengangguk setuju.
"Gimana sama biayanya?" Tanya mama.
"Kalau urusan keuangan, itu bagian kami. Kan kami sudah bekerja."
Mama tersenyum bahagia melihat (y/n), anaknya kini tumbuh dewasa.
"Ma, nggak terasa ya (Y/n) udah dewasa." Ujar Papa
"Kalau begitu sekarang udah bisa, kan?" Ujar Heechul.
"Hah? Maksudnya gimana?" Tanya (Y/n) sembari mengangkat salah satu alisnya.
Heechul mulai merogoh saku celananya. Tiba-tiba ia mengeluarkan sebuah kotak yang berisi cincin dan membukanya. Sebuah cincin terpampang di kotak itu. Heechul berlutut di hadapan (y/n) dengan satu kaki.
"(Y/n), maukah kamu jadi istriku?"
(Y/n) membulatkan matanya. Ia benar-benar tak menyangka jika Heechul akan melamarnya dihari kelulusannya.
Kedua orang tua (y/n) tidak bereaksi apa-apa, hanya biasa saja. Sepertinya Heechul sudah meminta restu orang tuaku terlebih dahulu. Sontak, aku merasa gugup karena belum siap dilamar oleh Heechul.
"G-gimana nih, ma?" Ujar (y/n) sembari menoleh ke arah orang tuaku.
"Ikuti suara hatimu, (y/n)." Ujar Papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher. ✔ || Wen Junhui × You
FanfictionSemua ini berawal dari pertemuan yang tidak diharapkan namun berakhir di pelaminan.