06 - Pernyataan pahit

75 4 0
                                    

Kini, Shei berada di depan rumah Valy bersama Erika. Shei sebenarnya sudah lupa dan tidak tau rumah Valy, karna ia sudah lama sekali tidak bermain kerumah Valy.

Shei awalnya bingung, mengapa Erika membawa nya kerumah itu. Lalu Erika pun berkata bahwa itu adalah rumah Valy. Shei pun heran, bagaimana bisa Erika tahu rumah Valy, sedangkan Shei bahkan tidak tahu.

Shei dan Erika turun dari mobil. Mereka segera menuju pintu rumah Valy.

Tok Tok Tok

Erika mengetuk pintunya. Tak berapa lama pintu pun terbuka, memperlihatkan seorang wanita paruh baya yang bisa ditebak adalah pembantu rumah ini. Shei tahu wanita paruh baya itu, Yang jika diingat ingat dulu, bernama bi Asih.

"Eh ada neng Rika, udah lama neng gak kesini. Bawa temen juga ya, Ayo lah silakan masuk. Bibi panggilin non Valy dulu ya" Sambut wanita paruh baya itu dengan antusias dan tidak asing dengan Erika.

Shei dan Erika pun masuk kedalam rumah Valy. Mereka dipersilakan duduk diruang tamu untuk menunggu Valy. Erika langsung dengan santai memainkan hp nya, merasa seolah olah sudah terbiasa dengan rumah ini dan itu membuat Shei heran. Dari pertama kali Erika membawanya kesini, Shei terkejut saat Erika sudah lebih tahu rumah Valy. Seingatnya dulu, rumah Valy dan Shei tidak begitu jauh. Tapi karna perpindahan kerja ayah Valy, Shei pun tidak tahu lagi dimana Valy tinggal dan mereka berdua pun juga putus kontak.

Shei pun lebih heran lagi dengan bi Asih yang sangat antusias dan seperti nya sudah dekat dengan Erika. Setahunya dulu, bi Asih hanya dekat dan senang jika sahabat terdekat Valy kerumahnya seperti Shei saat dulu duduk di bangku kelas 6 SD. Shei dan Valy yang waktu itu menjadi sahabat dekat, sering menghabiskan waktu bersama dirumah Valy yang ditemani oleh bi Asih. Sehingga saat setiap Shei pergi kerumah Valy, bi Asih pasti menyambut nya dengan antusias dan senang. Tapi sekarang berbeda, bi Asih bahkan tidak mengenali Shei saat tadi bersama Erika. Sungguh, Shei sedikit iri dengan Erika yang entah bagaimana bisa dekat dengan bi Asih atau mungkin juga dengan Valy.

Tak lama kemudian perempuan yang sudah dipastikan adalah Valy berjalan menuju ruang tamu, dan itu membuat Shei tersenyum senang.
Shei pun berdiri dari duduknya, ia ingin segera memeluk Valy sahabat nya. Saat Shei dan Valy berhadapan, Valy malah langsung melengos menuju Erika. Seketika, Shei merasa ada sesuatu yang menubruknya dengan keras.

"Hai Rik! kok lu gak bilang dulu sih mau kerumah gue" Tegur Valy pada Erika tak memperdulikan Shei.

"Heheh, maaf gue lupa." Jawab Erika cengengesan. Ia tahu sekarang, keadaan sedang tidak baik.

"Iya iya. Lu udah makan belum, pasti belum ya. Kebiasaan banget deh, Ayo makan dulu" Ajak Valy sambil menarik tangan Erika untuk ikut dengannya.Erika sebenarnya tahu, Valy melakukan ini hanya untuk membuat Shei cemburu dan bertambah bersalah.

Saat Valy menariknya dan tepat berada dihadapan Shei, Erika berhenti dan menepis tangan Valy.
Ia segera menggandeng Shei untuk ikut makan bersamanya dan juga Valy. Valy yang melihat itu hanya menatap Shei dengan tatapan datar dan langsung melengos pergi ke meja makan.

Saat di meja makan, Shei duduk bersebelahan dengan Erika yang berhadapan dengan Valy. Valy segera mengambil nasi untuknya dan Erika.

"Rik, lo mau apa?. Gue ambil tumis udang aja ya, kan lo suka" Tawar Valy pada Erika sambil meletakan tumis udangnya diatas piring Erika yang bertumpukan nasi.

Erika yang melihat piring Shei masih kosong, langsung mengambilkan nasi lalu meletakkan nya dipiring Shei. Ia juga meletakan tumis udang diatas nasi sama seperti nya.

Valy yang melihatnya, hanya berdecak dan menatap Shei tidak suka. "Ah, ini juga ya. Sambel kentang nya enak loh" Tawar Valy pada Erika lalu meletakkan nya juga dipiring yang sudah bertumpuk tumis udang dan nasi disana.

SHEILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang