06

1.5K 228 7
                                    

☄°•°○

☄°•°○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














































Han Jisung🐿


Jisung?|
Sibuk?|

|Siap-siap ke fansign
|Kenapa?

Orang-orang itu udh di depan rumah|
Bunda tadinya panik, dikira orang jahat|
Aku cuma bilang kalo mereka orang penyiaran|

|Asal kamu gak keluar rumah ya gak papa

Ya udah|
Di tempat fansign nanti hati-hati ya?|

|Iya
|Udah ya? Aku mau berangkat
(read)
























Hela nafas keluar dari mulutku. Sudah sore. Terakhir kali kulihat dua orang itu sudah pergi, entah kemana. Tapi tetap saja, aku gak boleh keluar rumah. Seharian ini kerjaan ku cuma di kamar, memantau perkembangan skandal. Sesekali keluar tapi buat makan aja lalu balik lagi ke kamar.



Sejauh ini, skandalnya belum jadi besar. Masih sama seperti sejak pertama kali beritanya meluncur. Aku agak lega karena orang yang sempat melihatku tadi tidak membeberkan apa-apa. Tapi bukan berarti aku bisa menghirup nafas lega sepenuhnya. Bisa jadi esok hari ada beberapa berita tambahan lain.












Yang mungkin bisa membuatku makin takut.















Sekarang aku masih asik lihat hp, duduk di kursi belajar dan belum nutup jendela kamar meski udah hampir petang. Kelihatan dari langitnya yang mulai tampak semburat oranye, diselingi beberapa awan yang warnanya agak kelabu. Orang-orang juga mulai pulang ke rumahnya masing-masing, menutup aktivitas penat seharian.


Aku suka pemandangan seperti ini. Jendela kamarku ini menghadap langsung ke jalanan, menampilkan hiruk-pikuk orang-orang sibuk pulang dan berangkat kerja atau beberapa kucing yang sekedar lewat.


















"Semoga aja beritanya nggak ada perkembangan apapun," gumamku sembari me-refresh timeline instagram.











Namun aku salah. Mataku membola. Sebuah artikel baru jadia alias masih hangat menyambut mataku. Hal yang buruk terjadi. Ada fotoku di sana, memperlihatkan aku yang sedang duduk di kursi belajar sedang menunduk.



Sial. Orang tadi ternyata belum pergi. Dia berhasil menangkap fotoku.










Gila.














Aku buru-buru mengirimi Jisung pesan. Tidak peduli akan ia baca atau tidak.

















Han Jisung🐿

Jisung, kalau sudah selesai fansign tolong baca artikel baru|
Fotoku ada di situ|
























Pikiranku jadi kacau. Aku tidak yakin besok bisa ke sekolah dengan tenang. Aku bangkit dari situ, menutup jendela kamar dengan cepat dan turun ke ruang tengah. Aku harus membicarakan ini pada Bunda.











"Bunda!" panggilku tergesa-gesa. Aku berlari menuruni anak tangga. Bunda sampai menoleh kaget mendengar panggilanku.



"Kenapa? Jangan lari-lari nanti jatuh!"



Aku duduk di sampingnya. "Bunda, maafin aku dulu, ya?"



"Emang kenapa?"




"Aku punya berita, gak enak banget. Tolong Bunda jangan marah dulu. Aku bener-bener panik sekarang."










Bunda mengangguk saja. Aku makin menarik nafas panjang sebelum bercerita pada Bunda.











"Jadi... Bun..."







Oke, aku pasti bisa.












"Aku... eh enggak. Jisung... kena skandal dating," cicitku. Bunda mengernyit seolah-olah mengatakan, "Terus kenapa?"









"Bunda tau skandal dating itu apa 'kan?" tanyaku. Bunda mengangguk. Aku menghela nafas pelan. "Buruknya, Jisung itu kena skandal dating sama aku..."

"Makanya ada orang-orang penyiaran yang stand by di depan rumah. Mereka dari Korea, dan sebagian dari mereka adalah penggemar grupnya Jisung dari Indonesia."











Kepalaku tertunduk, tidak berani menatap Bunda lama-lama. Tangan milik Bunda beralih menyentuh pundakku. "Kenapa bisa ada skandal begitu? Kamu juga kenapa nggak langsung cerita ke Bunda? Kalau begini pasti kamu jadi kepikiran sendiri, Nak..."










Aku mulai bercerita pada Bunda bagaimana skandal ini bisa terjadi. Aku sempat menangis sebentar. Aku juga bertanya pada Bunda bagaimana aku bisa menghadapi hari besok di sekolah dengan tenang. Demi Tuhan, aku jadi ingin bolos sekolah sampai skandal ini hilang.












"Jisung sudah bilang ke perusahaannya atau belum?" tanya Bunda. Aku menggeleng, tidak tahu.


"Nak..." Bunda menepuk punggungku pelan, "Bilang ke dia buat cepat konfirmasi skandal ini salah ke perusahaannya. Sebelum makin besar."






Aku mengangguk. "Udah, Bun. Tapi katanya nanti dia bilang ke atasannya. Gak tau udah dia aduin atau belum."










Handphoneku bergetar. Aku menatap benda itu sekilas. Balasan chat dari Jisung.











Han Jisung🐿


|Astaga
|Bentar, malam ini aku ke PD-nim
|Kalau aku telepon tolong di angkat, ya? Kita klarifikasi sama-sama




















Sambil menangis aku membaca pesannya. Terima kasih, Bun. Bunda mungkin barusan tengah telepati ke pikiran Jisung.















































 Bunda mungkin barusan tengah telepati ke pikiran Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☄°•°○




[6] ʜɪᴅᴇ • ʜᴀɴ ᴊɪꜱᴜɴɢ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang