11

1.5K 210 11
                                    

☄°•°○

☄°•°○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












































"Hati-hati ya, Nak? Kalau udah sampai cepat kabarin. Bunda sama Ayah selalu dukung dari sini," kata Bunda. Aku mencium punggung tangan bunda dan ayah bergantian. Kepalaku mengangguk pelan dan berjalan masuk ke gate pesawat.


















Hari ini perjuanganku dimulai. Aku berangkat ke Korea, sendirian. Hanya berbekal keberanian aku pergi.















Perjalanan dari Indonesia ke Korea menempuh waktu enam jam. Aku transit di Jakarta terlebih dahulu, menempuh waktu satu jam setengah. Lalu aku melanjutkan perjalanan dari Jakarta ke Korea sekitar enam jam. Kalau di total lama perjalanannya tujuh jam setengah.



Aku sampai di Korea malam hari. Setelah mengambil koper, aku keluar perlahan. Tidak ada awak media. Aman. Aku menghidupkan handphoneku, berniat mengirimi pesan pada Jisung.
















"Excuse me? Are you Ms. (Y/n)?"








Aku menoleh, mendapati seseorang berjaket hitam serta topi mendatangiku. "Yes, I am," jawabku.



"Annyeonghaseyo, I am Stray Kids manager-nim. Follow me, I'll take you to the inn at the agency."











Aku awalnya ragu, namun langkah kakiku tetap mengikuti pria ini kemana ia pergi. Handphoneku bergetar, ada pesan masuk dari Jisung.






Han Jisung🐿 : managerku udah di bandara
Han Jisung🐿 : pake jaket hitam sama topi, dia ngantar kamu ke agensi












Rasa raguku hilang. Benar managernya. Aku pun digiring masuk ke mobil dan diantar menuju agensi Jisung. Katanya aku akan menginap di sana untuk sementara.


































































Sampai di agensi, aku disambut oleh Park Jinyoung yang aku tau pemilik dari JYP Entertainment. Aku diantar masuk ke cafe organik, diajak bicara singkat dengannya.









Kaku sekali. Aku grogi.












"Just... just order what you want," katanya. Aku hanya mengangguk. "So... I heard from Jisung, the scandals hasn't stopped?" tanyanya. Lagi-lagi aku mengangguk.


"But what you told me at that time was right, right?" Aku mengangguk.


"If so, we had to hold a press conference," kata Park Jinyoung, "It's tomorrow. Don't you mind?"



Aku menggeleng, "Nope. I think faster is better."









Park Jinyoung pun mengangguk setuju, kemudian ia bangkit dari kursinya. "I'll take you to the rest area so you can rest. Come on."








Aku menurutinya. Aku ikut bangkit dan menggeret koperku, mengikuti langkah kaki Park Jinyoung menuju tempat istirahatku.





Di setiap koridor sudah diredupkan lampunya. Tanda jam kerja sudah habis. Aku menaiki lift menuju lantai delapan dan mengekori Park Jinyoung sesampainya di sana.



Di depan sebuah ruangan, ia membukakan pintunya. Aku rasa ini tempat istirahatku.








"This is your room. The key I leave here. Don't forget to lock the door before you rest. See you tomorrow."







Aku membungkukkan badanku sambil mengucapkan terimakasih sebelum Park Jinyoung meninggalkanku sendirian di sana. Aku pun masuk ke dalam ruangan, menyalakan lampunya dan mengunci pintunya.












Aku duduk sejenak di kasur, meraih handphoneku yang belum kusentuh sejak setengah jam lalu.










Bunda
00.21

Bun, aku udah nyampe|
Doain ya? Besok konferensi pers|



















Tentu saja tidak langsung dibaca oleh bunda. Di Indonesia sudah jam setengah dua belas malam. Bunda sudah tidur.









Dan aku lebih baik juga ikut tidur.


















































Dan aku lebih baik juga ikut tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☄°•°○










-2 lagi ih ga kerasa

[6] ʜɪᴅᴇ • ʜᴀɴ ᴊɪꜱᴜɴɢ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang