Bab 1 (ISTANBUL)

57 2 0
                                    

Istanbul 2019

suhu saat ini tengah mencapai 26 derajat celcius, menurut prakiraan cuaca hari ini, suhu akan mencapai hingga 5 derajat celcius. Beberapa stasiun tv tengah sibuk menyiarkan peringatan adanya badai salju yang akan terjadi.

Dari kejauhan sepasang mata tengah memperhatikan dengan seksama berita tersebut. dari arah dapur ia kemudian berjalan mendekati jendela sembari melihat ke luar. “Musim dingin telah tiba” gumamnya. Tampak butiran salju bak debu telah menutupi hampir seluruh bagian kota di turkey.

Pukul 08.30, beberapa jalanan di kota turkey masih sepi oleh pejalan kaki. Kerena libur musim dingin telah tiba, kebanyakan orang-orang akan lebih memilih untuk tinggal dan berdiam diri di dalam rumah.

Dengan melirik jam di tangannya, jarum jam menunjuk angka 09.15, masih tersisa 15 menit lagi,  ia mengambil mantel tebal dan berjalan ke luar rumah. Dengan melewati sebuah gang-gang kecil, belok kiri melewati toko bunga yang selalu dilewatinya setiap hari, tidak seperti biasanya yang saat ini masih belum buka, kemudian tepat di depan persimpangan jalan, berdiri sebuah kedai yang ukurannya tidak terlalu besar. Ia berjalan menuju kedai tersebut.

“ selamat pagi nona” sapa pemilik kedai yang sementara tengah asyik membolak balikkan adonan untuk lapisan kebabnya. Ia kedai tersebut lebih tepatnya adalah kedai yang menjajakkan kebab dengan beragam isi di dalamnya.

“ selamat pagi, pesanan saya seperti biasanya yaa pak” seru perempuan dengan jilbab hitam dan sebuah syal hitam melilit di lehernya. Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini cuaca betul-betul dingin. Dan lebih tepatnya sesuatu yang hangat sungguh yang ia butuhkan saat ini

“ pesanannya nona, kebab isi telur, tidak pakai saus pedas dan satu cup coffe panas” seraya memberikan pesanan tersebut sambil tersenyum. Tidak perlu waktu lama, karena ia adalah pelanggan satu-satunya yang datang saat itu

“ terimakasih pak, sungguh ini adalah makanan favorite saya” sambil membalas tersenyum

“ sepertinya nona  sangat menyukai telur dadar, nona selalu memesan kebab saya dengan isi telur”

Sambil tersenyum perempuan tersebut berkata “ ibu saya di kampung, selalu membuatkan saya telur dadar, dan setiap saat saya  selalu merindukan telur dadar buatannya”

❄❄❄❄❄☃⛄🌸☘🍁🌿

Masih penasaran dengan cerita aku,  jangan lupa ikutin terus yaa ceritanya.

Budayakan vote sebelum membacanya ya dan jangan lupa beri coment di cerita aku... 😊😊

"Tahirah"  love in Turkey Anas KiraniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang