5. Flash Back

23 2 0
                                    

Sorry kalo typo ya gaes😉
Baca sampai habis ya gaise😋 thank you all😘

I done know

***

Pakkkkk!!!

Terdengar suara pukulan meja yang keras, namun tak ada yang bersuara setelah nya, ya karna sebelum nya sangat ribut dengan perdebatan atara tiga orang itu.

"Kaliannn itu kenapa siih"

Memberi jeda sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.

"kamu okta! baru masuk udah cari ribut! Ibu gak pandang kamu siapa di sekolah ini! Dan ayah kamu juga minta untuk seluruh siswa termasuk kamu! Di perlakukan sama. Okta!"

Okta menunduk pasrah kena semprot sama bu uti guru BP di sekolah ini. sekarang okta, arya, dan lavi, duduk berjejer di kursi yang ada di ruang ibu uti, dengan posisi arya di tengah-tengah antara alvi dan okta, ketiga nya menunduk tidak bersuara.

"Okta!"
Kata bu uti lagi

"I-iya bu"
Jawab okta terbata-bata

"Jangan ulangi lagi! Atau hukuman kamu lebih berat dari sekarang"

Okta mengangguk pasrah

"Sekarang kamu keluar! Bersihkan gudang sekolah, nanti yang berdua ini nyusul"

Sambung bu uti.

"Iya bu"
Jawab okta singkat lalu langsung keluar dari ruang BP itu secepatnya.
Setelah okta hilang dari ruangan tersebut pandangan bu uti terlihat tajam kepada kedua murid yang sedari tadi duduk dan hanya diam.

"Okeeee"
Ujar bu uti bernada melanjutkan ucapannya

"Arya! Kamu belum puas?"

Nada suara bu uti mencoba membuat arya sadar atas perilaku nya selama ini, yaa namun cuma hati arya sekeras batu.

Arya mengangkat kepalanya membals tatapan tajam bu uti yang sedari tadi menatapnya tajam menunggu nya memberi jawaban, namun arya tak bersuara lalu kembali menunduk seperti semula.

Sementara bu uti mengomeli arya, alvi sibuk dengan pikiran nya sendiri. Ia teringat parkataan okta selagi di lapangan tadi.

Lo Gak Ngehargain Perasaan Nara Kalo kaya gini cara nya!

Kata-kata itu terus melintas di pikiran nya sehingga ia tidak dapat mendengar lagi apa yang di bicarakan bu uti dengan arya. Mungkin okta memang tahu banyak tentang nya dan bagai mana sifat nara ke alvi, sehingga dia tahu bahwa nara tidak suka ia bertengkar dan menimbulkan keributan. Ia sangat merasa bersalah karna ia tahu kalau nara mengetahui nya bertengkar lagi, nara pasti akan sangat kecewa kepadanya.

"Alviii!"
Teriak bu uti sudah beberapa kali namun tak ada respon dari alvi.

"Alviii!"
Ujar bu uti lagi sambil menjewer telinga alvi ke atas membuat alvi tersadar dari lamunannya dan merengeh kesakitan.

"Aaa-a-aa i-iya buuu!"
Jawab alvi kesakitan, lalu bu uti melepas tangan nya dari telinga alvi yang sudah merah. Alvi mengelus-elus telinga kirinya dengan tarut wajah yang tidak bisa di gambarkan. Ya yang pasti kesakitan dan kesal:v

"Mikirin apa kamu ha!? Ibu panggil-panggil gak nyahut!"

"Maaf bu"
Ucap alvi

"Tapi kan gak gitu juga kali bu, sampe jewer telinga saya!"
Sambung alvi membuat bu uti semakin geram kepada alvi.

"Kamu nyalahin saya!?"
Ujar bu uti

"Enggak bu! Yaelah."
Jawab alvi sewot, dan ia tersadar kalau arya sudah tak ada lagi di sana.

ALVINNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang