Epilog

796 87 5
                                    


"Sudah kubilang jangan hujan-hujanan nanodayo. Lihat yang terjadi sekarang. Dasar merepotkan."

Aku tertawa masam. Memang salahku sih. Tapi hujan dan aku adalah 2 hal yang tak bisa dipisahkan.

Walaupun hujan selalu memberiku banyak luka. Karena itulah yang membuatku mencintai hujan.

Aku menatap senpai sibuk dengan obat yang baru saja dia beli untukku.

"Kenapa menatapku begitu nanodayo?"

Aku tertawa kecil melihat pipinya yang sedikit memerah dan mengusap pipiku lembut. Ah aku selalu menyukai sentuhan darinya. Aku hanya berpikir kenapa dulu aku pernah tidak mempercayainy.

Tatapan matanya selalu menunjukkan sebesar apa cintanya untukku selama ini. Dia hanya merasa malu untuk menunjukkannya padaku, karena dia memang begitu kan? Mulai dari sekarang aku akan terus mempercayainya.

"Kau belum makan bukan? Aku akan memasak untukmu nanodayo"

Ugh karena terlalu menikmati waktu dengannya aku jadi lupa.

Midorima Shintarou dan dapur tidak boleh bersatu. Karena itu adalah bencana.

Di sudah berjalan kearah dapurku!!
Gawat gawat gawaaaatt!!!

***

Midorima berjalan meninggalkan kamar (Name) menuju dapurnya. Dia tersenyum lega saat melihat isi kulkas pacarnya yang selalu dipenuhi sayur dan buah. Pasti kiriman dari kakeknya.

Ding dong

Midorima mengurungkan niatnya untuk memegang pisau dapur saat mendengar bel berbunyi. Dia meninggalkan dapur dan memeriksa pintu depan.

"Akashi? Apa yang kau lakukan disini nanodayo?"

Midorima menatap bingung Akashi yang berdiri di depan pintu lengkap dengan senyum misteriusnya. Tanpa menyadari kehadiran orang lain bersamanya.

"Chi-chaaaaan aku merindukanmu."

Midorima tersentak kaget saat melihat (Name) yang sudah berlari dan memeluk seseorang berambut abu-abu dengan wajah datar dan tatapan kosong.

Dan perasaannya saja atau dia merasakan aura-aura tidak mengenakkan dari arah sampingnya-lebih tepatnya arah Akashi.

"Aku lebih tua darimu (Name). Bukankah kau sedang sakit?"

"Mou~ itu salahmu karena tidak pernah datang menjengukku disini Chi-chan."

Mayuzumi mengusap kepala (Name) dan menggendongnya meninggalkan Akashi dan Midorima yang menatapnya dengan tatapan err- cemburu?

Ahh tidak tidak tidak! Bagaimana mungkin Midorima berpikir seperti itu? Akashi bukan 'itu' kan? Ini Akashi loh Akashi Midorima. Tidak mungkin dia menyukai Ma--

Midorima menatap (Name) yang masih memeluk Mayuzumi yang sedang memasak di dapur.

"Tsk!"

Mau berapa lama lagi gadis itu menempeli Mayuzumi? Pacarnya kan ada disini loh. Apa dia tidak berpikir jika yanh dia lakukan sudah membuat pacarnya cemburu?

Lagi pula Mayuzumi itu siapanya? Seingatnya (Name) itu anak tunggal.

"Shintarou, apa kau baik-baik saja dengan itu? Kau tudak berniat menjauhkan pacarmu dariNya?"

Midorima menatap Akashi dengan tatapan jengah. Walaupun kalimat itu terdengar dimaksudkan untuknya tapi jika kau mendengarnya langsung Midorima yakin kau akan berpikiran sama dengannya. Bahwa kalimat itu di maksdukan untuk Akashi sendiri.

"Kenapa kau tidak melakukannya sendiri saja Akashi? Dia mungkin akan menuruti keinginanmu karena dia takut padamu."

Dan Midorima benar-benar memberanikan diri untuk mengatakan kalimat yang mengganjal hatinya sejak tadi.

"Kau menyukai Mayuzumi kan?"

Midorima tau Akashi bukanlah orang yang mau merepotkan dirinya jika itu dirasa tidak menguntungkan untukny.

Jika dia hanya menghormati Mayuzumi sebagai senpai. Ikut jauh-jauh menjenguk (Name) bukanlah keharusan. Yaa-- kecuali dia menyukai (Name)-- itu hal mustahil-- dan jawaban paling logis --yang sebenarnya tidak-- adalah menyukai Mayuzumi.

"Chihiro, mau sampai kapan kau memeluknya seperti itu? Kau tidak menyadari keberadaan kami disini?"

--Ah kalimat itu. Akashi benar-benar melakukannya. Midorima bergidik dan sedikit bergeser dari tempat duduknya.

Sedangkan Mayuzumi hanya menatap datar lalu membawa semangkuk bubur dan diikuti dengan (Name) yang mendudukkan diri di pangkuan Mayuzumi sambil menatap Akashi tak suka.

"Aku tidak pernah mengajakmu ikut kesini Akashi. Kau lupa? Kau lah yang memaksa ikut denganku."

Midorima tersenyum kecut.

"Itu kan karena kau siscon."

Midorima tersedak ludah sendiri. Rasa tak suka dan perasaan cemburunya sedikit terangkat mendengar penuturan dari Akashi. Ternyata orang sedatar Mayuzumi itu siscon.

"Nee~ Akashi-san sekalipun aku takut padamu. Aku tidak akan sudi memberikan Chi-chan padamu!!"

-Ah Midorima tersentak tanpa sadar dia berdiri dan menarik (Name) ke dalam pelukan posesif.

Lupakan soal pemikiran tentang Akashi yang belok.

Dia berjanji akan menjauhkan (Name) dari Mayuzumi sejauh mungkin. Dia sedikit senang saat hubungan mereka merenggang waktu itu, pacarnya tidak bertemu dengan sepupunya. Dia harus melindungi (Name)-Nya.

Karena ternyata pacarnya ini brocon!!

Fin

Hei long time not see. Ahaha, well pertama kalinya gw nulis lagi setelah hampir lebih setengah tahun. Jadi maaf jika hasilnya seperti ini, gw sempet kena WB untuk epilog versi Midorima. Karena gw emang bener-bener lupa!!

OLS Series (Midorima x Reader) -KnB-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang