Halo 🙋
Cie yang nungguin jimin sama marsya 😘
Makasih ya masih mau lanjut baca 🙏Maaf banget yang udah nunggu lama☹
Rl lagi nggak bisa di tinggalin😔Eh, nggak mau curhat. Kan mau next.
Jangan lupa vote sama comment nya ya.Terimakasih😗😗
..............
Marsya merasa sesuatu yang buruk akan menghadang nya sesaat lagi. Pasti, ini tentang emosi jimin yang sudah tidak terkendali. Jujur, bukan kali ini saja dia nampak menyeramkan.
Tapi, kali ini. Marsya benar-benar takut. Takut jika jimin lebih dari batasan nya. Dan gadis itu kelewat lemah untuk mengelak.Begitu saja jimin menyeret marsya ke apartemen yang pernah jimin tunjukan.
Satu kamar khusus penuh dengan potret diri nya. Dan satu kamar yang Marsya tidak tahu harus membenci atau membanggakan sesuatu yang pernah terjadi dulu,di dalam sana.
Yang jelas, ruangan terkutuk itu. Sudah menjadi saksi di mana tubuh lemah itu melepas kesucian.Tangan mungil itu kebas, saking kuat nya jimin menggenggam dan menyeretnya.
Begitu pintu utama tertutup. Jimin masih saja menatap dengan tatapan tajam. Melangkah dengan pasti menuju kamar utama.Jangan tanyakan lagi bagai mana kerja jantung gadis ini. Seakan ingin menangis,jantung nya berdetak tak menentu. Rasanya Marsya ingin pingsan saja.
Namun tubuh nya tidak mau mendukung dan bekerja sama dengan kerja otaknya saat ini. Mengikuti langkah kaki yang lebar itu, akhirnya tubuh yang masih terbalut dengan dress berpotongan rendah itu terhempas di atas kasur.
Kasur berukuran king lebih tepatnya.
Hinggal tubuh Marsya sedikit memantul.
Rintisan keluar dari mulut mungil itu.
Mulut favorit bagi jimin untuk di main kan.Jimin masih saja menatap dengan tajam. Rasanya dengan mata itu, dia sudah cukup mampu untuk menelanjangi tubuh lemah marsya.
Terkutuk lah engkau Kim jimin!
Jimin berjalan mendekat. Membuka kancing kemeja yang ia kenakan satu persatu. Secara tak sabaran. Wajahnya semakin memerah.
Sontak saja Marsya di landa ke kalutan, sedikit bangkit dan mundur dengan perlahan. Hingga tubuh itu terpojok dengan kepala ranjang.
Meraih bantal hanya untuk menutupi tubuh yang masih berpakaian lengkap.
Rasa kikuk juga muncul dari diri marsya.Dan ketika mata mereka saling mengunci.
Terlihat tatapan jimin kian garang, tajam dan tidak dapat di artikan.
Tapi, marsya tidak memberi tatapan sama tajam nya seperti apa yang jimin beri pada diri nya. Tatapan Marsya melemah. Mencoba mengiba melalui sorot mata.
Tapi, seolah jimin tak perduli.Secepat kilat, jimin menyambar rambut di bagian dalam, di atas tengkuk.
"Arghhhh... " Susah payah Marsya coba menahan. Namun dirinya gagal. Ini sangat pedih. Begitu saja dia menjambak rambut yang terurai itu. Membuat kepala Marsya mendongak.
Takut..
Yah..
Marsya benar-benar ketakutan.Air yang selama ini ia tahan-tahan akhir nya tumpah juga. Dirinya mulai menangis. Bibir pun sedikit bergetar, hingga benar-benar tidak bisa mengucapkan sesuatu.
"Masing ingin mengelak miss?"
Tanya jimin begitu menusuk. Hembusan nafasnya kini menyapu leher polos marsya. Menggelitik dan menyiksa.
Sama sekali tidak ada kenyamanan."N-no, please jim. Don't!!" Gadis nya memohon.
Merayu agar dia tidak berbuat gila.
Ucapan pun terbata."Apa yang tidak sayang? Ayo kita buat malam yang indah." Jimin berbisik tepat di telinga kanan marsya.
Tentu saja itu membuat tubuh marsya bergidik ngeri. Ada sesuatu yang tak baik dari ucapan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SaVe mE mR.kiM
Novela Juvenil(21+) Area :') So, kalo kalian belom cukup umur. Go away yah!! 😂😂😂 yang bikin basah ada di sini. 😇😇