"muhammad arsyil el-vano"

46 11 2
                                    

Sebagai anggota koordinator perlengkapan pentas seni dipesantren, saya diberi tugas membeli alat-alat untuk pentas besok malam, jadinya harus keluar asrama mencari alatnya, saya pergi bersama dengan sahabat karibku yang sudah bersamaku selama 6 tahun, namanya ajil dia berasal dari kota makassar.

"Naik apaki pergi ini... jauh sekali lagi pasarnya"ucap ajil dengan logat makassarnya

"Ntahlah, saya lapor ke ustadz rafiq dulu yah, siapa tau dia bisa membantu kita"

(saya pun melapor ke ustadz rafiq, beliau adalah cucu dari kyai dipesantren ini)

"Ustadz, alat perlengkapan untuk pentas malam ini masih kurang tadz, jadi ana dan ajil mau kepasar tapi diluar tidak ada kendaraan tadz"

(Ustadz rafiq tampak berfikir sejenak)

"Pakai saja mobil ana, nte bisa bawa mobilkan?"
(sambil merogoh kantong, lalu keluarlah kunci mobil dan diberikan kepada arsyil)

"In syah allah ustadz, ya sudah ana pergi dulu"
(kemudian menyalami tangan sang ustadz)

"Hati-hati"

Diperjalanan menuju pasar azan asar pun berkumandang.

"Kita sholat saja dulu jil"ucap arsyil

"Iye dimasjid itumi saja"
(sambil menunjuk masjid"

Mereka pun menuju kemasjid tersebut, menunaikan sholat yang sudah seharusnya jadi kewajiban kita ummat islam, sesibuk apapun kita, yang namanya sholat tidak ada kata menunda-nunda.

Selesai sholat,
Arsyil pun keluar dari masjid dan mencari-cari ajil, yang katanya menunggu dimobil.
tiba-tiba ada seorang perempuan yang menabrak nya, membuatnya tersungkur ditanah.

"Astagfirullah, maaf aku tidak sengaja"ucap perempuan itu sambil menunduk malu.

"Iya tidak apa-apa, saya yang salah, saya tidak lihat kamu lari-lari disini, tapi kenapa harus lari? Jalankan bisa?"ucapku sambil memperbaiki posisiku

"Iya maaf, aku buru-buru"(tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh dari perutnya, saya yakin dia pasti sangat malu, aku pun sudah menahan tawaku dari tadi)

"Saya tau kamu lapar, ya sudah lain kali hati-hati"ucapku sambil menahan tawa dan akhirnnya pecah

(Dia pun mengangkat wajahnya,
dan tanpa sengaja bertemu dengan mataku 1, 2, 3 detik selanjutnya)

"Masya allah, fabiayyi alaa irabbikuma tukadziban?"saya tak tau harus bilang apa, perempuan itu sangat cantik, dan juga menggemaskan.

Dia pun langsung melarikan pandangannya termasuk dirinya dari hadapanku, saya pun melanjutkan langkah ku kemobil itu.

Sesampainya dimobil, saya tidak bisa menghentikan senyuman dibibirku, wajahnya pun masih terbayang diingatanku.

"Astagfirullah arsyil, dia bukan muhrim mu, jangan zina, jangan zina,ya allah ampuni hamba"(ucap ku dalam hati)

"Kenapa kau? Senyum-senyum begitu, kesambet apa ini anak e"ajil memperhatikan wajah arsyil dengan tatapan horor.

"Sudah, lupakan saja... ayo kita cari barangnya"ucap arsyil sambil duduk di jok mobil lalu menyalakan mesin mobilnya.


Sekali lagi,jangan lupa vote dan komentnya,toh itu membantu semangat penulis

(Maafkan typo nya teman-teman,dan maaf alurnya jika membosankan.)

Bernaungan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang