Enam {06}

166 15 9
                                    

"Mau ngomong apa?" Dahi Adit mengernyit bingung. Lalu keduanya memutuskan untuk duduk dibangku depan teras rumah Adit.

"Jujur gue sayang sama kakak lo Dit, dan sekarang Laras lagi marahan sama gue. Gue juga nggak tahu dia marah karena apa. Lo bisa bujuk Laras buat maafin gue kan? Please Dit" ucap Raka dengan tatapan sendu ke arah Adit.

Adit memandang keseriusan Raka. Melihat Raka yang memohon-mohon kepadanya, Adit merasa kasihan.

"Okeh gue bakal usahain kak" ucap Adit.

"Ouh ya jadi gue harus bantu gimana nih?" Sambungnya.

"Eumm gini aja, malam ini lo ada acara mau pergi kemana gitu?"

"Ada. Gue sama kak Laras mau pergi ke toko sepatu entar malem" ucap Adit.

"Okey gini aja ..," Raka mulai membisikkan sesuatu kepada Adit, Adit yang mendengar bisikan Raka pun hanya manggut-manggut.

"Gimana? Lo setuju?" Ucap Raka setelah membisikkan rencana yang dibuatnya kepada Adit.

"Oke, tapi ada hadiahnya nggak nih buat gue setelah bantu kak Raka?" Ucap Adit.

"Ck, dasar bocah, ada kok tenang aja" ucap Raka sambil mengusap rambut Adit.

"Haha bener nih? Padahal gue cuman bercanda lho"

"Iya asli, gue pulang dulu yah udah sore nih" Ucap Raka sambil melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya.

"Siap!"

Raka pun beranjak pergi dan menaiki motor sportnya dan mulai meninggalkan rumah keluarga Jaya.

__

Senja yang datang kini sudah menjadi malam yang sempurna serta indah berbalut bintang.

"Kak Laras cepet dong. Lama bener dandannya!" Ucap Adit tak sabaran, dia sedari tadi menunggu Laras hampir setengah jam.

Dilihatnya Laras yang turun dari tangga menuju kebawah dengan penampilan yang simple namun terlihat sempurna.

"Sabar elah" protes Laras.

Akhirnya mereka pun sampai di toko sepatu. Sesampainya di depan toko sepatu itu. Keduanya masuk beriringan bahkan membuat pasang mata yang melihatnya pun nampak iri.

"Ya ampun ganteng deh cowoknya"
"Itu adeknya kali, kalau itu adiknya gue langsung gebet njir"
"Ceweknya cantik banget"

Ocehan itulah yang sedari tadi Laras dengar. Mendengar itu semua membuat dirinya kesal sekali.

"Ngoceh mulu sih tuh orang, gue baygon baru diem lo!" sedari tadi Laras kesal hingga terus menerus mengucapkan sumpah serapahnya. Adit yang mendengarnya tertawa kecil, kalau kakaknya lagi marah Adit sangat suka karena itu lucu menurutnya.

Sudah hampir satu jam, sedari tadi hanya muter-muter saja. Ada sepatu yang bagus di coba nfgak pas cari lagi, benar-benar menyebalkan. Kalau Laras sekarang sudah dapat sepatunya, dan kalau Adit yang sedari tadi bingung memilih.

"Dit cepet ihhh lama banget sih!" Sebal Laras.

"Hehe iya iya, eh ini bagus deh kak" ucap Adit sembari menunjuk sepatu itu.

"Kamu gimana sih, itukan tadi yang kakak pilihin buat kamu. Tapi malah muter-muter mulu dari tadi. Huh!" Emosi Laras keluar, ia kesal dengan adiknya itu.

"Masa?" Goda Adit.

"Tau ah. Cepet sana bayar, dan ini sepatu kakak bayarin juga!" Laras menyerahkan sepatunya kepada Adit lalu beranjak pergi ke parkiran.

"Hm ternyata cewek kalau lagi pms sangar bener" pikir Adit, setelah itu langsung ke kasir untuk membayar sepatu itu.

Setelah belanja sepatu cukup lama, keduanya memutuskan untuk pulang saja. Tetapi Adit masih ingat arahan dari Raka. Dan dia berbelok arah untuk memilih jalan memutar supaya agak lama sampai di rumahnya.

"Lho? Kok lewat sini sih, lama Dit!" Protes Laras. Adit sengaja lewat memutar untuk melambatkan sampai di rumahnya, karena Raka sudah memberi pesan 'sampai di rumahnya jam 21:00' dan ini masih jam 08:40.

"Adem kak, sekalian jalan-jalan" ucap Adit, Laras mendengus kesal.

Sesampainya mereka di rumah.

"Kok sepi, terus kok lampu rumah padam yak?" Gumam Laras pelan yang masih didengar oleh Adit.

"Mati lampu kali"

Laras tak menggubris ucapan Adit. Laras mengedarkan pandangannya, dia menangkap sesuatu di taman samping rumahnya. Laras penasaran lalu dia mendekat. Dan 1...2...3...

Lampu di pepohonan cemara di tamannya menyala indah warna-warni, dibangku tersebut ada seseorang yang tengah memainkan sebuah gitar sambil menyanyi dengan suara indah. Orang tersebut pastilah, siapa lagi kalau bukan Raka.

Adit yang masih berada di halaman yang sedang melihat keduanya seperti jadi nyamuk saja. Dia kemudian memutuskan masuk kedalam rumahnya.

Laras sedari tadi hanya diam terkagum melihat keromantisan Raka. Lagu yang dibawakan Raka sudah selesai, lalu Raka mendekat kearah Laras. Laras menatap datar kearah Raka.

"Ras, gue minta maaf. Gue nfgak tahu salah gue dimana, tapi ya emang benar gue itu salah. Maafin gue yah." Ucap Raka tho the point, dia tak mau bertele-tele.

Laras melihat keseriusan Raka pun mengangguk pelan. Entah dorongan dari mana Laras langsung memeluk Raka. Dan Raka juga membalasnya. Raka bisa merasakan punggung Laras yang bergetar, Ya! Laras menangis dalam dekapan Raka.

"Gue juga minta maaf Ka, harusnya gue berterimakasih karena selama ini lo baik sama gue hiks hiks. Pas itu gue lagi kesel Ka karena semakin gue deket sama lo semakin banyak juga orang yang benci gue hiks hiks. Gue..." ucapan Laras terpotong. Raka melepas pelukannya dan menatap iris mata Laras yang sendu.

"Jadi pas itu Fira nge bully lo itu karena ...."

"Ya, karena gue selalu ada didekat lo"

"Lo nggak usah takut Ras, gue bakal selalu ada buat lo okey" ucap Raka sembari mengusap air mata Laras.

Kemudian Raka berjalan menuju ke bangku taman dan mengambil sesuatu. Dia kembali dihadapan Laras, entah apa yang dia lakukan dia pun mulai berjongkok.

"Ras kenapa gue ngomong gue bakal selalu ada untuk lo, karena gue sayang sama lo, entah kenapa gue itu selalu gugup saat bersama lo. Gue cinta Ras sama lo"

Laras yang mendengar penuturan dari Raka pun terkejut. Tapi Laras untuk tak berekspresi hanya muka datar yang ia tunjukan, akan tetapi hatinya menahan untuk tidak berteriak senang.

"Apa lo mau jadi pacar gue Ras?" Ucap Raka sembari menyerahkan dua bunga, yang satu bunga mawar putih dan satunya lagi bunga mawar merah.

"Kalau lo mau jadi pacar gue ambil bunga mawar merah ini. Dan kalau lo ambil bunga mawar yang putih ini artinya lo masih mau berpikir lagi"

Laras dilema kebingungan. Apakah dia harus memilih bunga mawar yang merah atau yang putih?

Laras cukup lama berpikir, kemudian dia mengambil bunga ...

•••

TBC
Part ini gak panjang ditambah ngegantung lagi, wkwkwkwk maaf
Silahkan vote sama comment guys
Gw bakalan update kalau udh 1000 readers wkwkwk
😂
Sabar yaw...
See u next part😉

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang