Happy reading😗
•••
Plak!!
Laras meringis saat pipinya terasa panas dan sakit akibat tamparan yang cukup keras.
"LO BERANI NGEBENTAK GUE HAH!" Ucap Fira setengah emosi karena saat ini emosinya tengah membara. Laras hanya bungkam dan menangis dalam diam.
"Jangan pura-pura sok nggak tau deh lo! Nih apa maksudnya hah!" Fira menunjukan foto di hpnya, di sana terdapat Laras dan Raka yang tengah saling pandang.
Laras mengerutkan keningnya, ia heran "itu kan hari sabtu saat gue bersama Raka di kelas, kok ada yang memfoto? Pasti ada yang mengambil foto gue dan Raka diam-diam" pikir Laras dalam hati.
"Dari mana lo dapet foto itu?" Tanya Laras penasaran sambil masih merintih kesakitan di pipinya.
"Lo gak usah sok BEGO ANJING! Gue tegasin ke lo, kalo sampe lo berani deketin Raka lagi, gue jamin lo nggak akan tenang selama sekolah disini!"
Senyum seringai Fira muncul, ia pun mengguyur Laras dengan air dan Laras tak melawan, bagaimana mau melawan? Tangannya saja dicekal oleh antek-anteknya Fira. Ia berharap ada yang menolongnya kali ini.
Suara derap langkah kaki terdengar cukup keras.
"APA-APAAN INI?! PERGI!" Ucap seseorang itu dengan emosi yang mengusir Fira dan teman-temannya. Yah sekarang Raka tengah emosi bagaimana tidak? Ia tadi sedang di toilet dan kebetulan toilet tersebut bersebelahan dengan toilet cewek.
"Ra..ka" ucap Fira terbata-bata.
"Pergi lo, kalau nggak pergi gue hajar lo dan kedua teman lo itu, cepet pergi!" Bentak Raka.
Fira yang melihat Raka benar-benar emosi pun nyalinya seketika menciut. Dan Fira and the gang itu pun keluar dari tempat tersebut dengan buru-buru.
Raka yang melihat Laras dalam kondisi itupun langsung memeluknya. Tapi Laras justru emosi karena Raka membuat hidupnya penuh masalah. Laras mendorong kasar dada bidang Raka agar menjauh darinya selepas itu ia pun pergi dengan berlari.
"Ras lo kenapa sih?" Laras yang niatnya tadi akan keluar tapi dicekal oleh Raka.
"Gue benci lo tau nggak!"
"Ras gue salah apa sama lo?" Laras tak menggubrisnya, ia terus berlari meninggalkan Raka yang sedari tadi memanggil-manggilnya.
"Arrrgghh" teriak frustasi Raka.
__
Laras sudah ganti baju dengan seragam ganti yang ada di lokernya.
"Permisi, maaf Bu saya telat masuk" Laras menunduk menghadap Bu Yeni yang kesal kepadanya. Dia bukannya takut kepada Bu Yeni, tapi Laras tak ingin jika Bu Yeni melihat matanya yang merah karena menangis.
"Kamu ini, dari mana aja kamu?!" Tegas Bu Yeni.
"Saya tadi habis ke toilet, maaf lama Bu"
"Ya sudah sana duduk dan kerjakan soal-soal mtk ini!" Laras mengangguk, dan duduk seperti biasa di samping Bianca.
Raka yang memandang Laras dari belakang pun sedih, karena terlihat jelas dimata Laras yang agak sembab dan merah, namun tak di ketahui oleh siapa pun.
"Ras lo kenapa?" Tanya Bianca, namun Laras hanya menggeleng pelan. Dia berusaha memendam rasa perihnya.
Bel sekolah SMA Nusa Bangsa berbunyi.
"Eh Ca, ada yang aneh nggak sih sama Laras?" Bianca mulai khawatir dengan Laras karena sejak tadi Laras hanya diam tanpa ekspresi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Girl
Fiksi RemajaJutek, dingin, dan memiliki tatapan tajam dan sangar ini adalah sifat yang paling menonjol dari Laras. Dia murid pindahan dari Bandung yang pindah sekolah ke Jakarta. Bagaimana jika seorang cowok yang cool, dan sedikit badboy ini mencintai dan menem...