#6#

530 34 11
                                    

*Enjoy!*

"Mo kemana Ra?" Suara Angel menghentikan langkah Ara.

"Mo keluar bentar."

"Nitip Chatime ya pas pulang." Vannesh menyahut, sedang bermain game di ponsel pintarnya.

"Humn." Ara pergi setelah bergumam kecil.



"Kak,"

"Lho Ra?" Arka yang sedang sibuk mondar mandir seketika mengernyit bingung serta kaget melihat Ara yang tiba tiba muncul.

"Ngobrol di ruangan kakak aja."

"Perusahaan?"

"Baik, berjalan lancar kek biasa."  Ara mengangguk paham, menikmati teh yang sebelumnya disiapkan oleh sekretaris Arka.

"Ra," gadis itu bergumam menjawab.

"Belum mau balik ngantor?" gadis itu diam sebentar.

"Belum deh kak, aku masih mau nikmatin sekolah dulu. Nanti aku kesini sekali kali kok, baru bener bener balik kerja."

Arka mengangguk. Bukannya ia keberatan dengan Ara yang menyerahkan semua tugasnya pada Arka sang kepercayaan untuk memimpin perusahaan ini sementara ia sekolah. Hanya saja, semuanya terasa lebih ringan jika Ara sendiri yang turun tangan. Tapi dia juga tidak bisa memaksa, tau betul dengan keinginan gadis itu untuk menikmati masa sekolah yang sebelumnya tidak ia nikmati.

"Ra,"

"Ya?"

"Besok Kenzo dateng."



"Milk tea brown sugar 3, Vanilla milk tea 2, Matcha Tea latte 2, semuanya pake pearl."

"Atas nama?"

"Adora."

"Baik, silahkan tunggu sebentar."

Ara menghela nafas pelan, mengecek isi ponselnya sebentar sembari menunggu pesanannnya.

Di otaknya teringat ucapan Arka sebelum ia pulang tadi.

"Besok Kenzo dateng."

Bukan masalah besar sebenarnya, hanya saja, untuk apa Pria itu datang? Huh, entahlah, Ara tidak begitu yakin.

"Atas nama Adora!" Ara seketika tersadar dari pemikirannya lalu bangkit.

Setelah selesai ia langsung pulang.



"Ra! Ayok sini sini! Hari ini episode terakhir Backstreet rookie!" Ara yang baru saja pulang langsung ditarik oleh Nadya untuk ikut berkumpul.

Mereka semua sudah menyiapkan banyak bantal, selimut, serta 2 drama yang akan mereka tonton. Yaitu masing masing dua episode terakhir Backstreet rookie dan It's Okay Not To Be Okay.

Ara meletakkan minuman yang ia bawa.
"Ini cuman minuman?" Menyadari hanya minuman yang ia bawa tersedia untuk mereka.

"Enggak, Shassa udah delivery McD kok bentar lagi sampe."

"Yaudah, aku ke kamar dulu ganti baju." Ara bangkit menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaian yang lebih santai dirumah.

Karena ini sudah pukul 8 malam. Mereka lupa bahwa besok mereka akan sekolah dan malah terjaga sampai lewat tengah malam.

"Anjir telat woy telatt!!!" seketika semuanya terbangun mendengar teriakan Aura.

"Wtf—"

"Kenapa kagak ada yang nyalain alarm sih anj—"

"Gatau tuh si Shassa!"

"Heh kadal! Gue udah pasang alarm ya!"

Mereka semua kocar kacir bersiap siap karena sudah hampir terlambat.

"Para Noona tersayangku, Nicko ganteng berangkat ya, babay~"

Nicko yang memang semalam tidak ikut ikutan, pagi ini hanya menggeleng melihat para Noonanya pagi ini yang tidur dalam keadaan ruang tengah yang berantakan luar biasa.

Ia sudah siap dengan seragamnya seprti biasa, membuatkan sarapan untuk para Noonanya agar tetap mengisi perut walau hanya dengan sepotong roti panggang diolesi selai.

Dan benar saja, disaat ia sedang memakai sepatu, teriakan Noona nya itu malah membuatnya tertawa dan pergi begitu saja.










"Bodo amat, pokoknya salah Shassa!"

"Heh dugong, jangan asal mgomong ya!"

Mereka berseru tertahan karena ada guru piket yang mengawasi mereka.

Yah, karena terlambat, mereka bertujuh dihukum mengumpuli batu batu kerikil yang mengganggu dilapangan dan sebagian juga dihukum mencabuti rumput dengan tangan mereka.

"Udah deh, diem. Sama sama salah, kenapa gak ada yang denger suara alarm."

Ujar Ara membuat yang lainnya jadi diam dan fokus menyelesaikan hukuman mereka.

"Hiyaaa~ Dihukum kan lo pada." tiba tiba saja Adellia dan Leena beserta teman teman(pengikut)nya datang.

"Haha, sok sokan sih mau ngelawan kita. Ujung ujungnya kena kan hukuman."

"Jelas jelas gak ada hubungannya sama kalian, sok sokan tau sih." balas Nadya gumaman.

Tapi ternyata mereka mendengar gumaman Nadya membuat mereka melotot kesal.

"Heh berani beraninya—"

"Ngapa emang hah kalo kita berani?" Reva tiba tiba berdiri menatap berani mereka.

"Lo bakal tau akibatnya kalo berani ngelawan kita kita!"

"Lo tau apa tentang masa depan? Mana tau lo dimasa depan bakal sujud didepan kaki gue?"

Ucapan Reva membuat Leena maju ingin menampar gadis itu.

Namun suara guru piket yang menghukum tujuh gadis itu kangsung menghentikan.

"Leena! Adellia! Dan kalian juga, kalian ngapain disini? Ini kan jam belajar, sana masuk ke kelas sekarang juga sebelum saya laporkan pada wali kelas kalian!"

Mereka menatap guru itu tak suka. Lalu terpaksa pergi dari sana.

"Dipikir takut sama guru rendahan? Cuih, kecil lo mah."

Sayup sayup terdengar perkataan seperti itu membuat guru itu kembali ingin marah tapi urung dan kembali menyuruh tujuh gadis itu melanjutkan hukuman.

Tbc!

Fake Nerd Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang